Thom Yorke Radiohead Buka suara! “Saya Tidak Akan Tampil di Israel Sekarang!”

Sukabumiupdate.com
Senin 27 Okt 2025, 16:41 WIB
Thom Yorke Radiohead Buka suara! “Saya Tidak Akan Tampil di Israel Sekarang!”

Thom Yorke kini menolak tampil di Israel. Setelah kontroversi 2017 dan kritik Roger Waters, ia mengaku punya pengalaman "mengganggu" di Tel Aviv (Credit Foto: @Radiohead/Facebook)

SUKABUMIUPDATE.com - Thom Yorke, baru-baru ini melontarkan pernyataan yang tidak hanya mengejutkan para penggemar, tetapi juga mengukuhkan posisinya dalam konflik global. Dalam sebuah wawancara mendalam bersama The Sunday Times (yang terbit pada 26 Oktober 2025) menjelang tur comeback Radiohead, Yorke mendeklarasikan sikap yang berbanding terbalik dari delapan tahun lalu: “I would absolutely not play in Israel now.”

Pernyataan tegas ini menandai perubahan signifikan bagi Yorke, seorang musisi yang pada tahun 2017 silam gigih mempertahankan keputusan Radiohead untuk tampil di Tel Aviv, meskipun menghadapi badai kritik dari aktivis dan musisi senior seperti Roger Waters. Keputusan barunya ini bukan sekadar tentang jadwal konser, melainkan sebuah rekonsiliasi pribadi dengan moralitas global.

Yorke menjelaskan bahwa perubahan radikal dalam pandangannya ini dipicu oleh sebuah insiden yang sangat "mengganggu" dan bersifat pribadi, yang terjadi tepat setelah konser Radiohead di Tel Aviv pada 2017. Ia menceritakan momen di hotelnya ketika tiba-tiba seseorang yang digambarkan sebagai individu yang "punya koneksi tinggi" datang menemuinya hanya untuk menyampaikan rasa terima kasih atas pertunjukan tersebut.

Baca Juga: Pro Kontra Pemberian Gelar Pahlawan Nasional ke Mantan Presiden Soeharto

Bagi Yorke, interaksi singkat itu terasa seperti panggung mereka telah "dibajak" dan diinstrumentalisasi untuk tujuan politik yang ia tentang. Perasaan tidak nyaman yang intens langsung menyeruak, dan yang ia rasakan saat itu hanyalah satu hal: "Get me the f** out."

Pengalaman emosional dan personal ini menjadi pemicu yang jauh lebih kuat daripada tekanan publik mana pun, memaksa Yorke untuk mengevaluasi kembali filosofi lamanya bahwa musik bisa terlepas dari politik.

Penolakan Tegas Terhadap Rezim Netanyahu dan Politik Modern

Penolakan Yorke untuk kembali menginjakkan kaki di Israel dipertegas dengan target politik yang sangat spesifik. Ia secara blak-blakan menyatakan bahwa ia tidak ingin berada "5.000 mil pun di dekat rezim Netanyahu."

Pernyataan ini menjauhkan pandangannya dari kritik umum terhadap Israel, dan secara langsung menempatkan dirinya sebagai penentang keras kebijakan yang dijalankan oleh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Dengan kata lain, sikapnya bukan ditujukan pada rakyat Israel atau musisi di sana, melainkan pada struktur kekuasaan politik yang ia anggap "di luar kendali." Penegasan ini memberikan substansi dan bobot politik pada keputusan boikot pribadinya.

Baca Juga: Bedah Total! Kenapa Aransemen Minimalis Aku Jeje Bikin "Lihat Kebunku" Menyentuh & Bikin Galau?

Meluruskan Perseteruan dengan Roger Waters

Keputusan Yorke pada tahun 2017 untuk menolak seruan boikot budaya yang dipimpin oleh Roger Waters (Pink Floyd) merupakan salah satu drama musik paling panas dekade itu. Saat itu, Yorke mempertahankan keputusannya dengan argumen idealis bahwa Radiohead selalu tampil di berbagai negara di bawah beragam pemerintahan, percaya bahwa musik melampaui batas, bukan membangunnya.

Namun, seiring waktu, kritik Waters dan aktivis BDS lainnya yang menyebut konser tersebut sebagai pemutihan (whitewashing) rezim, kini terasa lebih beralasan di telinga Yorke. Pengalaman "dibajak" di hotel itu seolah membuktikan kekhawatiran para kritikus, yang akhirnya mendorong Yorke pada kesimpulan yang sama dengan Waters, hanya saja, melalui jalur pengalaman pribadi yang pahit.

Comeback Radiohead 2025 di Tengah Perpecahan Sikap

Pernyataan ini muncul ketika Radiohead bersiap untuk tur comeback Eropa pertama mereka sejak 2018, dengan jadwal residensi yang padat di lima kota pada November dan Desember 2025. Kota-kota yang akan mereka singgahi adalah Madrid, Bologna, London, Kopenhagen, dan Berlin. Menariknya, Yorke menekankan bahwa keputusan untuk tidak tampil di Israel adalah pandangan pribadinya, bukan sikap resmi dari band.

Hal tersebut menggarisbawahi adanya potensi keretakan internal terutama mengingat gitaris Jonny Greenwood memiliki hubungan keluarga yang erat di Israel dan secara terbuka menyatakan ia "tidak malu" bekerja dengan musisi Arab dan Yahudi di sana, bahkan menyatakan perbedaan pendapatnya secara sopan dengan Yorke.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Tanyakan KTP WN Israel yang Viral, Bupati Cianjur Pastikan Palsu

Perbedaan sikap ini menambah dimensi kompleks pada narasi comeback Radiohead, menjadikannya sebuah band yang kembali manggung sambil membawa beban isu moral dan geopolitik yang belum terselesaikan.

Nampaknya, perubahan secara dramatis Thom Yorke mengubah pendiriannya terhadap Israel. Dalam wawancara eksklusif dengan The Sunday Times menjadi titik balik setelah delapan tahun Radiohead dikritik karena tetap menggelar konser di Tel Aviv pada 2017.

Meskipun Yorke menegaskan ini adalah pandangan pribadinya dan bukan sikap resmi band mengingat perbedaan pandangan dengan gitaris Jonny Greenwood pernyataan ini mengirimkan kejutan ke para pecinta Radiohead, menandai perubahan sikap yang kuat dari salah satu musisi paling berpengaruh di dunia terhadap isu kemanusiaan global.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini