Tuntunan Rasulullah SAW Menghadapi Hujan Deras dan Angin Kencang: Adab, Doa, dan Hikmahnya

Sukabumiupdate.com
Rabu 24 Des 2025, 18:00 WIB
Tuntunan Rasulullah SAW Menghadapi Hujan Deras dan Angin Kencang: Adab, Doa, dan Hikmahnya

Ilustrasi Tuntunan Rasulullah SAW Menghadapi Hujan Deras dan Angin Kencang: Adab, Doa, dan Hikmahnya (Sumber: Freepik/@freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Musim hujan yang melanda berbagai wilayah Indonesia kerap disertai hujan deras, angin kencang, bahkan fenomena ekstrim seperti hujan es. Kondisi alam semacam ini tidak hanya menuntut kewaspadaan secara fisik, tetapi juga mengajak umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Dalam berbagai riwayat, Rasulullah SAW memberikan contoh nyata bagaimana seorang mukmin menyikapi hujan lebat dan angin kencang, baik melalui perbuatan maupun doa-doa yang penuh makna.

Tuntunan Rasulullah SAW ini tidak hanya bersifat ritual, tetapi juga sarat hikmah tentang pengakuan akan kekuasaan Allah dan sikap rendah hati manusia dihadapan alam. Berikut adalah beberapa cara dan doa Rasulullah SAW saat menghadapi hujan deras dan angin kencang, sebagaimana diriwayatkan para ulama.

Baca Juga: Ini Jumlah Jukir Resmi di Kota Sukabumi, 2025: Rp1,7 Miliar Duit Parkir Setor ke Kas Daerah

1. Menyingkap Pakaian saat Awal Turunnya Hujan

Rasulullah SAW memiliki kebiasaan menyingkap sebagian pakaiannya ketika hujan mulai turun agar air hujan mengenai tubuh beliau. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Abu Dawud dari Anas bin Malik:

وروي مسلم في صحيحه، وأبو داود عن أنس قال: كان النبي صلي الله عليه وسلم إذا رأي المطر كشف ثوبه، وقال أبو داود: يحسر ثوبه عنه ثم اتفقا حتي أصابه، فقلنا: يا رسول الله، لم صنعت هذا؟ فال: لأنه حديث عهد بربه

Artinya: “Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud dari Anas, ia berkata: ‘Ketika Nabi SAW melihat hujan, beliau membuka bajunya hingga terkena hujan.’ Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan hal ini?’ Beliau menjawab, ‘Karena hujan adalah rahmat yang baru saja diciptakan oleh Allah.’”

Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa hujan adalah rahmat Allah yang baru diturunkan, sehingga disunnahkan mengambil berkah darinya dengan syarat tidak membuka aurat.

2. Doa Rasulullah SAW saat Melihat Awan Gelap

Ketika melihat awan gelap atau mendung tebal yang berpotensi membawa hujan lebat, Rasulullah SAW menunjukkan sikap khawatir dan penuh harap kepada Allah. Sayyidah Aisyah ra. meriwayatkan bahwa beliau bahkan meninggalkan aktivitasnya untuk berdoa:

وروت عائشة رضي الله عنها أن النبي صلي الله عليه وسلم كان إذا رأي ناشئا في أفق السماء ترك العمل, وإن كان في الصلاة ثم يقول: ((اللهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا)) فإن أمطرنا قال: (اللهُمَّ صَيِّبًا هَنِيْئًا)

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan awan ini.” Dan ketika hujan turun, beliau berdoa: “Ya Allah, turunkanlah hujan yang membawa manfaat dan kebaikan.”

Baca Juga: Wali Kota Sukabumi Bahas Penurunan Belanja Pegawai dengan MenPAN RB

Doa ini mengajarkan keseimbangan antara rasa takut akan bencana dan harapan akan rahmat Allah.

3. Adab Rasulullah SAW Ketika Terjadi Angin Kencang

Angin kencang sering kali dianggap menakutkan, namun Rasulullah SAW melarang umatnya mencela angin. Dalam hadits riwayat Abu Dawud dan lainnya, beliau bersabda:

عن أبي هريرة قال: سمعت النبي صلي الله عليه وسلم يقول: الريح من روح الله تعالي تأتي بالرحمة وتأتي بالعذاب, فإذا رأيتموها فلا تسبوها واسألوا الله خيرها واستعيذوا بالله من شرها

Artinya: “Angin adalah bagian dari kekuasaan Allah. Ia bisa membawa rahmat dan juga azab. Jika kalian melihatnya, jangan mencelanya, tetapi mintalah kebaikannya dan berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.”

Hadits ini menanamkan adab menjaga lisan serta kesadaran bahwa segala sesuatu berada dalam kehendak Allah.

4. Doa agar Awan Membawa Rahmat, Bukan Azab

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW membaca doa khusus ketika melihat awan mendung agar hujan yang turun membawa kebaikan:

وروي عن ابن المسيب أن رسول الله صلي الله عليه وسلم كان إذا رأي السحاب قال: (اللهُمَّ سَيْبَ رَحْمَةٍ وَلَا سَيْبَ عَذَابٍ)

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah awan ini sebagai awan rahmat, bukan awan azab.”

Doa ini mencerminkan ketundukan total Rasulullah SAW kepada Allah serta harapan agar setiap peristiwa alam membawa manfaat bagi kehidupan.

Melalui tuntunan-tuntunan tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa menghadapi hujan deras dan angin kencang bukan hanya soal kewaspadaan fisik, tetapi juga ketenangan batin dan kedekatan spiritual.

Baca Juga: Bojan Hodak Puji Performa Ramon Tanque di Lini Serang Persib

Dengan meneladani adab dan doa beliau, umat Islam diharapkan mampu menyikapi cuaca ekstrem dengan iman, tawakal, dan penuh harap akan rahmat Allah SWT.

Sumber: berbagai sumber

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini