Haus Validasi dan Perhatian: 10 Ciri-Ciri Orang dengan Kepribadian Narsistik

Sukabumiupdate.com
Kamis 23 Okt 2025, 11:00 WIB
Haus Validasi dan Perhatian: 10 Ciri-Ciri Orang dengan Kepribadian Narsistik

Ilustrasi - Haus Validasi dan Perhatian Ciri-Ciri Orang dengan Kepribadian Narsistik (Sumber : Freepik.com/@diana.grytsku)

SUKABUMIUPDATE.com - Dalam dunia yang serba cepat dan kompetitif, kebutuhan untuk diakui dan dihargai menjadi hal yang wajar. Namun, bagi sebagian orang, dorongan ini berubah menjadi kebutuhan berlebihan untuk terus-menerus mendapat validasi dan perhatian. Inilah yang disebut perilaku narsistik sikap yang berpusat pada diri sendiri dan cenderung mengabaikan perasaan serta kebutuhan orang lain.

Dikutip dari Psychology Today, narsisme tidak selalu berarti gangguan kepribadian yang ekstrem. Dalam kehidupan sosial modern, bentuk yang lebih ringan dikenal sebagai narsisme sosial atau narsistik sehari-hari, di mana seseorang berkomunikasi dan berperilaku seolah dunia berputar di sekitarnya. Berikut sepuluh ciri yang sering muncul pada orang dengan kecenderungan narsistik.

1. Selalu haus pujian.

Orang narsistik sangat bergantung pada pengakuan eksternal. Mereka merasa berharga hanya ketika mendapatkan pujian atau apresiasi dari orang lain.

Baca Juga: Floral, Fruity, atau Musky? Kenali Kepribadian di Balik Parfum Favorit

2. Suka menjadi pusat perhatian.

Dalam setiap situasi sosial, mereka ingin menjadi sorotan utama. Jika tidak diperhatikan, mereka bisa merasa tersisih atau tidak penting.

3. Kurang empati.

Ciri khas lainnya adalah ketidakmampuan memahami atau merasakan emosi orang lain. Mereka lebih fokus pada perasaan sendiri daripada keadaan sekitar.

4. Manipulatif dalam komunikasi.

Sebagaimana dijelaskan Thomas Henricks, Ph.D. dalam Psychology Today, individu narsistik sering menjadikan percakapan sebagai alat eksploitasi mengubah topik agar kembali membahas diri mereka sendiri.

5. Mudah tersinggung terhadap kritik.

Mereka memiliki harga diri yang rapuh. Sedikit kritik bisa dianggap serangan, dan responsnya biasanya defensif atau marah.

6. Pamer pencapaian secara berlebihan.

Baik di dunia nyata maupun di media sosial, mereka gemar menonjolkan prestasi atau kehidupan ideal demi mendapatkan kekaguman.

Baca Juga: Pop hingga Jazz: Genre Musik Bisa Mencerminkan Kepribadian Seseorang

7. Mengabaikan batas orang lain.

Dalam hubungan, orang narsistik sering mendominasi. Mereka sulit menerima tidak dan mengharapkan orang lain selalu menyesuaikan diri.

8. Butuh pengakuan terus-menerus di media sosial.

Di era digital memperkuat perilaku narsistik unggahan, like, dan komentar menjadi ukuran harga diri bagi sebagian orang.

9. Sulit menerima kesalahan.

Mereka jarang mau mengakui kesalahan dan cenderung menyalahkan orang lain ketika sesuatu berjalan tidak sesuai harapan.

10. Hubungan yang dangkal dan tidak seimbang.

Karena fokus utamanya adalah diri sendiri, hubungan dengan orang narsistik sering terasa melelahkan dan sepihak. Lawan bicara atau pasangan bisa merasa hanya sebagai penonton dalam hidup mereka.

Baca Juga: Bukan Cuma Olahraga, Ini 5 Rutinitas Pagi yang Buat Hidup Lebih Panjang

Meski sebagian dari ciri di atas bisa muncul secara wajar pada siapa pun, pola narsistik menjadi masalah ketika perilaku tersebut konsisten dan mengganggu hubungan sosial. Perilaku ini sering kali berakar pada kebutuhan mendalam untuk merasa penting dan dihargai, bukan karena kesombongan, melainkan karena ketakutan akan ketidakberartian.

Langkah awal untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan kesadaran diri menyadari kapan kita mulai mencari validasi secara berlebihan dan belajar menghargai diri tanpa perlu pengakuan konstan dari luar. Dengan begitu, hubungan sosial bisa menjadi lebih sehat, seimbang, dan tulus.

Baca Juga: 9 Fakta Menakjubkan Mengapa Otak Manusia Mengalahkan AI dalam Penggunaan Daya Listrik

Sumber: psychology today

Berita Terkait
Berita Terkini