Hari Santri Nasional 2025: Mendalami Makna Jihad fisabilillah

Sukabumiupdate.com
Rabu 22 Okt 2025, 13:51 WIB
Hari Santri Nasional 2025: Mendalami Makna Jihad fisabilillah

Semarak hari Santri Nasional 2025 memaknai Jihad FIsabililah sebagai bentuk perjuangan melawan kemunduran. ( Ilustrasi/pinterest)

SUKABUMIUPDATE.com - Pada tahun 2025 ini menjadi momen berharga bagi umat umat islam di Indonesia. Di era perkembangan semakin pesat, hari santri 2025 mengundang para generasi penerus bangsa untuk memahami dan menjalankan seruan K.H. Hasyim Asy’ari dengan ilmu dan akhlak untuk memberikan kontribusi untuk negara. 

Pada 22 Oktober 1945, ulama besar asal Jombang mengibarkan bendera perjuangan yang mengguncangkan Nusantara. Momen tersebut dikenal dengan tujuan Jihad, dan menjadi hal mendasar pada aspek keagamaan lahirnya semangat pada perjuangan santri. 

Tiga fakta menarik yang menunjukan perjuangan Jihad bukan hanya sekadar menuliskan catatan sejarah. Lebih dari itu, sebagai sarana untuk memperjuangkan hak relevan pada peringatan hari santri 2025. 

Baca Juga: Hari Santri Nasional, Al-Falah Salah Satu Ponpes Tertua di Sukabumi Pencetak Tokoh Ulama

Perjuangan Jihad: Untuk menyuarakan Iman dan Mempertahankan Negeri

Di tanggal 22 Oktober 1945, K.H. Hasyim Asy’ari membentuk forum untuk melakukan kesepakatan dengan para konsu Nahdlatul Ulama dari seluruh Jawa dan Madura. Di dalam pertemuan tersebut menegaskan hal terpenting yaitu untuk membela tanah air dari para penjajah untuk kewajiban beragama. 

Nasihat yang berkesan dari perkumpulan tersebut yaitu Pejuangan Jihad Fi Sabillah, yang memberikan pemahaman penting untuk melawan kekejaman para penjajah yaitu fardhu ain. Nasihat tersebut bukan hanya bentuk kesepakatan politik, lebih dari itu menjelaskan mengenai panggilan iman. Ia menjelaskan bahwa rasa kasih sayang pada tanah air merupakan bagian dari iman. Hal ini menjadi pegangan yang menjadi kuatnya pondasi hari santri.

Latar Belakang Pondasi Sejarah

Awalnya, beberapa tokoh menganggap perjuangan Jihad sebagai langkah yang berlebihan. Sebagian tokoh beranggapan bahwa perang sudah berakhir setelah Jepang tunduk. Tetapi, hanya tiga hari berselang setelah perjuangan itu disahkan, para pejuang mendarat di Jawa Timur bersama NICA dan menuntut rakyat untuk menyerah.

Baca Juga: IDC 2025, AMSI: Ada Ancaman AI Terhadap Eksistensi Media

Perjuangan Jihad memberikan bukti bahwa aspek spiritual dan keimanan yang akan mempersatukan kekuatan rakyat dalam menghadapi serangan. Hingga kini semangat hari santri 2025, menjadi alat untuk menjelaskan perjuangan spiritual dan kecintaan tanah air yang lahir dari keimanan, bukan hanya simbol semata. 

Tujuan Jihad Hari Santri Nasional 2025

Jika tanpa ada perjuangan jihad, pertempuran 10 November 1945 takan mungkin terjadi. Saat ini pemerintah Indonesia pada tahun 2015 menetapkan setiap tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, sebagai bentuk peran optimal santri dan para ulama untuk memperjuangkan kemerdekaan. 

Di tahun ini, Hari Santri menetapkan slogan Semangat Santri untuk Negeri, Santri untuk Ekonomi Halal, yang selaras dengan arah pembangunan ekonomi syariah yang terus berkembang di Indonesia. Di masa sekarang setiap santri harus bisa memperjuangkan haknya dan kecintaan pada negeri. Selain itu, semangat perjuangan jihad yang dilakukan oleh santri melawan penjajahan dan penindasan seperti kemalasan hingga ketidakadilan sosial. 

Baca Juga: Hari Santri Nasional: Konservasi dan Adaptasi Pesantren Tradisional dalam Menjamin Otentisitas Keilmuan

Perjuangan Jihad menjadi bukti pada cinta tanah air agar iman tak bisa dipisahkan. Hari Santri menjadi momentum untuk mengibarkan bendera guna membangun negara dengan nilai yang sejalan dengan pemikiran K.H. Hasyim Asy’ari , “Barang siapa mencintai tanah airnya, seseungguhnya Ia mencintai sebagian dari imannya.”

Sumber: dari berbagai sumber

Berita Terkait
Berita Terkini