SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah rumah tidak layak huni (Rutilahu) di Kampung Babakan Cisarua RT 04/RW 08, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, hingga kini belum tersentuh perbaikan meski sudah bertahun-tahun diajukan. Bangunan yang terdiri dari dua rumah berdempetan itu nampak sudah tidak layak.
Jatnika Saepul Rahman, kerabat pemilik rumah, mengatakan rumah tersebut dihuni oleh dua kepala keluarga, yakni Ujang Atma (58 tahun) dan Tata (55 tahun).Jatnika menyebut dua bangunan rutilahu itu sudah lama diajukan untuk mendapat bantuan namun tak kunjung terealisasi.
“Sudah lama diajukan. Beberapa kali ganti kepala desa tetap tidak pernah direalisasi. Dari dulu hanya sebatas difoto dan di survey, tapi tidak ada tindak lanjut sampai sekarang,” ungkapnya, Selasa (25/11/2025).
Baca Juga: Heboh Sweeping Disangka Begal di Cikidang Sukabumi, Polisi Tegaskan Warga Tak Berhak Mencegat
Menurutnya, rumah bagian kamar sudah tidak bisa ditempati karena rusak parah. Penghuni akhirnya tidur di ruang tengah karena khawatir terjadi sesuatu. Kondisi atap pun sangat mengkhawatirkan, genteng sering jatuh, bambu penopang rapuh, dan bagian suhunan hanya dipaku, sehingga ketika angin kencang menerpa, atap bisa terangkat. Saat hujan, air masuk ke dalam rumah sampai membuat kasur basah kuyup.
“Kalau ada angin kencang, atap suka terbang. Kalau hujan, air masuk semua. Kasur sampai lepek. Saya sendiri sedih melihat keadaannya,” kata dia.
Dua keluarga penghuni rumah disebut hidup dalam kondisi ekonomi sulit. Keduanya bekerja serabutan, hanya mendapat penghasilan jika ada orang yang membutuhkan tenaga untuk mencangkul atau pekerjaan harian lainnya. Salah seorang di antara mereka kini bercerai dan tinggal bersama anaknya, sementara satu istri lainnya bekerja sebagai asisten rumah tangga.
“Sekarang ada delapan jiwa yang tinggal di sana. Bantuan sementara pun belum pernah ada. Dari desa dan kecamatan sudah memfoto dan mendata, tapi sampai hari ini tidak ada tindak lanjut,” ucapnya.
Baca Juga: Berbuntut Panjang, Kades Jelaskan Duduk Perkara Sweeping Disangka Begal di Cikidang Sukabumi
Yang membuat Jatnika bingung, menurutnya ada rumah lain yang diajukan belakangan namun justru lebih dulu mendapatkan perbaikan. Sementara pengajuan keluarganya yang sudah lama tidak juga direalisasi.
“Itu yang bikin saya tidak habis pikir. Rumah kami sudah hampir roboh, tapi yang masih layak huni malah dapat duluan. Padahal pengajuan saudara saya sudah lama,” katanya.
Ia berharap pihak desa dan kecamatan memberikan perhatian serius karena kondisi rumah semakin membahayakan, terutama memasuki musim hujan. “Harapan saya, segera direalisasikan. Kalau bisa langsung ditindaklanjuti,” pungkasnya.




