SUKABUMIUPDATE.com - Kondisi memprihatinkan dialami oleh Suhendi (59 tahun) dan anaknya, Bayu (33 tahun), warga Kampung Sukamantri RT 2/8, Desa Cikembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Ayah dan anak itu tinggal berdua di sebuah rumah yang sudah lapuk dan tidak layak huni.
Kepala Dusun Sukamantri, Wawan Suwandu, menuturkan rumah yang mereka tempati bukan ambruk karena bencana, melainkan karena kondisi bangunan yang memang sudah rusak parah sejak 2021.
“Bukan karena bencana, memang rumahnya sudah lapuk. Sebagian sudah tidak ada pintunya, jendelanya pun tidak layak,” jelas Wawan kepada Sukabumiupdate.com, Senin (27/10/2025).
Baca Juga: Pasutri Asal Cilacap Luka Serius usai Kecelakaan Motor di Cibitung Sukabumi
Menurutnya, Suhendi dan Bayu sama-sama mengalami gangguan mental. Kondisi itu membuat mereka sulit berkomunikasi dengan warga sekitar.
“Bapaknya juga gangguan mental, anaknya sama. Tapi mereka punya keahlian bermain gitar, kadang warga suka melihat ngamen,” tuturnya.
Sementara itu, Suhendi telah berpisah dengan istrinya melalui proses perceraian. Sejak saat itu, ia tinggal berdua bersama anaknya, menjalani kehidupan sehari-hari tanpa kehadiran sang istri.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Tanyakan KTP WN Israel yang Viral, Bupati Cianjur Pastikan Palsu
Dari keterangan yang diperoleh, Bayu hidup dalam kondisi broken home. Ia juga pernah diperiksa di RSUD R. Syamsudin, SH. (Bunut) karena dugaan gangguan jiwa, namun riwayat pemeriksaannya tidak tercatat.
Sekretaris Kecamatan Cikembar, Lenni Nurliah, menuturkan, saat ini, Bayu belum masuk dalam data Desil dan belum terdaftar sebagai penerima bantuan sosial.
“Kami sedang berupaya bersama TKSK dan Puskesos agar bisa diajukan ke Dinsos. Tapi prosesnya memang memerlukan waktu. BPJS juga belum punya, jadi syarat untuk ke Sentra Phala Martha belum lengkap,” ujarnya.
Baca Juga: Geger WN Israel Disebut Punya KTP Cianjur, Kemendagri Ungkap Faktanya
Selain mengupayakan proses bantuan sosial, pihak kecamatan bersama warga mulai melakukan gerakan donasi untuk memperbaiki rumah Suhendi dan Bayu agar bisa kembali ditempati dengan layak.
“Kami sudah mulai bergerak sejak malam tadi bersama RT, RW, dan Kadus. Malam ini juga akan rembugan lagi. Alhamdulillah, sampai hari ini sudah terkumpul donasi sekitar Rp2,6 juta dari Pramuka,” kata Lenni.
Lenni berharap, selain bantuan fisik, perhatian terhadap kondisi psikologis dan sosial keluarga ini juga menjadi perhatian bersama. Ia menegaskan pentingnya gotong royong sebagai bentuk kepedulian warga terhadap sesama.





