SUKABUMIUPDATE.com – Seorang siswi kelas IV SDN 4 Citanglar, Desa Sirnasari, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, berinisial S (10 tahun), meninggal dunia pada Senin (6/10/2025) dini hari di RSUD Jampangkulon.
Kabar duka ini sontak menjadi perbincangan hangat di media sosial khususnya grup whatsapp setelah dikaitkan dengan dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan di sekolahnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi, menegaskan pihaknya telah menurunkan tim surveilans untuk menelusuri kebenaran informasi tersebut. Namun, ia menilai dugaan keracunan akibat MBG sangat kecil kemungkinannya.
“Informasi dari petugas kesehatan setempat, almarhumah sebelumnya sudah sakit. Seandainya ini kasus keracunan MBG, tidak mungkin hanya satu orang yang terdampak,” kata Agus kepada sukabumiupdate.com, Senin (6/10/2025).
Agus menambahkan, hingga saat ini tim Dinkes masih melakukan pemeriksaan di sekolah maupun lingkungan sekitar korban. Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan penyebab kematian sebenarnya.
“Tim surveilans sedang menelusuri kasus ini di lapangan. Hasil resminya masih menunggu pemeriksaan medis dari rumah sakit,” jelasnya.
Baca Juga: Viral Siswi SD di Sukabumi Meninggal Diduga Usai Santap MBG: Ini Kata Sekolah, SPPG dan RS
Keterangan dari pihak sekolah.
Sebelumnya, sukabumiupdate.com sudah mengkonfirmasi sejumlah pihak atas peristiwa tersebut. Wali kelas IV SDN 4 Citanglar, Emi Sukmawijaya, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa S tidak masuk sekolah pada Jumat (3/10/2025) karena izin sakit dari orang tuanya.
“Hari Jumat saya dapat kabar dari orang tuanya, izin karena S sakit. Sebelumnya dia tidak pernah mengeluh sakit. Selama ini anaknya aktif ikut kegiatan ekstrakurikuler seperti silat dan tenis meja,” ujar Emi kepada sukabumiupdate.com.
Emi juga menepis kabar yang beredar di media sosial bahwa korban keracunan makanan MBG. “Hari Jumat itu S tidak hadir di sekolah, jadi otomatis dia tidak makan menu MBG hari itu. Hari Kamis sebelumnya dia seperti biasa menyantap menu MBG, dan kondisi sehat. Jadi informasi soal keracunan itu atau tidaknya kami tidak paham, ” tegasnya.
Keterangan pihak SPPG dan Ruma Sakit
Kepala SPPG Sirnasari Surade, Muhamad Alan Zahrani, menuturkan bahwa pihaknya sudah mengonfirmasi langsung ke keluarga korban. Menurutnya, keluarga menjelaskan bahwa S memiliki riwayat asma dan sempat mengalami gangguan pencernaan sebelum meninggal dunia.
“Dari keterangan keluarga, korban sudah sakit sejak hari Senin, dan Jumat pagi dibawa berobat ke klinik milik Pak Asep di Kampung Bojongsempor. Hasil pemeriksaan menunjukkan korban belum buang air besar selama lima hari. Setelah diberi obat, korban mengalami reaksi alergi berupa ruam merah di tubuh,” jelas Alan.
Alan menambahkan, keluarga kembali membawa korban ke klinik untuk mendapatkan obat alergi. Namun, kondisi kesehatan korban terus menurun hingga akhirnya dibawa ke RSUD Jampang Kulon pada Minggu (5/10/2025) sore.
"Keluarga sudah membuat surat pernyataan, dan tidak punya pemikiran bahwa anaknya meninggal karena MBG," tutupnya.
Baca Juga: Seleksi Selesai, Pemkot Sukabumi Umumkan Tiga Nama Calon Direktur RSUD Bunut
Kepala Bidang Pelayanan RSUD Jampang Kulon, dr. Lusi Apriani, membenarkan adanya pasien asal Desa Sirnasari yang meninggal dunia pada Senin (6/10/2025) sekitar pukul 00.30 WIB.
“Pasien datang dengan keluhan sesak napas berat, penurunan kesadaran, dan kemungkinan punya riwayat asma. Jadi, penyebab kematiannya adalah gagal napas akibat asma berat, bukan karena keracunan makanan MBG,” tegas dr. Lusi.