SUKABUMIUPDATE.com - Nama Mang Kifly mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian pengguna media sosial di Sukabumi. Pria dengan nama asli Rendi Detinten ini lahir di Sukabumi pada 22 April 1992. Warga Desa Cidahu, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, itu kini dikenal sebagai konten kreator dengan gaya kritis terhadap isu-isu publik.
Julukan Kifly sendiri bermula sejak ia masih duduk di bangku SMP. Saat itu, ia kerap ikut turun ke jalan bahkan sempat bekerja sebagai tukang ojek. “Waktu itu lagi rame-ramenya si Kifly, saya paling kecil, suka ngojek. Sampai disebut si Kifly. Nyaman dipanggil gitu, lama-lama ditambahin jadi Zulkifly,” tuturnya kepada Sukabumiupdate.com, Selasa (23/9/2025).
Kifly mengakui perjalanan menjadi konten kreator bukan lahir dari pendidikan tinggi atau pengalaman formal. Sejak kelas 2 SMP, ia sudah hidup di jalanan, yang membuatnya paham kondisi masyarakat di lingkungannya. “Sekarang kan katanya sejahtera, tapi kenyataannya masih banyak anak muda susah kerja, pungli juga masih ada,” ucapnya.
Baca Juga: Tahan Ijazah hingga Penampilan Menarik Resmi Dilarang! Kemnaker: Tidak Boleh Diskriminasi
Tahun 2022, ia masih bekerja sebagai tukang ojek. Dari situ muncul keinginan mencoba peruntungan di dunia digital. Awalnya ia bermain di YouTube bersama beberapa teman dengan konten komedi. Namun, setelah setahun berjalan, penghasilan belum memadai, dan teman-temannya satu per satu berhenti.
Baru pada 2023, Kifly memberanikan diri tampil langsung di depan kamera melalui TikTok. Sebelumnya ia memang sudah terbiasa menuliskan status kritis di Facebook, meski hanya sebatas lingkup desa. Dari situlah, kontennya mulai mendapat perhatian. “Awalnya komedi, tapi lama-lama karena ada kejadian yang bikin kesal, saya bikin konten kritis. Ternyata rame, banyak yang support,” ujarnya.
Target audiens Kifly jelas para pembuat kebijakan. Ia ingin pejabat bisa melihat kondisi nyata di masyarakat, bukan hanya laporan yang disampaikan. “Sekarang ngomong sejahtera, pengangguran berkurang. Mana? Nggak ada. Turun ke bawah, lihat langsung. Jangan hanya mengandalkan laporan,” katanya.
Baca Juga: Pengeboran Panas Bumi Picu Gempa Merusak? BMKG Jawab Pertanyaan Warga Kabandungan Sukabumi
Meski begitu, Kifly menyadari kontennya menuai pro dan kontra. Baginya, itu hal yang wajar. “Nggak semua pro, pasti ada yang kontra. Tapi ngalir aja. Kalau baca berita menarik, baru saya bikin,” ucapnya santai.
Tantangan pun tidak sedikit. Ada teman yang menjauh di awal karena takut terseret isu. Namun menariknya, sejumlah politisi yang pernah ia kritik justru bersikap ramah saat bertemu langsung. “Malah ngajak foto, nggak marah,” ujarnya sambil tersenyum.
Kifly tidak menyebut ada sosok tertentu yang menjadi inspirasinya. Semua lahir dari keinginan pribadi. Soal rencana ke depan, ia mengaku tidak memiliki target muluk-muluk. “Sekarang ikutin aja dulu. Nggak tahu nanti ke depannya,” katanya.
Bagi sebagian orang, Kifly mungkin dikenal sebagai kritikus atau penghibur. Namun, baginya, ia masih tetap Mang Kifly yang sederhana. “Kadang saya juga nggak sadar dikenal banyak orang. Padahal mah saya tukang ojek,” pungkasnya.