SUKABUMIUPDATE.com – Kuasa hukum perempuan inisial RR (23 tahun) korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) asal Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Rangga Suria Danuningrat membeberkan awal mula keberangkatan RR hingga disekap di Negara China.
Kepada sukabumiupdate.com, Rangga menyebut keberangkatan RR bermula ketika RR masih bekerja di salah satu pabrik di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Saat itu, RR disebut berkenalan dengan seseorang asal Cianjur, Jawa Barat melalui media sosial Facebook yang menawari RR untuk bekerja di luar negeri dengan iming-imingi gaji Rp15-30 juta per bulan.
"Jadi keluarga itu tidak tau bahwa RR kenalan dengan orang di medsos (Facebook), sampai keberangkatan pun enggak tau, orang tua taunya hanya ngekost saja di Cikembar, dekat pabrik RR bekerja," ujar Rangga pada Kamis (11/9/2025).
Baca Juga: Banjir Rusak Sekolah dan Rumah di Cibolangkaler Sukabumi, BPBD: Limpasan Proyek Tol Bocimi
Menurutnya, sebelum berangkat ke China pada 22 Mei 2025, RR disebut sempat pulang ke rumah pada 26 April 2025. Dalam ketidaktahuannya, keluarga menyangka, RR pulang selayaknya dan kembali berangkat untuk bekerja. Sejak saat itu keluarga disebut hilang kontak dengan RR hingga saat ini.
“Satu bulan setelah berangkatnya RR keluarga kan anteng-anteng aja tuh, nah dari situ lah awal putus kontak dengan RR, tanggal 26 april sejak dia pulang kemudian berangkat lagi,” kata dia.
Pada Juni, keluarga mencari keberadaan RR ke kosan dan tempat kerjanya, namun mendapat jawaban bahwa RR sudah lama tidak masuk. Baru pada awal September, korban berhasil menghubungi pamannya menggunakan nomor Indonesia dari ponsel yang ia sembunyikan. Saat itu RR mengaku berada di China dan meminta pertolongan untuk pulang.
Baca Juga: Korban TPPO: Perempuan Cisaat Sukabumi Jadi Objek Seksual Setiap Hari hingga Ingin Akhiri Hidup
Dalam percakapannya, RR menceritakan bahwa dirinya sempat dibawa ke Cugenang dan dinikahkan dengan pria asal China melalui modus 'pengantin'. “Dalam percakapan tersebut RR menceritakan bahwa dia dibawa ke Cugenang dan dikawinkan dengan orang China lewat modusnya pengantin lah, menikah, si orang Cugenang itu bertindak seolah-olah dia sebagai wali, pasti ada dokumen yang dipalsukan kan,” kata Rangga.
Setelah itu, RR dibawa ke Bogor untuk membuat paspor. Di sana ia juga sempat disekap sebelum akhirnya dipindahkan ke Jakarta dan dipertemukan dengan seorang WNI keturunan Chinese yang diduga menjadi penghubung jaringan. “dari Bogor dia dibawa ke Jakarta dipertemukan dengan yang kami duga sebagai jaringan, dia Chinese tapi WNI, kami duga dia jaringan, dan kayanya sering juga dia, karena udah mulus jalannya, dan dia itu sebagai penghubung yang bisa bahasa china dengan orang china itu,” sambungnya.
Kuasa hukum menuturkan, jaringan ini setidaknya melibatkan empat orang, dua asal Cugenang, satu asal Bogor, dan satu WNI keturunan Chinese di Jakarta. Ia berharap aparat segera menindaklanjuti dan menangkap para pelaku agar kasus ini terungkap tuntas serta korban dapat segera dipulangkan.
Baca Juga: Matinya Puluhan Domba di Cikidang Sukabumi Masih Misteri, TNGHS: Bisa Macan atau Ajag
Diberitakan sebelumnya, Kuasa hukum RR, perempuan asal Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi yang menjadi korban dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di China, memastikan bahwa keberangkatan kliennya dilakukan secara unprosedural. Terungkap lokasi RR bukan di Kota Guangzhou sebagaimana dugaan awal, melainkan di Kota Xiamen.
“Kalau bisa kita potong kompas, jemput aja RR dari tempatnya kan udah ketahuan, bukan di Guangzhou tapi di Xiamen. Kemarin kita nyangkanya di Guangzhou, ternyata dari Guangzhou itu 624 km dari lokasi asli sekarang,” ungkap Rangga Suria Danuningrat, saat dikonfirmasi sukabumiupdate.com, Kamis (11/9/2025).
Menurutnya, upaya hukum dan advokasi hingga saat ini terus dilakukan. “Kita mau lapor ke BP2MI kita rencanakan Senin, tapi, besok juga sudah terkirim surat untuk DPRD dalam hal ini Komisi 1 dan 4. Kita minta dihadirkan Disnakertrans, bagaimana regulasinya kok bisa, orang-orang selain RR juga kok bisa berangkat, regulasinya seperti apa kok bisa ada celah,” tegasnya.