SUKABUMIUPDATE.com - Kasus matinya puluhan domba milik warga Desa Gunungmalang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi yang sebelumnya diduga akibat serangan hewan buas, masih menjadi misteri. Penanganan saat ini dilakukan oleh Pihak Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Hal itu dikatakan oleh Kepala Seksi (Kasi) KSDA Wilayah II BBKSDA Jawa Barat Wilayah I, Stephanus Hanny Rekyanto. Terkait hal itu, Pihaknya mengaku mendapatkan informasi tersebut sepekan yang lalu dari Kepala Seksi Wilayah setempat Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Sahyudin.
"Saya sudah dapat informasi itu sejak Sabtu, minggu lalu, langsung dari kepala seksi wilayah setempat Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Pak Sahyudin. Jadi lebih tepat beliau yang memberikan informasi, karena timnya sudah intensif menangani di lapangan,” kata Stephanus, Kamis (11/9/2025).
Baca Juga: Kasus Korupsi DLH Sukabumi Masuk Tahap Dua, 4 Tersangka Dilimpahkan ke Rutan Bandung
Penanganan saat ini dilakukan oleh pengelola TNGHS, mengingat lokasi kejadian berada di zona penyangga TNGHS dengan jarak tempuh kurang lebih 200 meter dari batas kawasan. Oleh sebab itu, penanganan dianggap akan lebih efektif dan efisien jika dilakukan oleh TNGHS dengan dukungan anggaran, sumber daya manusia serta sarana prasarana.
"Memang dulu pernah ada kejadian serupa, tapi sudah berkurang. Kenapa sekarang muncul lagi? Itu sedang ditangani dengan strategi dari TNGHS. Sudah ada pembahasan soal pemasangan kamera trap, termasuk peminjaman dari BKSDA Jawa Barat untuk memonitor apa sebenarnya satwa yang menyerang" kata dia.
"Kalau nanti lebih lanjut kami (KSDA) diminta turun, kami sudah siap. Jumlah korban, saya dengar cukup tinggi hanya dalam dua malam saja. Tapi sekali lagi, karena lokasinya berbatasan langsung dengan kawasan TNGHS, maka mereka yang lebih intens melakukan penanganan di lapangan," sambungnya.
Sementara itu, Kepala Seksi PTNW III Sukabumi di Balai TNGHS, Sahyudin, membenarkan pihaknya mengaku telah menurunkan tim ke lapangan, mengingat wilayah Kecamatan Cikidang memang termasuk ke dalam wilayah pemangkuan Resort Cimantaja TNGHS yang mencakup empat desa, salah satunya Desa Gunungmalang.
“Laporan pertama itu terjadi Rabu malam atau Kamis dini hari, ada kurang lebih 11 ekor. Lalu malam Sabtu ada lagi sekitar 9 ekor. Jadi kurang lebih 20 ekor. Sabtunya anggota kami turun ke lokasi bersama Bhabinkamtibmas, Babinsa, kepala desa, termasuk juga camat,” ungkap Sahyudin.
Baca Juga: Tambang Emas Ilegal di Cikakak Sukabumi Digerebek, 6 Orang Gurandil Diamankan
Kendati demikian, pihaknya mengaku hingga kini belum dapat memastikan kematian puluhan domba milik warga itu akibat serangan macan tutul, ajag (anjing hutan) atau anjing pemburu.
"Memang ada prediksi kemungkinan macan. Tapi ada juga kemungkinan ajag atau anjing. Bahkan sebelumnya ada laporan masyarakat yang melihat 4 ekor anjing, salah satunya mulutnya berlumuran darah. Dan memang ada ternak yang terluka di bagian telinga, tapi tidak sampai mati," Pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, upaya penyisiran terus dilakukan pasca serangan hewan buas yang menewaskan puluhan ternak domba milik warga Desa Gunungmalang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Hingga Minggu (7/9/2025), jumlah ternak yang mati bertambah menjadi 25 ekor.
Kepala Desa Gunungmalang, Ajang Rahmat, bersama sekitar 60 warga turun langsung ke lokasi untuk mencari jejak predator. Penyisiran difokuskan di area sekitar kejadian, dengan melibatkan pemburu babi, anggota BPD, LPM, serta tokoh masyarakat.
“Masih di hutan penyisiran bersama warga masyarakat yang ada di TKP. Kita bawa juga yang biasa memburu babi, ada anggota BPD, LPM, hampir semua terlibat di sini, sekitar 60 orang. Sekarang masih belum ketemu, ini saya masih di hutan disisir,” kata Ajang saat dihubungi, Minggu (7/9/2025).