SUKABUMIUPDATE.com - Pelajar SMAN 1 Cicurug Kabupaten Sukabumi menggelar aksi unjuk rasa usai upacara Senin, (25/8/2025). Mereka menuntut oknum guru pelaku bully kepada salah seorang siswi minta maaf secara terbuka di depan seluruh pelajar SMAN 1 Cicurug Kabupaten Sukabumi
Informasi ini disampaikan oleh salah seorang pelajar SMAN 1 Cicurug kepada sukabumiupdate.com. Foto dan rekaman aksi para pelajar ini juga diposting ke media sosial, salah satunya, story di akun instagram @smansapride_.
Demonstrasi ini dilakukan pelajar usai upacara Senin. Mereka membentangkan spanduk hitam bertuliskan “STOP KEKERASAN ATAS NAMA PENDIDIKAN.” Tak hanya satu, pelajar SMANSA Cicurug dalam aksi ini juga membentangkan spanduk bertuliskan “NO WOMAN DESERVE TO BE ABUSE”.
Baca Juga: 80 Tahun Merdeka! Menembus Gelap, Perjuangan Anak Sukabumi Seberangi Sungai Demi Sekolah
“Kami menuntut pelaku itu meminta maaf secara terbuka kepada seluruh pelajar SMANSA dan publik,” ucap salah seorang pelajar yang menginformasikan aksi ini kepada sukabumiupdate.com.
Namun hingga aksi tersebut bubar, pelaku tak muncul di hadapan para pelajar. Wakil kepala sekolah yang memberikan penjelasan kepada pelajar yang melangsungkan aksi.
“Katanya pelaku sudah di nonaktifkan. Kita sih sepakat dan menerima langkah sekolah dan dinas. Aksi itu intinya pelajar minta pelaku datang ke lapang untuk minta maaf secara terbuka. Tapi tidak dikabulkan.”
Baca Juga: Bring Me The Horizon Kibarkan Bendera Palestina Saat Tampil di Reading Festival
Informasinya pihak sekolah memanggil perwakilan pelajar, untuk bertemu langsung dengan pelaku di ruang wakil kepala sekolah. “Lagi mediasi.”
Korban Dibully Gegara Posting Foto Selfie
Kasus ini menjadi sorotan publik, setelah korban speak up di media sosial. Korban yang merupakan siswi kelas 12 dibully oleh pelaku, oknum guru gara-gara memposting foto selfie. Korban ditampar, dan dipaksa sujud dan meminta maaf atas hal tersebut.
Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah V Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat menanggapi aksi kekerasan oleh oknum guru ini di SMANSA Cicurug. Dinas mendorong kedua belah pihak melakukan musyawarah, yaitu keluarga korban dengan pihak sekolah, serta pelaku (oknum guru).
Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Naik Lagi 2026? Begini Jejak Kenaikan Tarif dari Awal hingga KRIS
“Izin pak terkait ini, informasi dari pimpinan sedang dimusyawarahkan pihak orang tua dan SMA tersebut. Sementara musyawarah ini belum selesai, masih menunggu hasilnya untuk tindak lanjut dari KCD akan seperti apa,” ujar salah satu Humas KCD Pendidikan Wilayah V Jabar kepada sukabumiupdate.com via pesan WhatsApp, Minggu (24/8/2025).
Bupati Sukabumi, Asep Japar pun merespon peristiwa ini dengan meminta dinas terkait perlindungan anak dan camat cicurug untuk memberikan pelayanan traumatik kepada korban. Pemda Kabupaten Sukabumi juga mendorong penyelesaian terbaik untuk perkara yang tengah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat.
Seperti diberitakan sebelumnya, warganet Sukabumi, khususnya di wilayah Cicurug, ramai memperbincangkan dugaan kekerasan seorang oknum guru SMA terhadap murid perempuan. Dugaan kasus ini mencuat setelah beredar kronologi kejadian versi korban, yang menyebut adanya tindakan penamparan, ancaman, hingga tekanan psikologis.
Baca Juga: Lisa Mariana Tantang Ridwan Kamil untuk Fair, Minta Tes DNA Ulang di Singapura
Tanpa menyebutkan waktu, dijelaskan bahwa aksi kekerasan terjadi akibat pelajar perempuan tersebut (korban) memposting fotonya bersama gurunya (pelaku) di media sosial. Sehari kemudian, ia bersama ketua kelas dipanggil pak guru (pelaku) ke ruang lab kimia. Pelaku menjelaskan bahwa postingan korban membuat istrinya marah.
Untuk menyelesaikan masalah (tuduhan istrinya), pelaku meminta korban mengikuti skenarionya. Yaitu membuat video pelaku marah atas apa yang dilakukan korban, tak hanya memarahi juga ada aksi menampar korban, dan pelaku meminta korban sujud sebagai bentuk maaf atas postingannya yang dianggap membuat gaduh.
Korban dan ketua kelas juga diancam untuk tidak menceritakan pembuatan video tersebut kepada siapapun. Korban juga disebut akan kena sanksi DO juga tidak mengikuti kemauan guru tersebut, termasuk rencana pembuatan video kedua, skenario korban dimarahi guru BP, atas postingannya.