SUKABUMIUPDATE.com – Pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Lapang Merdeka Kota Sukabumi mengaku resah akibat peredaran uang palsu yang menyasar pedagang kecil. Juli (52 tahun), yang akrab disapa Bah Kumis, menceritakan bahwa dirinya menjadi korban setelah menerima dua lembar uang palsu pecahan Rp100.000 dari pembeli tak dikenal.
Bah Kumis merupakan pedagang kopi dan minuman eceran lainnya yang biasa mangkal di area Lapang Merdeka. Ia mengetahui adanya uang palsu itu saat hendak menyetorkan hasil penjualan ke bank.
“Saya tahu ini waktu mau setor ke Bank, taunya ada uang palsu seratus ribuan dua, kalau kejadiannya nggak tahu kapan, tapi kalau uang ini hasil penjualan kemarin (Sabtu-Minggu),” ujarnya, Senin (21/7/2025).
Dari foto yang diperlihatkan Bah Kumis, tampak dua lembar uang pecahan Rp100.000 yang diduga palsu. Secara kasat mata, uang tersebut terlihat buram, tidak memiliki benang pengaman, cetakan kurang tajam, serta kertasnya tampak lebih mengilat dan tipis dibandingkan uang asli. Ia juga menunjukkan bahwa uang tersebut tampak sudah dilipat-lipat.
Baca Juga: Dua Remaja Terserempet KA Siliwangi di Sukabumi Masih Kritis dan Belum Sadarkan Diri
Menurut Bah Kumis, kejadian serupa kerap menimpa pedagang lainnya, terutama saat akhir pekan ketika Lapang Merdeka ramai pengunjung. Ia menduga pelaku memanfaatkan momen keramaian untuk menyelipkan uang palsu dalam transaksi kecil, seperti pembelian rokok atau air mineral.
“Kalau di hari Sabtu dan Minggu itu kan Lapang Merdeka ramai orang. Lapak juga suka banyak pembeli. Yang beli rokok, kopi, air mineral dan sebagainya. Kayaknya itu dimanfaatkan pelaku buat belanja pakai uang palsu terus nyari kembalian dari uang asli. Terus uang palsunya itu saya lihat seperti sudah dilipat-lipat supaya tidak ketahuan,” ungkapnya.
Akibat peredaran uang palsu tersebut, Bah Kumis mengaku telah mengalami kerugian hingga mencapai Rp800 ribu. Ia berharap pihak kepolisian segera menindaklanjuti dan menangkap pelakunya.
“Ya jelas rugi, orang kecil ketipu ya rugi, pokonya kalau ditotal itu hampir Rp800 ribu saya rugi. Tapi kejadiannya itu nggak setiap hari, seinget saya kadang-kadang satu bulan sekali, seminggu sekali gitu. Pokonya harus dikejar aja pelakunya biar di Lapang Merdeka nggak ada peredaran uang palsu,” pungkasnya.