SUKABUMIUPDATE.com – Ketua RW 06 Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, curhat langsung kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melalui sebuah video yang beredar luas di WhatsApp.
Dalam video berdurasi 43 detik itu, Ketua RW bernama Ferly Perdiansyah meminta bantuan untuk memperbaiki rumah seorang warganya yang kondisinya terancam runtuh dan tak kunjung mendapat bantuan perbaikan.
“Assalamualaikum, sampurasun bapak aing KDM, pribados ketua Rw di Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Pribados bade nyuhungkeun tulung ka bapak gubernur aya bumi warga anu bade runtuh, hujan saalit oge tos bocor,” ujar Ferly dikutip sukabumiupdate.com dari video tersebut, Sabtu (21/6/2025).
Ferly juga menyatakan kekhawatirannya terhadap lamanya proses bantuan jika harus menunggu program pemerintah. Ia merasa tidak tahu harus meminta tolong ke siapa lagi selain kepada Gubernur KDM, dan berharap agar bantuan bisa segera diberikan demi keselamatan warganya.
“Wayahna abdi nyuhunkeun tulung ka bapak, ngantosan program mah lami pak kaburu rugrug manten, da abdi menta tulung ka saha iwal ka bapak aing (KDM), pak Dedi abdi nyuhungkeun tulung pisan kanggo warga abdi,” tuturnya.
Baca Juga: KDM Akan Umumkan Pelaku Titip-Menitip Siswa di SPMB Jabar 2025
Saat dihubungi sukabumiupdate.com, Ferly mengatakan video itu sengaja dibuat agar mendapat respons cepat, bukan menunggu ambruk terlebih dahulu sebelum ada bantuan.
“Nah kenapa saya membuat video seperti itu, karena memang membutuhkan atensi secepatnya, masa harus nunggu ambruk dulu baru ada perbaikan,” kata Ferly.
Ferly menjelaskan bahwa rumah tersebut milik seorang janda dua anak bernama Ida Farida (46 tahun), yang sehari-hari bekerja sebagai penjual gorengan dan buruh cuci.
“Posisinya penghuni rumah ini janda anak dua, sehari-hari dia pedagang gorengan dan kuli cuci, kadang makan kadang nggak makan,” ungkap Ferly.
Ferly saat berkunjung ke rumah warganya yang nyaris ambruk. | Foto: Istimewa
Menurut Ferly, kondisi rumah warganya tersebut sangat memprihatinkan karena mayoritas material bangunan terbuat dari kayu dan bambu yang telah lapuk. Ia khawatir rumah itu bisa sewaktu-waktu roboh saat hujan dan angin kencang menerpa.
“Rumah ini mayoritas material bangunannya terbuat dari kayu dan bambu ya, jadi atapnya sudah pada lapuk, selain itu balok-balok penyangga di bawah juga sudah patah, jadi kalau kena hujan angin itu saya juga suka khawatir ambruk tiba-tiba,” tutur dia.
“Saya khawatirnya itu kan belakangan ini intensitas hujan sangat tinggi, itu juga sudah banyak yang bocor, tidur juga sekarang di tengah rumah enggak di kamar lagi. Itu rumah semi permaneh, panggung dari kayu bilik gitu, yang temboknya hanya dapur,” tambahnya.
Baca Juga: Bidan di Sukabumi Ciptakan Aplikasi Kalziting, Bantu Cegah Stunting Anak Lewat Teknologi
Ferly menyebut rumah tersebut sudah diajukan untuk mendapat bantuan perbaikan sejak setahun lalu, tetapi belum direalisasikan.
“Pengajuan itu satu tahun yang lalu sempat pengajuan, di ke Rw-an saya itu ada enam yang dapat tapi rumah ini nggak. Kalau alasannya itu dari pihak Desa, rumah ini sudah diajukan untuk masuk program TNI (TMMD) katanya kalau diajukan sama Desa takutnya dobel pengajuan,” katanya.
Namun, program TNI melalui TMMD menurutnya tak kunjung direalisasikan, dan bantuan dari desa pun tidak juga dicairkan.
“Namun akhirnya TMMD tidak kunjung ada, program dari desa juga nggak dapat. Kalau program desanya sudah ada yang turun, tapi rumah ini nggak (diperbaiki) karena sebelumnya masuk program TMMD,” ujar Ferly.
Meski demikian, ia menyampaikan bahwa Ida sangat berharap rumahnya segera diperbaiki karena kondisinya semakin mengkhawatirkan.
“Ya, harapan Ibu Ida selama ini pasti bilang ke saya, Ketua RW, harapannya memang ingin segera diperbaiki karena posisinya memang sudah mengkhawatirkan. Dan beliau pun ketika tidur tidak nyenyak, takut ambruk kalau hujan sedikit juga,” pungkasnya.