Implementasi PPDB Sistem Zonasi Jadi Tak Efektif Ketika Ada Campur Tangan Politik

Senin 17 Juli 2023, 16:36 WIB
Ilustrasi PPDB. (Sumber : Istimewa)

Ilustrasi PPDB. (Sumber : Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Sejak diberlakukannya sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis zonasi pada 2017 silam, hingga kini implementasinya masih dianggap tak efektif. Pasalnya kebijakan tersebut dianggap menimbulkan persoalan baru di tengah masyarakat.

Baru-baru ini, PPDB telah selesai dilaksanakan di wilayah Jawa Barat. Khusus di Sukabumi, berdasarkan pantauan langsung sukabumiupdate.com pada Senin (17/7/2023) terlihat para pelajar tengah memasuki hari pertama proses belajar mengajar di sekolah barunya.

Diketahui, dalam pelaksanaannya, PPDB di Sukabumi menuai banyak kecaman dari berbagai elemen masyarakat seperti Mahasiswa dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang melakukan aksi demontrasi di depan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan wilayah V Sukabumi di Jalan Raya Selabintana Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi, Jumat (14/7/2023) lalu.

Mereka menganggap, PPDB sistem zonasi itu rentan diwarnai kecurangan, dijadikan ajang saling titip calon siswa, pungli hingga praktek pindah KK yang dianggap sebagai upaya untuk mengakali sistem zonasi.

Baca Juga: Otak Atik PPDB? Ratusan Masa Kepung Kantor KCD Disdik Jabar Sukabumi

Menanggapinya, pengamat kebijakan publik dari Universitas Muhammadiyah (UMMI) Sukabumi Dian Purwanti mengatakan, carut marut kebijakan PPDB ini setiap tahunnya terus terjadi karena sejak awal dibuat pemerintah dalam hal ini kementerian pendidikan tidak berdasarkan tahapan yang benar.

"Kebijakan itu (PPDB) dibuat tidak melalui tahapan yang benar,dimana secara teori proses formulasi kebijakan seharusnya melalui tahapan identifikasi masalah, penyusunan agenda, perumusan kebijakan, pengesahan kebijakan, implementasi kebijakan dan evaluasi kebijakan," kata Dian kepada sukabumiupdate.com pada Senin (17/7/2023).

Dian yang juga merupakan pengurus dari Indonesian Association for Public Administration (IAPA) Jawa Barat itu mengatakan, perubahan “nama” atau “istilah” atau “nomenklatur” kebijakan PPDB dari sistem Rayonisasi dan kini menjadi Afirmasi atau Zonasi terbukti tidak bisa menjadi solusi yang tepat.

Menurut Dian, seharusnya pemerintah melakukan evaluasi terlebih dahulu pada kebijakan sebelumnya. Hal itu diperlukan agar kebijakan baru atau kebijakan pengganti dapat menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Dian menganggap, pada dasarnya sistem zonasi dibuat untuk menciptakan keadilan bagi siswa miskin, akan tetapi dalam proses implementasinya menjadi tidak efektif ketika campur tangan politik yang terlalu kuat di dalamnya.

"Berdasarkan hasil penelitian terkait Efektivitas Perubahan Kebijakan PPDB Tingkat SMP pada tahun 2019, faktanya banyak masyarakat yang memanfaatkan “oknum” wakil rakyat, pemangku kebijakan atau ormas untuk memperlancar proses pendaftaran calon peserta didik baru tanpa melalui jalur seleksi yang benar," kata dia.

Akibatnya, lanjut Dian, kebijakan PPDB sistem Zonasi menjadi Ambigu dan penuh konflik dalam implementasinya.

"Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang saya lakukan pada tahun 2019 serta hasil pengamatan kondisi di lapangan pada tahun 2023 ini, maka dapat diinterpretasikan bahwa Kebijakan PPDB di negara kita akhirnya hanya masuk ke dalam kategori “Kebijakan Simbolik” yang dicirikan dengan Implementasi kebijakan yang mempunyai ambiguitas tinggi dan konflik yang tinggi," tuturnya.

Menurut Dian, kebijakan PPDB ini membingungkan para pelaksana dan masyarakat karena pembuat kebijakan, pengawas kebijakan, para pemegang kekuasaan, juga kelompok penekan tidak menjalankan fungsi sebagaimana mestinya, bahkan cenderung menjadikan kebijakan ini sebagai “Bancakan”, sehingga mengakibatkan timbulnya konflik setiap kali kebijakan ini di implementasikan.

"Padahal penyelenggaraan Pendidikan adalah kegiatan yang lebih bersifat administrasi. Seharusnya menggunakan kebijakan administrative yang rendah ambiguitasnya juga rendah konflik," tandasnya.

AYO! main games di Sukabumi Update Games
Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat27 Juli 2024, 09:00 WIB

7 Cara Mengurangi Risiko Penyakit Jantung Mulai dari Sejak Usia Muda

Kesehatan jantung adalah harta yang tak ternilai. Dengan menjaga gaya hidup sehat, Anda dapat hidup lebih lama dan berkualitas.
Ilustrasi -  Kesehatan jantung adalah harta yang tak ternilai. Dengan menjaga gaya hidup sehat, Anda dapat hidup lebih lama dan berkualitas. (Sumber : pexels.com/Andrea Piacquadio)
Inspirasi27 Juli 2024, 08:00 WIB

Info Loker Teknik di Perusahaan Makanan, Posisi Operator Peralatan

Info Loker Teknik Posisi Operator Peralatan. Rekrutmen Pegawai Tetap untuk posisi Operator Peralatan ini dibuka hingga 18 Agustus 2024 mendatang.
Ilustrasi. Info Loker Teknik (Sumber : Freepik/@pvproductions)
Life27 Juli 2024, 07:00 WIB

10 Ciri Orang Tidak Punya Rasa Bersalah, Perhatikan Sikapnya!

Menghadapi seseorang yang tidak punya rasa bersalah bisa sangat menantang.
Ilustrasi. Ciri Orang Tidak Punya Rasa Bersalah, Perhatikan Sikapnya! (Sumber : Pexels/YanKrukau)
Science27 Juli 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 27 Juli 2024, Cek Dulu Yuk Langit di Akhir Pekan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah dan cerah berawan pada Sabtu 27 Juli 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah dan cerah berawan pada Sabtu 27 Juli 2024. (Sumber : Pixabay.com).
Inspirasi26 Juli 2024, 22:02 WIB

Jatim Media Summit Bagikan Tips Bikin Konten Video Disukai Penonton di Medsos

Sebelum memulai membuat konten video, alangkah baiknya untuk mengenal audiens atau penonton. Cari tahu apa yang mereka suka dan dibutuhkan.
Jatim Media Summit, Kamis (25/7/2024) | Foto : Ist
Sukabumi26 Juli 2024, 21:26 WIB

Ini Dugaan Penyebab Kebakaran Gudang Limbah Pabrik di Parungkuda Sukabumi

Warga ungkap asal muasal api yang menjadi penyebab kebakaran gudang limbah pabrik di Parungkuda Sukabumi.
Petugas Damkar berjibaku memadamkan kebakaran yang melanda gudang limbah pabrik kain di Parungkuda Sukabumi. | Foto: Istimewa
Jawa Barat26 Juli 2024, 21:11 WIB

16 Rumah Dilaporkan Rusak, Pj Gubernur Jabar Tinjau Lokasi Gempa di Kuningan

Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin meninjau sejumlah lokasi yang terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Kuningan, Jumat (26/7/2024).
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin saat meninjau lokasi terdampak gempa di Kuningan. (Sumber : Humas Jabar)
Sehat26 Juli 2024, 21:00 WIB

Oatmeal Hingga Minyak Kelapa, 7 Cara Mengatasi Kulit Kering yang Dapat Anda Lakukan

Cuaca dingin dan kering, sering mencuci tangan, atau paparan sinar matahari berlebihan dapat membuat kulit kering.
Ilustrasi - Dengan perawatan yang tepat, kulit kering dapat diatasi dan kembali sehat. (Sumber : Freepik.com).
Sukabumi26 Juli 2024, 20:56 WIB

Langganan Banjir, Warga Minta Pengerukan Sungai Cibening Purabaya Sukabumi

Warga berharap adanya penanganan Sungai Cibening Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi yang mengalami pendangkalan serta penyempitan
Forkopimcam dan relawan saat sedang membersihkan Sungai Cibening Purabaya Kabupaten Sukabumi | Foto : Ist
Life26 Juli 2024, 20:30 WIB

10 Ciri Orang Memiliki Dendam Namun Bersikap Pura-pura Baik Pada Kita

Senyuman orang yang memiliki dendam mungkin tampak dipaksakan atau tidak tulus. Ekspresi wajah sering kali tidak selaras dengan kata-kata mereka.
Ilustrasi. Ciri Orang Memiliki Dendam Namun Bersikap Pura-pura Baik Pada Kita (Sumber : Pexels/YanKrukau)