Verrell Bramasta Kritik Kebijakan Dedi Mulyadi soal Siswa Nakal Dikirim ke Barak Militer

Sukabumiupdate.com
Rabu 14 Mei 2025, 12:30 WIB
Verrell Bramasta Kritik Kebijakan Dedi Mulyadi soal Siswa Nakal Dikirim ke Militer (Sumber : Instagram/@bramastavrl)

Verrell Bramasta Kritik Kebijakan Dedi Mulyadi soal Siswa Nakal Dikirim ke Militer (Sumber : Instagram/@bramastavrl)

SUKABUMIUPDATE.com - Verrell Bramasta ikut memberikan kritikan mengenai kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal para siswa bermasalah yang dikirim ke barak militer agar lebih disiplin.

Anggota DPR RI Komisi X mengungkapkannya melalui unggahan di akun TikTok resmi Partai Amanat Nasional (PAN). Pada awalnya Verrell mengapresiasi para pemerintah daerah yang bisa menerapkan sikap disiplin pada murid-murid nakal.

Namun, Verrell Bramasta merasa kalau pendekatan disiplin menggunakan militer seperti kebijakan Dedi Mulyadi kurang tepat. Karena hal tersebut akan mengundang kontrak dari berbagai pihak, terutama orang tua.

"Banyak yang akhirnya bertanya apakah metode ini benar-benar efektif untuk men-tackle akar permasalahan?" kata Verrell Bramasta dikutip dari Suara.com.

Mengutip dari Suara.com, artis 29 tahun itu meyakini bahwa kenakalan remaja tidak hanya disebabkan oleh faktor disiplin yang lemah, tetapi juga dampak dari masalah lain seperti tekanan sosial maupun emosional.

"Kita perlu tahu hal ini lebih mendalam dalam banyak kasus perilaku menyimpang bagi para anak-anak muda atau remaja ini bukan hanya semata-mata karena soal disiplin yang lemah," imbuhnya.

Baca Juga: Main Mandi Bola Bareng, Hubungan Fuji dan Verrell Bramasta Semakin Dekat?

Verrell Bramasta menambahkan, "Tetapi bisa jadi juga ini adalah merupakan manifestasi dari dinamika keluarga, tekanan sosial, atau pun masalah emosional yang belum tertangani."

Pendekatan fisik seperti pendidikan di barak militer justru dinilai hanya akan melahirkan anak muda yang keras, bukan tangguh. Sebab, mereka tidak dididik secara psikologis dan spiritual.

"Bila kita hanya mengandalkan pendekatan fisik tanpa menyentuh dimensi psikologis dan spiritual, para remaja ini, saya rasa kita malah akan membentuk karakter anak-anak muda yang keras, bukan yang tangguh," ucapnya.

Selain itu, Verrell Bramasta menegaskan bahwa pendidikan militer tidak termasuk dalam undang-undang yang mengatur sistem pendidikan di Indonesia.

"Dari sisi kebijakan, penting untuk kita ingat bahwa undang-undang sistem pendidikan nasional atau lebih tepatnya UU No.20 tahun 2003, tidak ada dalam undang-undang tersebut yang mengatur atau mengharuskan siswa atau siswi untuk pindah ke barak militer sebagai bentuk edukasi," tuturnya.

Begitu pula dengan Undang-Undang Perlindungan Anak. Mereka yang melakukan penyimpangan harus ditangani oleh lembaga sosial, bukan instansi militer seperti TNI.

"Kalau kita berkaca kepada Undang-Undang Perlindungan Anak UU No.35 tahun 2014 menyatakan bahwa anak yang berhadapan dengan hukum atau pun anak-anak yang menunjukkan perilaku yang menyimpang termasuk dalam kategori anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus," kata Verrell Bramasta.

"Penanganannya seharusnya melibatkan stakeholders seperti lembaga sosial dan pendidikan konselor pihak orangtua atau pun berbagai stakeholders lainnya dan bukan melalui instansi militer," ujarnya menyambung.

Verrell Bramasta pun menyampaikan analogi bagaimana cara menghadapi anak-anak nakal sebelum menerjunkan mereka ke barak tanpa menganalisis akar permasalahannya lebih dulu.

"Layaknya seorang dokter, kita perlu lebih dahulu mendiagnosa akar permasalahan atau pun penyakit pasien sebelum mereka menentukan metode untuk mengobatinya. Jangan sampai niat yang baik tidak selaras karena dengan cara yang tidak tepat," imbuh Verrell, yang tengah digosipkan dekat dengan Fuji.

Baca Juga: Verrell Bramasta Bagikan Kabar Duka, Sang Nenek Meninggal Usai Sesak Napas

Kritik serta saran dari Verrell Bramasta pun mendapat beragam tanggapan dari publik. Beberapa setuju dengan kritik tersebut, tetapi ada pula yang menganggapnya hanya teori semata.

"Wah, kami sudah bosan dengan teori, teori, teori terus. Kami butuh aksi seperti KDM (Kang Dedi Mulyadi)," kata seorang warganet.

"Keren pak dewan ulasannya. Saya paham yang dimaksud pak dewan. Masalahnya sejauh ini tidak ada lembaga yang benar-benar mau menangani permasalahan anak nakal dengan tuntas," komentr warganet yang lain.

"Masya Allah pak dewan, sangat tegas dan lugas, saya sebagai orangtua sangat setuju dengan pak dewan. Harusnya si anak dianalisa dulu apa pokok permasalahannya dan penyebab dari kenakalan anak," ujar warganet lainnya.

Sumber: Suara.com

Berita Terkait
Berita Terkini