SUKABUMIUPDATE.com - Gatal pada kulit bisa muncul karena banyak faktor, mulai dari alergi, kondisi kulit tertentu, hingga pemicu dari makanan yang dikonsumsi. Meski sering dianggap sepele, makanan sebenarnya dapat mempengaruhi munculnya reaksi pada kulit, terutama pada orang yang sensitif atau memiliki riwayat alergi tertentu. Karena itu, penting untuk mengetahui makanan apa saja yang sebaiknya dihindari agar keluhan gatal tidak semakin mengganggu.
Sensasi gatal yang muncul terus-menerus dapat membuat tidur terganggu, kulit iritasi akibat sering digaruk, bahkan memicu peradangan jika dibiarkan terlalu lama. Dengan menghindari makanan pemicu, keluhan yang muncul bisa dikurangi dan proses pemulihan kulit menjadi lebih cepat.
Makanan yang Perlu Dihindari agar Kulit Tidak Gatal
1. Makanan Laut
Seafood atau makanan laut adalah salah satu penyebab gatal yang paling sering. Pada sebagian orang, protein yang terkandung dalam udang, cumi, kepiting, maupun kerang dapat dianggap sebagai zat berbahaya oleh tubuh sehingga memicu reaksi alergi.
Baca Juga: Jangan Takut! Ini Cara Menjaga Kehamilan Sehat bagi Ibu yang Memiliki Diabetes
Saat alergi muncul, tubuh akan melepaskan histamin yang membuat kulit terasa gatal, kemerahan, dan bentol. Jika Anda pernah mengalami reaksi setelah makan makanan laut, sebaiknya hindari dulu hingga keluhan benar-benar membaik.
2. Telur
Telur, terutama putih telur mengandung protein yang dapat memicu reaksi alergi pada orang tertentu. Gejala yang muncul bisa berupa gatal, ruam kemerahan, hingga bentol pada kulit. Produk makanan seperti roti, kue, mayones, es krim, atau puding juga sering mengandung telur. Bila Anda sensitif terhadap telur, pastikan selalu membaca label kemasan sebelum membeli makanan.
3. Susu dan Olahannya
Susu sapi, keju, yogurt, dan krim adalah beberapa produk susu yang bisa memicu gatal pada kulit, terutama pada orang yang alergi terhadap protein susu. Keluhan yang muncul biasanya berupa gatal, ruam, atau rasa panas pada kulit. Bila keluhan gatal sering muncul setelah mengkonsumsi produk susu, ada baiknya untuk membatasi atau menggantinya dengan pilihan produk berbahan nabati.
4. Kacang-kacangan
Alergi kacang merupakan salah satu alergi makanan yang cukup umum dan bisa menyebabkan reaksi berat. Selain menimbulkan gatal, alergi kacang juga bisa memicu bengkak, sesak, hingga reaksi serius lainnya.
5. Makanan Olahan
Makanan yang melalui proses pengolahan tinggi biasanya mengandung bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, perasa buatan, serta pemanis buatan. Bahan tambahan tersebut dapat memicu peradangan pada sebagian orang dan memperparah rasa gatal. Contoh makanan olahan yang sebaiknya dibatasi adalah makanan kaleng, mie instan, sosis, nugget, serta snack kemasan.
Baca Juga: Jangan Panik! ini 5 Cara Tepat Menolong Kucing yang Keracunan di Rumah
6. Buah Tertentu
Orang yang memiliki alergi lateks biasanya sensitif terhadap buah seperti kiwi, pisang, dan pepaya muda. Hal ini karena buah-buah tersebut mengandung senyawa yang mirip dengan lateks sehingga dapat memicu reaksi silang. Reaksi yang muncul bukan hanya gatal di kulit, tetapi juga bisa berupa gatal di mulut atau tenggorokan setelah mengkonsumsinya.
7. Makanan Pedas
Makanan pedas dapat meningkatkan produksi keringat. Saat tubuh berkeringat berlebih, risiko iritasi kulit atau biang keringat meningkat, dan hal ini bisa memicu gatal. Makanan seperti seblak, ceker pedas, mie pedas, atau ayam geprek sebaiknya dibatasi terlebih dahulu hingga kondisi kulit membaik.
8. Makanan dengan MSG Tinggi
Sebagian orang sensitif terhadap MSG (monosodium glutamat). Mengonsumsi makanan dengan MSG berlebihan, seperti keripik, mie instan, atau jajanan pedas, dapat memperparah keluhan gatal. Batasi konsumsi MSG tidak lebih dari 6 gram per hari agar reaksi gatal tidak semakin berat.
Sumber: Cleveland Clinic





