SUKABUMIUPDATE.com - Adenomiosis adalah kondisi ketika jaringan endometrium (lapisan dalam rahim) justru tumbuh ke dalam dinding otot rahim (miometrium). Meski bukan penyakit mematikan, adenomiosis bisa menimbulkan gejala yang mengganggu, seperti dinding rahim menebal, kram haid berat, hingga perdarahan menstruasi lebih lama dan lebih deras.
Perdarahan yang terjadi berulang dalam jangka panjang dapat memicu anemia kronis, rasa lelah, dan penurunan kualitas hidup. Kondisi ini umumnya lebih sering ditemukan pada wanita berusia 40–50 tahun atau yang pernah menjalani persalinan dan operasi rahim.
Faktor Penyebab Adenomiosis
Hingga kini, penyebab pasti adenomiosis belum sepenuhnya diketahui. Namun, beberapa faktor yang diduga berperan antara lain:
Baca Juga: Waspadai Bahaya Telat Makan: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
- Riwayat operasi rahim, seperti operasi caesar, kuretase, atau pengangkatan fibroid.
- Pengaruh hormon, terutama estrogen, pada wanita menjelang menopause.
- Kelainan bawaan sejak rahim terbentuk.
- Peradangan atau cedera pada rahim.
Gejala Adenomiosis
Adenomiosis dapat menimbulkan berbagai keluhan, misalnya:
- Perdarahan menstruasi lebih deras atau lebih lama (menorrhagia).
- Kram hebat atau nyeri panggul saat haid (dismenore).
- Rasa nyeri saat berhubungan intim.
- Pembesaran rahim yang menimbulkan nyeri pada perut bawah.
- Tekanan atau rasa tidak nyaman di kandung kemih dan rektum.
Gejala yang muncul dapat berbeda pada setiap wanita, dari ringan hingga berat.
Baca Juga: 5 Efek Buruk Kurang Tidur bagi Kesehatan Kulit Wajah yang Jarang Disadari
Cara Mendiagnosis Adenomiosis
Dokter biasanya memulai pemeriksaan dengan menekan perut bawah atau panggul untuk mendeteksi pembesaran rahim. Jika dicurigai adenomiosis, pemeriksaan penunjang mungkin dilakukan, antara lain:
- USG untuk melihat kondisi jaringan rahim.
- MRI untuk mendapatkan gambaran lebih detail.
- Biopsi endometrium bila diperlukan.
Diagnosis dini penting agar pengobatan bisa lebih tepat.
Pilihan Pengobatan Adenomyosis
Adenomiosis dapat membaik setelah menopause. Namun, bila gejalanya mengganggu, ada beberapa pilihan terapi yang bisa dilakukan, tergantung tingkat keparahan:
1. Obat pereda nyeri
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) bisa membantu mengurangi nyeri haid ringan.
2. Terapi hormon
Penggunaan IUD dengan hormon levonorgestrel, analog GnRH, atau penghambat aromatase dapat mengendalikan gejala.
3. Embolisasi arteri uterus
Prosedur medis untuk mengurangi aliran darah ke area yang terkena adenomiosis.
4. Ablasi endometrium
Tindakan untuk menghancurkan lapisan rahim agar gejala tidak semakin parah.
5. Histerektomi (pengangkatan rahim)
Merupakan pilihan terakhir bila gejala sangat berat dan tidak membaik dengan terapi lain.
Selain tindakan medis, gaya hidup sehat dan cara alami meredakan nyeri haid, seperti kompres hangat atau olahraga ringan, juga bisa membantu.
Adenomiosis dan Kesuburan
Beberapa penelitian menunjukkan adenomiosis sering muncul bersamaan dengan endometriosis. Jika endometriosis ditandai dengan jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, adenomiosis terjadi di dalam otot rahim. Keduanya sering dikaitkan dengan masalah kesuburan. Namun, hingga kini belum ada bukti kuat yang memastikan bahwa adenomiosis secara langsung menyebabkan infertilitas.
Bagi wanita yang sedang merencanakan kehamilan dan memiliki gejala adenomiosis, sebaiknya melakukan pemeriksaan kesuburan sejak dini. Konsultasi dengan dokter akan membantu menentukan apakah kondisi ini berpengaruh pada peluang hamil atau tidak.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami menstruasi dengan perdarahan berlebihan, kram haid parah yang tidak tertahankan, atau nyeri panggul yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan sejak awal akan memudahkan diagnosis dan menentukan metode pengobatan yang sesuai.
Baca Juga: Cantik Gak Harus Putih, Lakukan 6 Perawatan Ala Korea Ini Agar Kulit Sehat dan Bercahaya
Adenomiosis adalah gangguan pada rahim yang bisa menimbulkan nyeri haid berat, perdarahan berlebihan, hingga anemia kronis. Penyebab pastinya belum jelas, tetapi faktor hormon, riwayat operasi rahim, dan kelainan bawaan bisa berperan.
Gejala adenomiosis bisa ditangani dengan obat, terapi hormon, hingga tindakan medis invasif. Jika kondisinya parah, histerektomi bisa menjadi solusi. Pemeriksaan dini sangat penting agar penanganan lebih efektif dan kualitas hidup wanita tetap terjaga.
Sumber: webmd