SUKABUMIUPDATE.com - Vertigo sering digambarkan sebagai sensasi pusing berputar yang membuat penderitanya seperti kehilangan keseimbangan, bahkan sampai muntah. Kondisi ini bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, melainkan gejala dari gangguan lain dalam tubuh. Dengan kata lain, ada penyebab yang mendasarinya.
Vertigo paling sering berkaitan dengan masalah keseimbangan di telinga bagian dalam, tetapi juga bisa dipicu oleh gangguan otak atau sistem saraf pusat. Untuk memahaminya lebih jelas, berikut beberapa penyebab vertigo yang umum terjadi.
Penyebab Vertigo
1. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
BPPV merupakan penyebab vertigo paling sering. Gejalanya muncul ketika posisi kepala berubah, misalnya saat berbaring miring, bangun dari tidur, atau menoleh tiba-tiba. Serangan biasanya berlangsung singkat, hanya beberapa detik hingga menit, tapi bisa berulang.
BPPV disebabkan oleh kristal kalsium karbonat kecil di telinga bagian dalam yang berpindah ke saluran berisi cairan. Kondisi ini lebih banyak dialami orang berusia di atas 50 tahun, meski juga bisa terjadi pada usia muda. BPPV dapat sembuh sendiri, namun jika menetap biasanya dokter akan melakukan manuver tertentu untuk memperbaiki posisinya.
Baca Juga: Mengenal Probiotik: Rahasia Alami untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh
2. Labirinitis
Labirinitis adalah peradangan pada labirin, yaitu struktur halus di telinga dalam yang berfungsi mengatur pendengaran dan keseimbangan. Infeksi virus seperti flu sering menjadi penyebabnya, meskipun infeksi bakteri juga bisa memicu.
Ketika labirin meradang, sinyal yang dikirim ke otak menjadi tidak selaras dengan informasi dari mata. Akibatnya, penderita mengalami vertigo disertai mual, muntah, gangguan pendengaran, telinga berdenging, bahkan demam atau nyeri telinga.
3. Vestibular Neuronitis
Kondisi ini mirip labirinitis, hanya saja peradangannya terjadi pada saraf yang menghubungkan telinga ke otak. Gejalanya meliputi vertigo tiba-tiba, sempoyongan, mual, dan muntah, namun biasanya tidak ada gangguan pendengaran. Umumnya membaik dalam hitungan minggu.
4. Penyakit Ménière
Penyakit Ménière adalah gangguan langka pada telinga dalam yang bisa menyebabkan vertigo parah, gangguan pendengaran, telinga berdenging, serta rasa penuh di telinga. Serangan bisa berlangsung berjam-jam bahkan berhari-hari.
Baca Juga: Bisa Cegah Kanker: Ini 20 Manfaat Luar Biasa Bayam untuk Kesehatan Tubuh, Kulit dan Rambut
Penyebab pastinya belum diketahui, namun pola makan rendah garam dan obat-obatan tertentu dapat membantu mengontrol gejala. Kondisi ini lebih sering dialami pria dibanding wanita.
5. Migrain
Migrain bukan hanya sakit kepala sebelah yang berdenyut, tetapi juga bisa menimbulkan vertigo. Penderitanya biasanya juga mengalami mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya. Migrain dengan gejala vertigo sering muncul pada usia muda. Menghindari pemicu dan mengontrol migrain dapat membantu mengurangi serangan.
6. Cedera Kepala
Benturan di kepala juga bisa menyebabkan vertigo. Jika pusing berputar muncul setelah cedera, penderita sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter karena bisa terkait gangguan serius.
7. Penyebab Lain yang Lebih Jarang
Selain faktor di atas, ada beberapa kondisi lain yang dapat memicu vertigo, meskipun jarang terjadi:
- Obat-obatan tertentu yang menimbulkan efek samping pada sistem keseimbangan.
- Multiple sclerosis, penyakit yang mempengaruhi saraf pusat.
- Neuroma akustik, yaitu tumor jinak pada saraf pendengaran dan keseimbangan.
- Tumor otak kecil (cerebellum), bagian otak yang berperan mengatur koordinasi dan keseimbangan tubuh.
Vertigo adalah gejala, bukan penyakit tunggal. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari gangguan ringan seperti BPPV hingga kondisi serius seperti tumor otak. Karena itu, penting untuk mengenali pola gejalanya dan segera mencari pertolongan medis jika vertigo sering kambuh, berlangsung lama, atau disertai gejala lain seperti gangguan pendengaran dan kelemahan tubuh.
Baca Juga: 5 Cara Ampuh Mengatasi Telapak Tangan Kasar dan Kering Agar Selalu Lembut
Dengan diagnosis yang tepat, penanganan vertigo bisa lebih efektif, sehingga penderitanya dapat kembali beraktivitas dengan nyaman.
Sumber: medicinet