6,5 Persen Penduduk Indonesia Kekurangan Gizi

Kamis 10 Agustus 2023, 19:15 WIB
Ahmadie Thaha, Pengasuh Pondok Pesantren Tadabbur al-Qur'an Sukabumi | Foto : Ist

Ahmadie Thaha, Pengasuh Pondok Pesantren Tadabbur al-Qur'an Sukabumi | Foto : Ist

SUKABUMIUPDATE.com - Dalam sebuah artikelnya, Ketua Lembaga Budaya dan Literasi Media Baru Persatuan Umat Islam (PUI), Ahmadie Thaha merilis sejumlah data yang mencengangkan, menurutnya sebanyak 6,5 persen dari penduduk Indonesia kekurangan gizi.

Ia menyebut dari data Food and Agriculture Organization (FAO) periode 2019-2021, Indonesia menempati urutan pertama dari negara-negara di Asia Tenggara yang penduduknya kekurangan gizi.

Pengasuh Pondok Pesantren Tadabbur al-Qur'an Sukabumi itu mengatakan, merujuk data FAO yang dikutip Databoks menunjukkan, sebanyak 17,7 juta warga Indonesia dari 270 juta penduduknya hidup dalam kekurangan gizi. Di bawahnya, warga Thailand yang kekurangan gizi sebanyak 6,2 juta, Filipina 5,7 juta, Vietnam 5,6 juta, Myanmar 1,7 juta, dan Kamboja 1 juta.

Lantas, apa yang dimaksud kekurangan gizi? Apa kriterianya? Mengapa Indonesia yang begitu makmur, kaya raya dan tanahnya subur secara geografis, di mana tongkat dan batu konon bisa tumbuh jadi tanaman, tapi rakyatnya ternyata masih kekurangan gizi?

Baca Juga: Inilah Kandungan Gizi dan 5 Manfaat Kacang Merah untuk Kesehatan Ginjal

Berikut di bawah ini Ahmadie Thaha memaparkan konsep "kekurangan gizi" dan mengapa kondisi ini dapat terjadi di negara yang kaya seperti Indonesia, serta uraian singkat wawasan tentang solusi mengatasinya, seperti dikutip sukabumiupdate.com (10/8/2023).

Kekurangan Gizi: Apa itu dan Kriterianya

Kekurangan gizi, juga dikenal sebagai malnutrisi, terjadi ketika tubuh tidak menerima nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatan dan fungsi normalnya. Nutrisi yang penting untuk tubuh meliputi protein, vitamin, mineral, karbohidrat, dan lemak.

Kekurangan gizi dapat berdampak buruk pada pertumbuhan, perkembangan mental, daya tahan tubuh, dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Termasuk di dalamnya tubuh mengalami kelemahan, anemia, gangguan sistem kekebalan.

Pada anak-anak, kekurangan gizi dapat menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Dikelas sering ngantuk. Bahkan secara ekstrem kekurangan gizi bisa menyebabkan kematian.

Baca Juga: Potensi Infrastruktur Tol Bocimi, Ayep Zaki Ajak Masyarakat Sukabumi Lebih Produktif

Kriteria kekurangan gizi melibatkan beberapa faktor, seperti berat badan kurang dari yang seharusnya (gizi kurang), defisiensi nutrisi spesifik, seperti kekurangan vitamin atau mineral tertentu (gizi mikronutrien), dan kurangnya asupan kalori yang mencukupi (gizi energi).

Mengapa Kekurangan Gizi Terjadi di Indonesia?

Meskipun Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya dan pertumbuhan ekonomi yang konon pesat, faktor-faktor berikut dapat berkontribusi pada kekurangan gizi:

Ketidakmerataan Distribusi Kekayaan: Kekurangan gizi sering kali terkait dengan ketidakmerataan distribusi kekayaan dan akses terhadap makanan. Kekayaan yang disebut angkanya besar hanya dikuasai segelintir orang.

Meskipun negara mungkin memiliki produksi pertanian yang besar, akses ke makanan yang sehat dan bergizi mungkin tidak merata di seluruh lapisan masyarakat. Rakyat enggan menanam dan bertani karena selalu merugi.

Baca Juga: Gelar Reses di Surade Sukabumi, Muhammad Jaenudin Serap Aspirasi Petani dan Nelayan

Kurangnya Pengetahuan Gizi: Pendidikan tentang gizi dan pola makan yang sehat penting untuk mencegah kekurangan gizi. Di banyak wilayah, warga belum memperoleh pengetahuan tentang pentingnya variasi makanan dan keseimbangan nutrisi. Di sekolah-sekolah, guru tak pernah mengajarkan soal gizi dengan baik kepada murid mereka, juga tak pernah mempraktekkan asupan gizi yang standar dan benar bagi diri dan keluarga mereka.

Kondisi Sosial dan Ekonomi: Masih banyak keluarga tidak memiliki dukungan ekonomi memadai, sehingga membatasi akses mereka terhadap makanan bergizi. Kekurangan gizi dapat lebih umum terjadi di daerah pedesaan atau dalam kelompok ekonomi lemah. Orang kota mungkin memiliki cukup dukungan ekonomi, tapi menghamburkan uang untuk membeli makanan tidak bergizi.

Pola Makan yang Tidak Seimbang: Pola makan yang didominasi oleh makanan berkalori tinggi namun rendah nutrisi, serta kurangnya konsumsi buah, sayuran, dan makanan bergizi lainnya, dapat menyebabkan kekurangan gizi. Ini terjadi di masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Makanan kemasan dengan kalori tinggi namun rendah nutrisi dijual hingga pelosok desa.

Baca Juga: Reses di Desa Cisarua Hendar Darsono Bahas Aspirasi Petani dan Rutilahu

Solusi untuk Mengatasi Kekurangan Gizi

Dalam upaya memerangi kekurangan gizi, diperlukan pendekatan solutif komprehensif yang melibatkan pendidikan gizi, perbaikan distribusi makanan, akses terhadap layanan kesehatan, dan upaya ekonomi untuk mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan.

1. Pendidikan Gizi: Penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang. Kampanye edukasi dapat dilakukan melalui media massa, sekolah, pusat kesehatan, dan kelompok-kelompok masyarakat. Orang-orang perlu memahami nilai gizi berbagai jenis makanan dan cara mengolahnya agar tetap bergizi.

2. Program Bantuan Gizi: Pemerintah dapat mengimplementasikan program bantuan gizi khusus untuk kelompok yang paling rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia. Program ini dapat memberikan suplemen makanan atau sumber daya untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan nutrisi harian.

3. Pemberdayaan Ekonomi: Meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama di daerah yang terdampak, adalah langkah penting. Program yang mendukung pelatihan kerja, kewirausahaan, serta akses ke pasar dan sumber daya ekonomi akan membantu keluarga untuk memperbaiki kondisi gizi mereka.

Baca Juga: Meriahkan HUT ke 78 RI, Ini Rangkaian Acara Pesta Rakyat Pakidulan Sagaranten

4. Peningkatan Produksi Pertanian: Mendukung petani lokal dan pengembangan pertanian adalah langkah vital. Ini dapat mencakup pelatihan teknik pertanian yang lebih baik, akses ke bahan baku, dan bantuan untuk meningkatkan produktivitas.

5. Akses ke Layanan Kesehatan: Fasilitas kesehatan yang terjangkau dan berkualitas harus tersedia di seluruh wilayah. Ini termasuk layanan perawatan kesehatan, imunisasi, dan perawatan ibu dan anak.

6. Pengendalian Harga Pangan: Pemerintah dapat menerapkan kebijakan untuk mengendalikan harga pangan, terutama bahan makanan pokok, sehingga masyarakat dapat mengakses makanan bergizi tanpa harus membayar mahal.

7. Pengawasan dan Evaluasi: Program-program ini harus terus diawasi dan dievaluasi secara berkala. Data mengenai kekurangan gizi harus terus dikumpulkan dan dianalisis untuk memastikan bahwa program-program tersebut berdampak positif.

Baca Juga: Capres Ekuador Villavicencio Tewas Ditembak Saat Kampanye di Ibu Kota Quito

8. Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program-program gizi sangat penting. Keterlibatan ini akan memastikan bahwa solusi yang diadopsi sesuai dengan kebutuhan dan budaya setempat.

Dengan menggabungkan upaya dari berbagai pihak; pemerintah, masyarakat, lembaga swasta, dan organisasi internasional, kata Ahmadie, kita dapat mengatasi masalah kekurangan gizi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di negara seperti Indonesia yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan sumber daya alam.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi02 Mei 2024, 19:18 WIB

Hardiknas 2024, Bupati Bicara Pendidikan Karakter dan Kewajiban Ikuti Pramuka di Sukabumi

Pembina upacara Hardiknas 2024, Bupati Sukabumi Marwan Hamami soroti soal pentingnya pendidikan karakter dan kewajiban mengikuti gerakan pramuka.
Bupati Sukabumi saat menjadi pembina upacara dalam peringatan Hardiknas tahun 2024. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Life02 Mei 2024, 19:00 WIB

10 Kebiasaan Sederhana yang Bisa Membuat Diri Sendiri Bahagia Meski Banyak Masalah

Jangan Ragu untuk Melakukan Kebiasaan Sederhana Ini Agar Diri Sendiri Bahagia Meski Banyak Masalah Hidup.
Ilustrasi. Kebahagiaan. Kebiasaan Sederhana yang Bisa Membuat Diri Sendiri Bahagia. (Sumber : Pexels/BrettSayles)
Life02 Mei 2024, 18:38 WIB

Ketahui 6 Tanda Orang Tua yang Gagal dalam Mendidik Anak, Ini Buktinya

Tidak semua orang tua berhasil dalam mendidik anak. Sebagian di antara mereka justru gagal mendidik anak oleh sebab kesalahan pola asuhnya
Orang tua yang gagal dalam mendidik anak | Foto : Pexels/ Kampus Production
Life02 Mei 2024, 18:30 WIB

10 Cara Membahagiakan Diri Sendiri Tanpa Harus Bergantung Pada Orang Lain

Membahagiakan diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain adalah sebuah konsep yang penting dalam pengembangan kesejahteraan dan kebahagiaan pribadi.
Ilustrasi -  Membahagiakan diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain adalah sebuah konsep yang penting dalam pengembangan kesejahteraan dan kebahagiaan pribadi. (Sumber : pexels.com/@Matheus Bertelli).
Sukabumi02 Mei 2024, 18:23 WIB

Status UHC Non-Cut Off Dicabut, Dinkes Sukabumi Jelaskan Layanan Kesehatan Warga Miskin

BPJS Kesehatan cabut status UHC Non-Cut Off Kabupaten Sukabumi, ini kata Dinkes soal layanan kesehatan warga miskin.
Sekretaris Dinkes Kabupaten Sukabumi Andi Rahman saat menjelaskan soal pencabutan status UHC Non-Cut Off oleh BPJS Kesehatan. (Sumber : Istimewa)
Life02 Mei 2024, 18:00 WIB

Doa Meminta Rezeki dari Segala Penjuru: Halal, Berkah dan Berlimpah

Berdoa meminta rezeki dapat memberikan harapan dan optimisme bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik bagi mereka, meskipun dalam situasi yang sulit.
Ilustrasi. Berdoa.  Berdoa meminta rezeki dapat memberikan harapan dan optimisme bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik bagi mereka, meskipun dalam situasi yang sulit. Sumber Foto : Pexels/Alena Darmel
Jawa Barat02 Mei 2024, 17:52 WIB

Sukseskan WHO24, LP3H EWI Bogor Gelar Temu Rembug dan Sosialisasi Wakaf Uang

Untuk sukseskan program Wajib Halal Oktober 2024 (WHO24), formatur pengurus Lembaga Pendamping Proses Produk Halal Edukasi Wakaf Indonesia (LP3H EWI) Kabupaten Bogor menginisiasi temu rembug dengan pengurus LP3H EWI Jabar
LP3H EWI Bogor Gelar Temu Rembug dan Sosialisasi Wakaf Uang | Foto : Ist
Sukabumi02 Mei 2024, 17:28 WIB

Setuju Duel Terkapar 1, Polisi Tetapkan 2 Tersangka Tawuran Pelajar di Palabuhanratu Sukabumi

Polisi ungkap kronologi aksi tawuran yang viral di media sosial antara dua kelompok pelajar sekolah menengah atas (SMA) di Jalan Patuguran, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi yang menelan korban luka parah.
Tangkapan layar video tawuran antar pelajar di Palabuhanratu Sukabumi | Foto : Ist
Musik02 Mei 2024, 17:00 WIB

Lirik Lagu Cinta Luka Sempurna Iqbaale Ramadhan Eks Personil CJR

Inilah Lirik Lagu Cinta Luka Sempurna Iqbaale Ramadhan Ex Personil Coboy Junior (CJR) yang Viral di Medsos.
Lirik Lagu Cinta Luka Sempurna Iqbaale Ramadhan. Foto: YouTube/IqbaalRamadhan
Keuangan02 Mei 2024, 16:30 WIB

Hindari 5 Gaya Hidup Boros yang Membuat Hidup Miskin dan Sulit Kaya

Yuk Hindari Sekarang! Inilah Sederet Gaya Hidup Boros yang Membuat Hidup Miskin dan Sulit Kaya
Ilustrasi. Belanja berlebihan. | Gaya Hidup Boros yang Membuat Hidup Miskin dan Sulit Kaya. (Sumber : pexels.com/AndreaPiacquadio)