Asal-Usul Bluetooth: Gigi Raja Viking Berjanggut Panjang Menjadi Nama Teknologi Nirkabel Paling Ikonik

Sukabumiupdate.com
Sabtu 01 Nov 2025, 19:31 WIB
Asal-Usul Bluetooth: Gigi Raja Viking Berjanggut Panjang Menjadi Nama Teknologi Nirkabel Paling Ikonik

Sejarah Skandinavia dan Runologi: Interpretasi julukan Raja Harald "Blåtand" dan pembedahan logo Bluetooth (gabungan rune ᚼ dan ᛒ) didasarkan pada studi sejarah Raja Harald Gormsson. (Ilusttrasi: Canva)

SUKABUMIUPDATE.com - Pernahkah Anda bertanya-tanya, di tengah proses pairing yang mulus saat headphone nirkabel Anda terhubung ke ponsel, "Kenapa namanya Bluetooth?" Kata yang secara harfiah berarti "gigi biru" ini terdengar sangat aneh untuk sebuah teknologi canggih, jauh dari kesan futuristik seperti Wi-Fi atau 4G. Namun, pertanyaan sederhana ini adalah kunci menuju kisah yang jauh lebih tua, lebih epik, dan jauh lebih menarik daripada yang Anda bayangkan sebuah kisah yang membawa kita mundur seribu tahun ke Skandinavia, ke masa-masa Viking berlayar, di mana seorang raja bernama Harald memegang peran sebagai tokoh utama yang menyatukan dunia.

Pada pertengahan tahun 1990-an, meja kerja para insinyur teknologi dipenuhi oleh masalah yang sama: kabel. Setiap perangkat dari telepon seluler, headset, hingga laptop membutuhkan kabel yang berbeda, port yang berbeda, dan standar yang rumit untuk bisa terhubung. Para raksasa industri seperti Ericsson, Intel, dan Nokia pun berkolaborasi untuk menciptakan satu solusi komunikasi nirkabel jarak pendek yang universal. Mereka tidak hanya mencari teknologi yang efisien, tetapi juga sebuah identitas yang kuat, sebuah simbol yang bisa mewakili ambisi besar ini: menyatukan komunikasi antar perangkat.

Baca Juga: Tinjauan Sosiologis Program MBG: Multiplier Effect, Ketahanan Pangan dan Tantangannya

Proyek ini memerlukan nama kode sementara, dan di sinilah kisah teknologi modern berpapasan dengan legenda sejarah kuno.Nama "Bluetooth" diusulkan oleh Jim Kardach dari Intel, yang saat itu sedang membaca novel sejarah tentang Viking. Jim terinspirasi oleh sosok pemimpin kharismatik Skandinavia abad ke-10, Raja Harald "Blåtand" Gormsson.

Raja Harald, yang dijuluki "Gigi Biru" karena giginya yang mati dan berwarna gelap, adalah seorang tokoh pemersatu. Ia berhasil melakukan hal yang hampir mustahil pada zamannya: menyatukan suku-suku Denmark yang bertikai dan kemudian mendominasi Norwegia di bawah satu panji.

Bagi para insinyur, ini adalah metafora yang sempurna. Jika Raja Harald bisa menyatukan kerajaan yang terpecah belah dengan kekuasaan dan diplomasi, teknologi nirkabel ini diharapkan bisa menyatukan berbagai merek dan jenis perangkat elektronik yang tadinya tidak bisa berkomunikasi satu sama lain.

BluetoothApakah Anda tahu bahwa setiap kali Anda menghubungkan headphone ke ponsel Anda, atau mentransfer data tanpa kabel, Anda sedang menghidupkan warisan seorang raja Viking dari abad ke-10?

Kardach dan timnya bermaksud menggunakan "Bluetooth" hanya sebagai nama kode sementara, sembari mencari nama komersial yang lebih bombastis, seperti RadioWire atau PAN (Personal Area Networking). Namun, waktu peluncuran terus mendesak. Merek dagang PAN ternyata sudah banyak digunakan, dan proses trademark untuk RadioWire tidak selesai tepat waktu.

Baca Juga: Exit Tol Bocimi Cibolangkaler, Gerbang Menuju Surga Wisata di Sukabumi Utara dan Kota

Dalam momen krusial tersebut, nama kode "Bluetooth" yang kuat secara naratif, filosofis, dan historis, akhirnya dipilih untuk diluncurkan. Keputusan yang awalnya darurat ini ternyata menjadi salah satu identitas merek paling ikonik di dunia teknologi, karena kisahnya jauh lebih berkesan daripada sekadar akronim teknis.

Filosofi penyatuan Raja Harald bahkan diabadikan dalam logo ikonik teknologi ini. Jika Anda perhatikan dengan saksama, logo Bluetooth (sering disalahartikan sebagai gabungan B dan X) bukanlah gambar yang dibuat secara acak.

Logo tersebut merupakan penggabungan dua rune Nordik kuno: (Hagall) yang merepresentasikan huruf H (untuk Harald), dan (Bjarkan) yang merepresentasikan huruf B (untuk Bluetooth atau Blåtand). Simbol yang disatukan ini berfungsi sebagai pengingat visual akan ambisi fundamental teknologi ini menyatukan dua entitas berbeda menjadi satu koneksi harmonis.

Baca Juga: Obrolan Warung Kopi Kenapa Bayar Royalti Musik itu Wajib, Tapi Bikin UMKM Jantungan? LMK Nggak Boleh Pungut!

Kisah Raja Harald Kisah Raja Harald "Bluetooth" Gormsson dan mengapa ia menjadi inspirasi bagi koneksi nirkabel modern (gambar ilustrasi: Canva).

Maka, lain kali bila Anda mendengar bunyi "pairing successful" yang lembut dari speaker atau headphone nirkabel Anda, berhentilah sejenak dan renungkan makna di baliknya. Hal itu bukan hanya sekadar sinyal radio yang menghubungkan dua chip silikon. Itu adalah perwujudan digital dari sebuah cita-cita kuno, yakni persatuan.

Pikirkanlah Raja Harald, seribu tahun yang lalu, berusaha keras mendamaikan suku-suku yang keras kepala, membangun jembatan, dan membawa stabilitas ke tanah yang terpecah. Hari ini, teknologi yang menyandang julukannya melakukan hal yang serupa.

Bluetooth telah menghilangkan kekacauan kabel, menyatukan ekosistem gadget kita, dan memastikan bahwa ponsel Anda bisa "berbicara" dengan mobil Anda, keyboard Anda, dan jam tangan Anda tanpa hambatan. Dalam setiap transmisi data yang mulus, ada janji kuno seorang raja Viking untuk menyatukan dunia yang kini terwujud dalam cara yang tidak pernah ia bayangkan menghubungkan umat manusia melalui nirkabel.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini