SUKABUMIUPDATE.com - Nokia di tahun 2025 bukanlah lagi bayangan produsen ponsel legendaris dari masa lalu. Ia telah lama bertransformasi menjadi raksasa global di infrastruktur jaringan telekomunikasi, namun kini, perusahaan Finlandia itu sedang melintasi salah satu fase paling menantangnya: sebuah persimpangan antara janji teknologi AI dan 6G di satu sisi, dan badai tantangan geopolitik serta perlambatan pasar di sisi lain.
Perjalanan transisi ini terangkum jelas dalam laporan keuangan dan manuver strategis terbarunya. Meskipun semester pertama 2025 secara umum stabil, laporan Q2 menunjukkan adanya headwind signifikan. Penjualan bersih Kuartal 2 turun 1% (disesuaikan mata uang), didorong oleh performa buruk di segmen inti Mobile Networks yang anjlok 13%.
Dampak ini memaksa manajemen merevisi turun outlook profit tahunan menjadi €1.6–2.1 miliar, disalahkan pada ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi mata uang. Namun, optimisme tetap disematkan pada segmen Network Infrastructure dan Cloud Services sebagai mesin pertumbuhan masa depan.
Mempertaruhkan Masa Depan pada Infrastruktur AI
Menyadari bahwa kecepatan adalah kunci dalam era teknologi saat ini, Nokia tidak tinggal diam. Perusahaan ini secara agresif memosisikan diri di jantung revolusi kecerdasan buatan. Puncak strategi ini terjadi pada 25 September 2025 dengan pengumuman kemitraan strategis besar dengan Nscale.
Kolaborasi ini melambangkan taruhan besar Nokia pada infrastruktur cloud dan AI. Nokia diangkat sebagai mitra utama Nscale perusahaan hyperscaler AI-native untuk membangun data center siap-AI secara global. Ini bukan sekadar kesepakatan dagang; Nokia juga berpartisipasi dalam putaran pendanaan Series B Nscale senilai USD $1.1 miliar, menunjukkan komitmen jangka panjang. Kemitraan ini akan memanfaatkan keahlian Nokia di bidang networking canggih, seperti IP routing dan optical networking, untuk menjamin transfer data yang aman dan cepat sangat penting bagi cluster AI skala besar.
Perombakan Internal untuk Mendukung Inovasi
Komitmen terhadap AI dan teknologi baru tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam. Pada 17 September, Nokia mengumumkan restrukturisasi besar. Langkah ini bertujuan agar struktur organisasi lebih gesit dalam menangkap peluang teknologi. Terbentuklah dua unit baru: Technology and AI Organization (TAO) di bawah Pallavi Mahajan, yang secara eksplisit bertujuan untuk mengakselerasi inovasi AI, dan Corporate Development Organization (CDO). Perubahan ini juga ditandai dengan mundurnya Chief Strategy sebelumnya, Nishant Batra.
Baca Juga: Megadeth "Tipping Point" Gerbang Album Perpisahan dan Tur Global Terakhir Band Trash Metal Ini!
Terjebak dalam Pusaran Geopolitik
Sementara Nokia berupaya keras melihat ke depan, tantangan datang dari belakang khususnya dari Tiongkok. Kabar buruk di awal Oktober 2025 menyebutkan bahwa Beijing sedang membatasi penggunaan peralatan Nokia (bersama Ericsson) di jaringan telekomunikasi nasionalnya dengan alasan keamanan. Kontrak mereka kini harus melalui review "kotak hitam" yang ketat dari Cyberspace Administration of China.
Di tengah persaingan global yang memanas, di mana Huawei tetap dominan di Tiongkok dan bahkan di beberapa pasar Eropa, langkah regulasi ini berpotensi memberikan tekanan signifikan pada pendapatan Nokia di salah satu pasar terbesar dunia.
Kampus Nokia "Rumah Radio" di Oulu, Finlandia – pusat inovasi 5G dan 6G global yang menggabungkan R&D, manufaktur canggih, dan prinsip keberlanjutan.
Sisi Nostalgia, Bisnis Ponsel Tetap Bertahan
Di tengah pertarungan global para raksasa jaringan, brand Nokia tetap hidup di tangan HMD Global. Meskipun tidak lagi menjadi fokus utama perusahaan induk, ponsel Nokia mempertahankan ceruk pasarnya: perangkat budget-friendly dan rugged.
Produk seperti Nokia XR21 (tahan banting kelas militer) dan peluncuran Mission-Safe Phone untuk layanan darurat menunjukkan bahwa brand ini masih relevan bagi pengguna yang mencari durabilitas ekstrem dan komunikasi aman, jauh dari keriuhan flagship modern.
Pada dasarnya, Nokia kini berdiri tegak sebagai perusahaan infrastruktur yang sedang bertransformasi total. Perusahaan ini siap memainkan peran krusial dalam pembangunan pondasi AI global, didukung oleh kemitraan kuat dan perubahan internal yang radikal, sambil menavigasi arus gejolak perdagangan dan regulasi yang penuh ketidakpastian.
(Berbagai sumber)