Oleh: Dr. DARYONO (Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG-Netizen)
ZONA gempa di selatan Pulau Jawa khususnya di selatan Pacitan, Sukabumi, dan Lebak cukup aktif. Hal ini tampak dari seringnya wilayah tersebut terjadi gempa akhir-akhir ini.
Salah satunya adalah gempa tektonik dengan guncangan signifikan yang terjadi di selatan Pacitan dengan kekuatan M 5,0 pada hari Senin 22 Juni 2020 pagi dini hari pukul 02.33.08 WIB. Gempa berkedalaman menengah ini memiliki spektrum guncangan yang luas dan mampu menggetarkan wilayah sangat jauh.
Guncangan gempa ke arah timur mencakup wilayah Pacitan, Wonogiri, Trenggalek, Nganjuk, Ponorogo, Tulungagung, hingga Malang dan Karangkates. Ke arah barat gempa dirasakan di Klaten, Sukoharjo, Yogyakarta, Bantul, Maguwoharjo, Sleman, Purworejo, Banjarnegara, hingga Purwokerto.
Hasil monitoring BMKG terhadap aktivitas kegempaan sejak bulan Mei 2020 menunjukkan bahwa di wilayah selatan Pacitan terdapat kluster aktivitas gempa yang lebih aktif daripada wilayah sekitarnya. Artinya di wilayah ini memang terjadi peningkatan aktivitas kegempaan.
Aktivitas gempa signifikan dengan magnitudo diatas M 5,0 selama periode bulan Maret hingga Mei 2020 juga menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Tidak hanya gempa dangkal kurang dari 60 km yang jumlahnya meningkat, tetapi juga gempa berkedalaman menengah antara 60 hingga 300 km juga terjadi peningkatan.
Meningkatnya aktivitas gempa yang terjadi akhir-akhir ini tentunya patut diwaspadai. Gempa signifikan yang terjadi tersebut di atas dapat menjadi alarm yang mengingatkan kita bahwa zona gempa Samudra Hindia selatan Jawa aktivitasnya meningkat.
Hasil monitoring BMKG terhadap aktivitas gempa terkini di selatan Pacitan menunjukkan bahwa dalam sepekan terakhir telah terjadi gempa sebanyak 5 kali yaitu gempa dengan kekuatan M 3.8 dan M 2.9 pada 16 Juni 2020, Gempa M 4.7 pada 18 Juni 2020, dan gempa M 3.2 dan M 5.1 pada 21 Juni 2020.
Sejarah juga mencatat bahwa wilayah selatan Pacitan sudah beberapa kali dilanda gempa kuat dan beberapa diantaranya memicu tsunami. Di bawah ini adalah rentetan peristiwa gempa kuat dan tsunami di selatan Pacitan.
1. Gempa Pacitan 4 Januari 1840. Gempa kuat ini mengguncang seluruh Pulau Jawa. Segera setelah gempa berakhir, muncul gelombang laut tinggi di pantai selatan Jawa, termasuk pantai Pacitan, yang diyakini sebagai tsunami.
2. Gempa Pacitan 20 Oktober 1859. Gempa kuat ini juga memicu tsunami yang menerjang Teluk Pacitan dan menelan korban jiwa 2 orang awak kapal "Ottolina" meninggal.
3. Gempa Pacitan 10 Juni 1867 menyebabkan guncangan kuat hingga mencapai skala intensitas VIII-IX MMI yang menyebabkan sebanyak 500 orang meninggal dan ribuan rumah rusak.
4. Gempa kuat di Selatan Pacitan 11 September 1921 dengan magnitudo M 7,6 dirasakan hingga jauh di Sumatera dan Sumbawa. Gempa ini menyebabkan banyak rumah rusak di Pulau Jawa. Pasca terjadi gempa disusul terjadinya tsunami yang teramati di Pantai Selatan Jawa.
5. Gempa 27 September 1937 memiliki magnitudo M 6,8. Dampak gempa ini menyebabkan guncangan hebat yang mencapai VIII-IX MMI menyebabkan 2.200 rumah roboh dan banyak orang meninggal dunia.
Catatan gempa kuat masa lalu semacam ini dapat menjadi data dukung kesiapsiagaan kita, bahwa gempa kuat memiliki periode ulang dengan periodesitas tertentu. Sehingga gempa kuat yang terjadi disuatu wilayah sangat mungkin dapat berulang kembali kejadiannya.
Sebenarnya, tidak hanya wilayah Selatan Pacitan yang mengalami peningkatan aktivitas gempa akhir-akhir ini, masyarakat juga patut mewaspadai meningkatnya aktivitas gempa di Samudra Hindia selatan Sukabumi (Jawa Barat) dan Lebak (Banten). Informasi ini sekadar pengingat kita bahwa potensi gempa itu ada dan harus direspon dengan langkah mitigasi yang cepat dan tepat untuk meminimalisir risiko jika terjadi gempa kuat.
Salah satu upaya nyata dalam mewaspadai terjadinya gempa kuat adalah dengan melakukan upaya sosialisasi mitigasi yang berkelanjutan kepada masyarakat. Ini penting agar warga memhami cara selamat saat terjadi gempa. Namun demikian upaya mitigasi bahaya gempa yang paling utama sebenarnya adalah mitigasi struktural dengan cara membangun bangunan tahan gempa.
Sedangkan untuk meminimalisir risiko tsunami maka penting adalah membuat tata ruang aman berbasis risiko tsunami, dengan cara tidak membangun permukiman dan tempat usaha di pantai rawan tsunami. Selain itu masyarakat pesisir perlu memahami konsep evakuasi mandiri, dengan menjadikan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami.

Mewaspadai Alarm Gempa Dari Selatan Jawa
Editor :
Berita Terkini
Kunci Hak Rakyat, DEEP Indonesia Desak KPU Cabut Keputusan Kerahasiaan Data Capres-Cawapres
Nasional 16 Sep 2025, 14:06 WIB

Owen Cooper Cetak Sejarah Sebagai Pemenang Emmy Awards Termuda
Seleb 16 Sep 2025, 14:00 WIB

Daftar Lengkap Pemenang Emmy Awards 2025, Adolescence Borong Enam Piala
Film 16 Sep 2025, 13:30 WIB

Drama Misteri Komedi: Sinopsis Shins Project, Rahasia di Balik Kedai Ayam
Film 16 Sep 2025, 13:00 WIB

Perempuan Bergamis Mengambang di Rawa, Kampung Cisarua Sagaranten Sukabumi
Sukabumi 16 Sep 2025, 12:45 WIB

Menyusul Woozi, Hoshi SEVENTEEN Resmi Mulai Wajib Militer Hari Ini
Seleb 16 Sep 2025, 12:30 WIB

Sherina Munaf Telah Kembalikan Lima Kucing ke Uya Kuya Usai Diselamatkan
Seleb 16 Sep 2025, 12:15 WIB

Cuaca Mingguan 16–22 September 2025, BMKG: Waspada Hujan Lebat hingga Angin Kencang
Science 16 Sep 2025, 12:05 WIB

Overthinking Stopper: Teknik 5-4-3-2-1 untuk Menenangkan Pikiran
Life 16 Sep 2025, 12:00 WIB

Bertandang ke San Mames, Arsenal Menghadapi Bilbao Tanpa Dua Pilar Utama
Bola 16 Sep 2025, 11:30 WIB

10 Vokalis Paling Liar di Atas Panggung Sepanjang Sejarah Musik, Siapa Menurutmu?
Musik 16 Sep 2025, 11:15 WIB

Pengadilan Agama Jakarta Selatan Buka Suara Soal Gugatan Cerai Tasya Farasya
Seleb 16 Sep 2025, 11:00 WIB

Progres 50 Persen, DPU Sukabumi Tangani Ruas Jalan Sagaranten–Pasirbandung
Sukabumi 16 Sep 2025, 10:44 WIB

5 Mindset Sederhana yang Dapat Membuat Hidupmu Lebih Tenang dan Bahagia
Life 16 Sep 2025, 10:30 WIB

Real Madrid vs Marseille: Xabi Alonso Targetkan Poin Penuh di Pekan Pertama Liga Champions
Bola 16 Sep 2025, 10:00 WIB

GPTPN ke-X 2025: Doa Bangsa Agrobisnis kenalkan Jagung Hibrida Varietas DBA01
Sukabumi 16 Sep 2025, 09:40 WIB

Kritik Ekonom: Penempatan Dana 200 Triliun Langgar Konstitusi dan 3 Undang-Undang
Keuangan 16 Sep 2025, 09:13 WIB

Lupakan Silikon! Ilmuwan China Baru Saja Luncurkan Chip Impian yang Bisa Guncang Dunia
Komputer 16 Sep 2025, 08:43 WIB

Prakiraan Cuaca Jabar 16 September 2025: Waspada Hujan Intensitas Sedang hingga Lebat
Science 16 Sep 2025, 08:23 WIB

Resep Dorayaki Fluffy, Pancake Jepang Isi Coklat, Cocok untuk Teman Teh Sore
Kuliner 16 Sep 2025, 07:00 WIB
