Ketika Eminem Menunjukkan Kekuatan Freestyle Liriknya di Shady Cypher Bukti Raja rap

Sukabumiupdate.com
Minggu 16 Nov 2025, 05:52 WIB
Ketika Eminem Menunjukkan Kekuatan Freestyle Liriknya di Shady Cypher Bukti Raja rap

Kehebatan Rap: Ketika Eminem Menunjukkan Kekuatan Freestyle Liriknya di Shady Cypher (Foto: Vevo/youtube)

SUKABUMIUPDATE.com - Di kancah musik global, Eminem adalah sejarah Rap yang masih menjadi sosok relevan dan aktif sampai tahun 2025 ini, tidak hanya sebagai legenda rap tetapi juga di balik layar dan secara personal. Setelah merilis album ke-12 yang berjudul "The Death of Slim Shady (Coup de Grâce)" pada Juli 2024, Eminem memasuki tahun 2025 dengan fokus pada berbagai proyek, termasuk perilisan soundtrack resmi untuk film dokumenter yang ia produseri, "STANS".

Buat Eminem, awal tahun 2025 juga menjadi tonggak penting karena ia resmi menjadi seorang kakek menyusul kelahiran anak pertama putrinya, Hailie Jade.Selain itu, Eminem sempat menjadi sorotan media pada pertengahan tahun ini ketika perusahaan penerbitan musiknya mengajukan gugatan besar senilai triliunan Rupiah terhadap Meta (Facebook dan Instagram) atas dugaan pelanggaran hak cipta terhadap ratusan lagunya, menunjukkan bahwa ia serius dalam melindungi karya-karyanya di era digital.

Kita flashback ke masa silam, tepatnya tahun 2014, komunitas hip-hop diguncang oleh ritual fundamental yang dipublikasikan secara masif: Shady CXVPHER. Dirilis melalui Vevo, cypher ini menampilkan Eminem, Yelawolf, dan kuartet super Slaughterhouse, berfungsi sebagai deklarasi kekuatan lirik dari label Shady Records. Momen ini, yang terjadi satu dekade lalu, kini menjadi titik perbandingan penting untuk memahami dan mengevaluasi evolusi signifikan dalam karier Eminem di tengah lanskap musik yang terus bergerak cepat, terutama menjelang proyek-proyek terbarunya di tahun 2025.Video ini menampilkan setiap rapper (Eminem, Yelawolf, dan empat anggota Slaughterhouse) membawakan freestyle mereka secara a cappella (tanpa musik), dengan scene yang berbeda untuk setiap orang.

Baca Juga: Ujung 2025 Heboh Lagi! Cover Taylor Swift "Can't Stop Loving You"-nya Phil Collins

Setelah merilis album ke-12 yang berjudul Setelah merilis album ke-12 yang berjudul "The Death of Slim Shady (Coup de Grâce)" pada Juli 2024, Eminem memasuki tahun 2025 dengan fokus pada berbagai proyek (Foto@Eminem/X)

Bahkan di tahun 2025, satu pertanyaan sederhana terus bermunculan di kolom komentar video tersebut: "Anyone, 2025?" Angka penayangan yang terus bertambah, belasan tahun setelah rilisnya, bukan sekadar statistik, melainkan bukti nyata bahwa cypher ini telah melampaui masanya dan menjadi peninggalan budaya. Komentar-komentar yang terus berdatangan menegaskan bahwa esensi dari rap teknis yang ditampilkan oleh kolektif Shady Records ini memiliki daya pikat yang tidak pernah padam.

Keunggulan Teknis Kolektif Slaughterhouse

Untuk memahami intensitas penampilan ini, kita perlu kembali ke esensi cypher. Tradisi ini berakar kuat di jalanan Bronx, di mana MCs membentuk lingkaran fisik sebagai medan persaingan non-fisik. Dalam ruang itu, kemampuan improvisasi, rima cepat, dan wordplay cerdas adalah modal utama. Ketika tradisi ini berpindah ke panggung digital seperti Shady CXVPHER, semangat fundamental persaingan dan kepadatan lirik tetap dijaga.

Di dalam cypher yang sangat padat tersebut, setiap anggota Slaughterhouse menunjukkan mengapa mereka dikenal sebagai para teknisi lirik terbaik. Royce Da 5’9”, Crooked I, Joe Budden, dan Joell Ortiz secara bergiliran menyajikan rima-rima berlapis, skema rima yang kompleks, dan alur kata-kata yang penuh punchline. Penampilan mereka adalah sebuah studi kasus tentang kemampuan teknis rap murni, membuktikan kepada audiens global bahwa masih ada apresiasi besar terhadap skill rapping, membedakan diri dari tren melodi dan autotune yang mulai mendominasi.

Baca Juga: David Coverdale Pensiun Setelah 5 Dekade Bersama Whitesnake & Deep Purple

Cypher ini adalah bagian dari promosi album kompilasi Shady XV yang merayakan 15 tahun label Shady Records. Para rapper tersebut menunjukkan kemampuan freestyle mereka secara bergantian.Cypher adalah bagian dari promosi album kompilasi Shady XV yang merayakan 15 tahun label Shady Records. Para rapper tersebut menunjukkan kemampuan freestyle mereka secara bergantian. (Foto:Vevo/Youtube)

Klimaks Kontroversial: Freestyle A Cappella Eminem

Klimaks yang paling banyak dibicarakan, tentu saja, adalah freestyle panjang Eminem. Ia muncul dari latar belakang Detroit yang suram dan memulai freestyle yang begitu agresif dan terfokus. Secara bertahap, ia menghilangkan beat, mengubah penampilannya menjadi pertunjukan a cappella murni. Ini adalah flow yang secara teknis menantang batas kemampuan manusia, mempertahankan pola rima rumit dengan kecepatan luar biasa selama hampir tujuh menit tanpa ada jeda sebuah demonstrasi yang menetapkan standar tinggi dalam performa lisan.

Namun, kejeniusan teknis ini datang dengan konsekuensi. Di tengah flow yang cepat dan tak terhentikan itu, Eminem memasukkan rujukan lirik yang sangat provokatif dan eksplisit. Ia secara langsung menyebut nama penyanyi Lana Del Rey, menyandingkannya dengan rujukan pada insiden kekerasan domestik (Ray Rice). Kontroversi yang meledak ini memaksa adanya diskusi global yang tajam, mempertanyakan batas antara ekspresi seni battle rap yang ekstrem dan penggunaan retorika yang tidak peka terhadap isu-isu sosial.

Kontroversi tersebut, ironisnya, memperkuat dampak budaya dari cypher itu sendiri. Meskipun mendapat kritik keras karena misogini dan insensitivitas, pertunjukan ini tetap menjadi titik referensi yang wajib ditonton, menempatkan Eminem dan kolektifnya sebagai rapper yang tidak takut menghadapi kritik demi menyampaikan lirik yang tajam dan tak terduga.

Baca Juga: Kaleidoskop Musik 2025: Refleksi Dinamis Dunia Suara & Kekuatan Musik Indie

Evolusi ke 2025 Brutalitas Versus Matriks

Peristiwa tahun 2014 ini menjadi menarik untuk diperbandingkan dengan fase karier Eminem saat ini di tahun 2025. Di tengah gelombang hip-hop modern yang didominasi oleh trap dan drill, Eminem terus berpegang teguh pada seni lyricism teknis. Namun, telah terjadi pergeseran fokus yang jelas: di mana cypher 2014 berorientasi pada provokasi mentah, karya-karya terbarunya termasuk proyek yang ia rilis pada akhir 2025 menunjukkan kematangan tema yang lebih mendalam.

Dalam proyek-proyek terbarunya, Eminem tampaknya lebih fokus pada penceritaan yang kompleks dan kritik sosial yang lebih terarah, mencerminkan pemikirannya yang lebih introspektif. Ia masih mempertahankan kecepatan dan kepadatan rima yang ia pamerkan di Shady CXVPHER, tetapi liriknya kini lebih sering diarahkan pada kritik terhadap industri musik atau refleksi personal, mengurangi penggunaan serangan lirik yang didasarkan pada shock value seperti sebelumnya.

Perbedaan antara Eminem yang brutal dan berfokus pada konflik dalam Shady CXVPHER dengan Eminem yang kini lebih bijaksana, yang berfokus pada pengembangan flow dan narasi yang lebih panjang, menjadi cerminan dari evolusi hip-hop itu sendiri. Momen 2014 itu merupakan penanda kuat dari sebuah era di mana keunggulan teknis dibuktikan melalui konfrontasi verbal yang intens dan tidak kenal kompromi.

Baca Juga: Kaleidoskop Musik 2025: Ceria Dari Jaket Harajuku J-Rocks Sampai Hype YOASOBI

Shady CXVPHER tetap berfungsi sebagai peninggalan budaya Hip-hop yang signifikan, bukan hanya sebagai tontonan rap yang hebat, tetapi juga sebagai tolok ukur bagi para rapper muda tentang batasan kemampuan teknis tertinggi. Bagi Eminem, cypher tersebut adalah catatan waktu dari era rap yang penuh gejolak, sebuah fondasi yang membantunya bertransisi dan mempertahankan relevansi kritisnya di lanskap musik tahun 2025 yang jauh berbeda.

Marshall Mathers @Eminem(Marshall Mathers @Eminem)

 The Death of Slim Shady (Coup de Grâce) (2024/2025)

Proyek terbaru Eminem yang paling signifikan adalah album studio ke-12, The Death of Slim Shady (Coup de Grâce), yang dirilis pada pertengahan tahun 2024/2025. Konsep album ini secara eksplisit mengisyaratkan "kematian" alter egonya yang paling kontroversial, Slim Shady, menciptakan narasi yang secara langsung berhubungan dengan perdebatan liriknya dari masa lalu, termasuk yang ada di Shady CXVPHER 2014.

  1. Pergeseran Fokus: Shock Value Menuju Reckoning

Jika Shady CXVPHER adalah puncak dari gaya battle rap yang didominasi oleh shock value (seperti lirik kontroversialnya tentang Lana Del Rey), proyek terbaru ini bertujuan untuk menghadapi warisan tersebut:

  • Tema Konseptual: Album ini dibuka dengan obituari palsu dan trailer bergaya dokumenter kejahatan, menandai upaya Eminem untuk melakukan semacam "pembalasan" atau reckoning terhadap persona yang telah mendefinisikan dan menghantuinya selama bertahun-tahun. Ini menunjukkan kematangan tema yang lebih introspektif dibandingkan dengan provokasi mentah tahun 2014.
  • Kritik Sosial yang Lebih Terarah: Meskipun masih ada unsur satir khas Slim Shady (Houdini), beberapa kritikus mencatat upaya Eminem untuk membahas isu-isu kontemporer, meskipun upaya ini kadang-kadang terasa dipaksakan atau tidak nyambung (out of place). Hal ini berbeda dengan tahun 2014 di mana serangan lirik sering kali tidak terarah dan fokus utamanya adalah teknik.
  1. Kualitas Lirik dan Teknik: Kecepatan Tanpa Henti

Secara teknis, The Death of Slim Shady menunjukkan bahwa Eminem tidak kehilangan keunggulannya dalam flow dan kepadatan rima, mirip dengan penampilan legendarisnya di Shady CXVPHER:

  • Lirik Padat dan Cepat: Lagu-lagu seperti Houdini membawa kembali gaya rap fun yang sangat cepat dan padat lirik, mengingatkan pada kecepatan a cappella yang memecahkan rekor di tahun 2014. Dia tetap mempertahankan pola rima yang rumit dan wordplay yang cerdas.
  • Vulnerability: Bagian yang mendapat sambutan positif adalah lagu-lagu yang mengurangi "bisa" Slim Shady untuk menampilkan kerentanan sejati, seperti Somebody Save Me (feat. Jelly Roll). Momen kejujuran yang mentah ini menunjukkan evolusi dari seorang battle rapper yang hanya berfokus pada kemenangan lirik menjadi seorang seniman yang juga fokus pada penceritaan yang lebih tulus.
  1. Opini Kritikus: Kurang Memuaskan, Tapi Tetap Teknis

Secara umum, album ini menuai kritik yang campur aduk hingga kurang memuaskan dari beberapa media besar:

  • Kritik Umum: Album ini disebut kurang terinspirasi dan terasa seperti kumpulan ide yang tidak terhubung, alih-alih sebuah proyek yang terarah.
  • Pujian untuk Kolaborator: Beberapa kolaborator (seperti JID dan Big Sean) hadir dengan energi yang urgent, mengingatkan pendengar akan hunger yang ditunjukkan oleh Slaughterhouse di cypher 2014, dan kadang-kadang menempatkan status veteran Eminem dalam sorotan yang lebih tajam.

Baca Juga: Rumah Makan Padang di Cibadak Sukabumi Ludes Terbakar, Kerugian Capai Rp500 Juta

The Death of Slim Shady (Coup de Grâce), menunjukkan adanya pergeseran fokus yang signifikan dalam karier sang rapper. Pada tahun 2014, fokus utama Eminem adalah demonstrasi keunggulan teknis dan provokasi mentah. Penampilannya yang brutal, tak kenal kompromi, dan klimaks a cappella yang memecahkan rekor kecepatan, bertujuan tunggal untuk menetapkan standar tertinggi battle rap (ditandai dengan lirik kontroversial tentang Lana Del Rey).

Sementara itu, proyek terbarunya di tahun 2025 merupakan upaya introspektif yang secara konseptual ingin mengubur persona Slim Shady. Secara teknis, Eminem tetap mempertahankan kecepatan dan kepadatan liriknya, namun tujuannya bergeser menjadi upaya reckoning dengan warisan Slim Shady dan menyajikan penceritaan yang lebih diarahkan pada kritik diri atau industri. Dengan kata lain, jika cypher adalah fondasi mentah yang agresif, album terbarunya adalah respons yang matang meskipun hasilnya menuai perdebatan terhadap warisan brutal yang ia ciptakan sendiri.

Eminem, dengan segala kejeniusan liriknya, akan selalu menjadi sosok dengan dua sisi mata uang, ia adalah ikon kontroversial yang liriknya tajam dan tanpa filter, namun di saat yang sama ia juga dikenal sebagai pribadi yang penyayang khususnya terhadap keluarganya, yang sering ia ekspresikan dalam lagu-lagu emosional seperti "Mockingbird." Dualitas ini semakin terlihat pada tahun 2024 ketika ia, melalui lagu terbarunya, diduga kuat turut menyindir dan menyerang Sean 'P. Diddy' Combs di tengah skandal besar yang menimpa produser tersebut. Aksi tersebut, bersama dengan dugaan lirik lain yang menyiratkan kepedulian terhadap artis yang mungkin menjadi korban eksploitasi di industri, menegaskan bahwa meskipun ia sering berbenturan dengan media dan sesama musisi, Eminem tetap menjadi suara kuat yang memilih berdiri di sisi yang dianggap benar dan berani membongkar masalah demi membantu sesama.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini