SUKABUMIUPDATE.com - Setelah lebih dari 5 dekade menghiasi panggung-panggung rock dunia dengan celana jins ketat dan suara yang melengking khas blues, legenda rock kelahiran Inggris, David Coverdale, secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia musik. Keputusan ini, yang dikonfirmasi melalui sebuah pesan video yang emosional, menandai akhir dari sebuah perjalanan karir yang luar biasa, melintasi masa kejayaan Deep Purple di era 70-an hingga kesuksesan bombastis Whitesnake di tahun 80-an.
Di usia 74 tahun, Coverdale merasa tiba saatnya untuk "benar-benar pensiun dari sepatu platform rock and roll," sebuah ungkapan yang menyiratkan kerendahan hati sekaligus pengakuan atas kerasnya kehidupan tur yang ia jalani selama setengah abad lebih.
Perjalanan musikal Coverdale bukanlah sekadar perjalanan karir biasa, melainkan sebuah epik rock and roll yang dimulai secara tak terduga. Sebelum dikenal sebagai frontman berkarisma, ia sempat bekerja di sebuah toko pakaian di Inggris Utara. Titik balik dramatis terjadi pada tahun 1973 ketika ia, seorang penyanyi yang relatif tidak dikenal, terpilih sebagai vokalis utama Deep Purple salah satu band rock terbesar saat itu menggantikan Ian Gillan.
Baca Juga: Kaleidoskop Musik 2025: Refleksi Dinamis Dunia Suara & Kekuatan Musik Indie
Bersama Deep Purple Mark III dan Mark IV, Coverdale bersama dengan musisi hebat lainnya melahirkan album-album klasik seperti Burn (1974) dan Stormbringer (1974). Vokalnya yang berbasis blues, berpasangan dengan Glenn Hughes, memberikan dimensi baru yang lebih funky dan gelap pada musik band tersebut, meninggalkan jejak yang tak lekang oleh waktu yang sering diabaikan dalam narasi sejarah Deep Purple yang lebih berfokus pada era Mark II.
David Coverdale Pensiun Setelah 5 Dekade Bersama Whitesnake & Deep Purple,Pengunduran diri ini datang setelah serangkaian masalah kesehatan dan pembatalan tur pada tahun-tahun terakhir (Tangkapan layar:@whitesnakeTV/YT)
Setelah bubarnya Deep Purple pada tahun 1976, David Coverdale tidak membuang waktu. Dengan visi yang jelas untuk kembali ke akar blues-rock yang ia cintai, ia mendirikan Whitesnake pada tahun 1978. Band ini awalnya meraih kesuksesan di Eropa dan Inggris dengan gaya hard rock/blues yang kental melalui lagu-lagu seperti "Fool for Your Loving" (versi awal). Namun, transformasi terbesar terjadi pada pertengahan 1980-an ketika Coverdale merevitalisasi band dengan line-up yang lebih berorientasi pada glam metal Amerika.
Puncak karirnya datang dengan album Whitesnake (dikenal juga sebagai 1987) yang sukses besar, menghasilkan power ballad seperti "Is This Love" dan lagu hits global "Here I Go Again" (versi re-record). Album ini tidak hanya menjadikan Whitesnake sebagai superstar global tetapi juga mengukuhkan citra Coverdale sebagai sex symbol rock and roll dengan rambut singa yang dramatis dan video musik ikonik yang sering menampilkan model Tawny Kitaen.
Baca Juga: AMI AWARDS 2025: Kebangkitan Musik Emo dan 'Serana' For Revenge Jadi Bukti Lagu Patah Hati Berjaya!
Dalam pesan perpisahannya, nada yang disampaikan David Coverdale adalah penuh rasa syukur. "Aku sangat mencintaimu. Aku berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu dan mendukungku dalam perjalanan luar biasa ini semua musisi, kru, penggemar, keluarga," ujarnya, menunjukkan apresiasi tulus kepada ekosistem yang telah menopang karirnya selama lebih dari lima puluh tahun.
Pengunduran diri ini datang setelah serangkaian masalah kesehatan dan pembatalan tur pada tahun-tahun terakhir, mengisyaratkan bahwa keputusan ini bukan hanya pilihan gaya hidup, tetapi juga tuntutan fisik. Meskipun Whitesnake sempat merekrut vokalis multi-talenta Dino Jelusick pada tahun 2021.
Hal itu menjadi sebuah langkah yang diinterpretasikan banyak pihak sebagai persiapan suksesi Coverdale tetap menekankan bahwa ini adalah waktu baginya, sang "putra dan putri ular" (merujuk pada panggilan akrab untuk penggemar Whitesnake), untuk benar-benar menutup tirai. Karya-karya musik yang ditinggalkannya, baik dalam groove blues Deep Purple maupun raungan stadium rock Whitesnake, akan terus bergema melintasi generasi penggemar rock di seluruh dunia.
Baca Juga: Program MBG Butuh Dana Tambahan Rp 28,63 T, BGN Ajukan ke Kemenkeu
Dino Jelusick:"Whitesnake identik dengan David Coverdale saya tidak memiliki ambisi untuk mengambil peran frontman di band legendaris ini" (Foto Credit:@Dinojelusick)
Dino Jelusick Harapan Suksesi yang Tak Terpenuhi
Keputusan David Coverdale untuk pensiun menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan Whitesnake. Banyak spekulasi berpusat pada sosok Dino Jelusick, vokalis dan multi-instrumentalis muda asal Kroasia yang bergabung secara resmi dengan band pada tahun 2021.
Perekrutan Jelusick, yang memiliki jangkauan vokal luar biasa dan skill bermain keyboard serta gitar yang mumpuni, sempat diinterpretasikan oleh banyak pihak sebagai rencana suksesi yang disiapkan oleh Coverdale. Coverdale sendiri memuji bakat Jelusick secara terbuka, melihatnya sebagai talenta langka yang bisa membawa Whitesnake ke era baru. Namun, dengan pengumuman pensiun Coverdale, nasib Whitesnake kini kembali menggantung.
Jelusick sendiri pernah menyatakan bahwa baginya, Whitesnake identik dengan David Coverdale dan ia tidak memiliki ambisi untuk mengambil peran frontman legendaris tersebut. Oleh karena itu, sementara Jelusick tetap menjadi anggota terakhir yang direkrut dan menjadi saksi mata akhir dari band ini, saat ini tidak ada indikasi resmi bahwa ia akan melanjutkan warisan band ikonik ini tanpa kehadiran sang pendirinya.
Keputusan David Coverdale untuk mengakhiri karirnya, yang ia sebut sebagai "VERY well earned retirement," diterima dengan kehangatan dan dukungan penuh. (Credit Foto: @WhitesnakeCoverdale/Facebook)
Whitesnake "Fare Thee Well" Remix Resmi 2025 Tandai Akhir Sebuah Era Rock Coverdale
Pengumuman resmi dari Whitesnake TV yang bertajuk "Fare Thee Well" menjadi penanda yang penuh makna dan emosional atas pengunduran diri sang vokalis legendaris, David Coverdale. Video tersebut, yang dirilis bersamaan dengan Official 2025 Remix dari lagu "Forevermore," berfungsi ganda: sebagai ucapan perpisahan berkelas dari Coverdale kepada para penggemar, sekaligus sebagai penutup resmi dari karir panggungnya yang membentang lebih dari lima dekade.
Remix yang diperkenalkan ini merupakan bagian dari proyek Forevermore: Revisited, Remixed and Remastered (2025), sebuah upaya untuk mengabadikan kembali musikalitas musik Whitesnake dengan kualitas suara yang diperbarui. Momen ini bukan sekadar rilis musik biasa; ia adalah sebuah penghormatan terhadap dedikasi Coverdale pada hard rock dan blues, yang ia bawakan dengan penuh gairah sejak era Deep Purple hingga ke puncaknya bersama Whitesnake.
Baca Juga: Sekolah Sebut Sudah Mundur, Alumni Bongkar Dugaan Asusila Oknum Guru di Surade Sukabumi
Di kolom komentar, respons dari "putra dan putri ular" sebutan khas Coverdale untuk penggemarnya – membanjiri dengan luapan rasa terima kasih dan nostalgia. Para penggemar dari berbagai usia, banyak di antaranya lahir di era 70-an dan 80-an, mengungkapkan betapa musik Whitesnake telah menjadi "soundtrack kehidupan" mereka selama puluhan tahun.
Komentar-komentar seperti "classiest farewell I have ever seen" dan apresiasi terhadap Coverdale yang tahu kapan saatnya untuk pensiun "dengan bermartabat" menyoroti rasa hormat yang mendalam dari komunitas penggemar. Kisah-kisah pribadi tentang bagaimana musiknya menemani mereka melalui masa-masa sulit, bahkan hingga perjuangan melawan penyakit serius, menegaskan kembali dampak emosional yang ditinggalkan oleh lagu-lagu Whitesnake, seperti "Here I Go Again" dan balada ikonik lainnya.
Keputusan David Coverdale untuk mengakhiri karirnya, yang ia sebut sebagai "VERY well earned retirement," diterima dengan kehangatan dan dukungan penuh. Para penggemar tidak hanya memuji karier dan bakatnya, tetapi juga integritas pribadinya. Mereka menghargai sikapnya yang "short and to the point with little fanfare," menunjukkan bahwa ia adalah "a true man of honor and values" yang menghormati audiensnya dari lubuk hati terdalam.
Meskipun perpisahan ini menimbulkan kesedihan karena menyaksikan legenda musik "fade into the sunset," rasa syukur mendominasi. Melalui remix resmi "Fare Thee Well" dan proyek Revisited 2025, David Coverdale memastikan bahwa meskipun ia telah meninggalkan panggung, legacy Whitesnake yang penuh dengan groove yang kuat dan vokal yang tak tertandingi akan terus hidup dan mengalun "Forevermore" bagi generasi mendatang.



