SUKABUMIUPDATE.com - Saat dunia gempar dengan kesuksesan musisi Indonesia seperti NIKI di panggung Coachella dan sukses di Spotify Global. Atau Anggun yang berkarir di kancah internasional dimulai dari Perancis, bahkan Agnes Mo yang berambisi menembus industri musik Amerika, Voice of Baceprot, The S.I.G.I.T, Sandhy Sondoro dan masih banyak lagi nama lain yang menjadikan daftar panjang Musisi Indonesia berkiprah secara global, ada baiknya kita sekarang menoleh ke belakang.
Jauh sebelum era digital, jauh sebelum media sosial mempopulerkan talenta dari berbagai penjuru dunia, ada lima bersaudara asal Surabaya yang lebih dulu menorehkan nama Indonesia di peta musik global. Mereka adalah The Tielman Brothers, pionir sejati yang membuktikan bahwa musik dari Tanah Air mampu menggetarkan panggung-panggung internasional dengan energi rock 'n' roll yang luar biasa.
Kisah mereka bukanlah cerita fiksi, melainkan sebuah napak tilas perjuangan dan keberanian. Berbekal instrumen seadanya dan semangat membara, mereka memulai perjalanan dari gang-gang kecil di Surabaya, hingga akhirnya merajai panggung-panggung megah di Eropa. Melalui Indorock genre unik yang mereka ciptakan The Tielman Brothers berhasil mencuri perhatian dunia dan membuka pintu bagi generasi musisi Indonesia berikutnya.
Baca Juga: Dapur SPPG di Cidolog Sukabumi Diduga Gunakan Air Sungai untuk MBG
Dari Gang-gang Surabaya ke Panggung Eropa
Kisah mereka dimulai pada tahun 1945. Lima bersaudara, Andy, Reggy, Ponthon, Loulou, dan Jane Tielman, yang saat itu masih anak-anak, mengawali perjalanan musik mereka dengan nama The Timor Rhythm Brothers. Mereka sering menghibur di acara keluarga dan lingkungan sekitar di Surabaya. Siapa sangka, semangat bermusik dari gang-gang kota ini akan membawa mereka ke panggung internasional kurang dari dua dekade kemudian.
Pada tahun 1957, keluarga Tielman memutuskan hijrah ke Belanda. Di sanalah bakat mereka diasah, dan yang terpenting, mereka menciptakan sebuah genre baru yang revolusioner: Indorock. Ini adalah perpaduan unik antara melodi khas Indonesia yang melankolis dengan gebukan rock 'n' roll Amerika yang penuh energi.
Indorock Revolusi Musik yang Terlupakan
Penampilan The Tielman Brothers di televisi Belanda pada tahun 1959 menjadi momen yang tak terlupakan. Aksi panggung mereka begitu liar dan tak terduga, jauh melampaui zamannya. Andy Tielman memainkan gitar dengan mulut dan kakinya, Loulou memukul drum dengan semangat membara, sementara Ponthon melompat-lompat energik sambil memainkan bassnya. Energi dan musikalitas mereka begitu menular hingga membuat penonton di seluruh Eropa terpana.
Baca Juga: Perkuat Hak Perempuan, DPRD Jabar Gencarkan Sosialisasi Perda No 2 Tahun 2023
"Penampilan mereka adalah yang terbaik yang pernah saya lihat," sebuah pengakuan yang sering disebut-sebut datang dari John Lennon tentang The Tielman Brothers pada era 1960-an. Pengaruh mereka sangat terasa, terutama di panggung musik Eropa. Faktanya, The Tielman Brothers telah menjadi sensasi besar dan mengisi penuh berbagai arena konser di Jerman dan Belanda, bahkan sebelum The Beatles merilis singel pertama mereka, "Love Me Do".
Jalan yang Terus Bersinar
Meskipun nama mereka tidak sepopuler The Beatles di era modern, warisan The Tielman Brothers telah membuka jalan bagi generasi musisi Indonesia berikutnya. Kisah mereka adalah bukti bahwa talenta Indonesia mampu bersaing di panggung dunia. Jejak-jejak ini terus dilanjutkan oleh para seniman modern seperti Anggun C. Sasmi, yang mengukir sukses di Prancis pada era 1990-an, Dougy Mandagi, yang membawa The Temper Trap menjadi salah satu band indie rock terkemuka di Australia pada tahun 2000-an, atau NIKI, yang membuktikan bahwa musisi Indonesia bisa bersinar terang platform digital dan di industri musik Amerika Serikat.
"Kami hanya bermain dengan hati, tak pernah menyangka akan menjadi inspirasi," ujar Andy Tielman, sang motor The Tielman Brothers, dalam sebuah wawancara. Ia mengaku bangga melihat para musisi muda Indonesia meneruskan tongkat estafet perjuangan mereka.
Baca Juga: Sam Altman Kunjungi 'Pabrik' Infrastruktur AI, Tanda Komitmen Visi Ambisius
The Tielman Brothers tidak hanya sekadar band, melainkan simbol bahwa bakat dan semangat Indonesia takkan pernah padam. Mereka adalah inspirasi abadi bagi semua musisi muda yang bermimpi besar, membuktikan bahwa bahkan dari gang-gang kecil di Surabaya, sebuah suara rock 'n' roll bisa mengguncang dunia.
Kisah The Tielman Brothers adalah pengingat bahwa talenta sejati tidak mengenal batasan waktu, bahasa, atau lokasi. Mereka adalah bukti nyata bahwa mimpi besar bisa diwujudkan, bahkan di tengah keterbatasan. Mengenang perjuangan mereka bukan hanya sekadar napak tilas nostalgia, tetapi juga menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus berkarya, berani menembus batas, dan membawa nama Indonesia ke puncak tertinggi.
Pada akhirnya, sejarah The Tielman Brothers menjadi cerminan kekuatan budaya dan kreativitas bangsa. Mereka menunjukkan bahwa musik bukan sekadar hiburan, melainkan jembatan yang menghubungkan Indonesia dengan dunia. Warisan mereka adalah pengingat yang kuat bahwa kita memiliki kekayaan artistik yang tak terbatas, yang siap dieksplorasi dan dibagikan. Mari kita jadikan kisah mereka sebagai mercusuar untuk masa depan musik Indonesia.
(Dari berbagai sumber)