SUKABUMIUPDATE.com - Fortnite kembali membuktikan diri bukan sekadar game battle royale, melainkan sebuah panggung hiburan raksasa. Setelah sukses dengan konser virtual Travis Scott, Ariana Grande, dan Marshmello, kini Epic Games secara resmi mengumumkan kolaborasi paling ambisius mereka: The Daft Punk Experience. Acara yang akan dimulai pada Sabtu, 27 September ini diklaim akan menjadi "pengalaman musik terbesar" yang pernah ada di dunia game.
Berbeda dari konser virtual pada umumnya yang hanya berdurasi singkat, kolaborasi ini dirancang sebagai sebuah pengalaman interaktif yang imersif. Pemain tidak hanya bisa menikmati musik, tetapi juga bisa berinteraksi langsung dengan 31 lagu pilihan dari seluruh katalog Daft Punk. Bayangkan Anda bisa membuat mashup lagu sendiri, menari bersama avatar lain di "Daft Club" yang futuristis, bahkan membuat video musik ala LEGO!
Ide ini datang dari permintaan para pemain yang sudah bertahun-tahun merindukan kehadiran duo ikonis ini. Alex Rigopulos, Direktur Senior Pengembangan Game-Musik di Epic Games, menjelaskan, "Daft Punk adalah duo yang unik dan inovatif. Kami tidak ingin sekadar menggelar konser 15 menit, kami ingin menciptakan sesuatu yang lebih besar dan abadi."
Baca Juga: Ousmane Dembele Meraih Gelar Ballon D’Or 2025, Kalahkan Lamine Yamal dan Vitinha
Helm Ikonis dan Aksesori Eksklusif Siap Diburu
Tentu saja, acara sebesar ini tak lengkap tanpa merchandise eksklusif. Di Item Shop, para penggemar bisa menemukan berbagai item koleksi legendaris Daft Punk. Mulai dari helm ikonis, kostum futuristik, berbagai aksesori, hingga Jam Track yang sangat dinantikan seperti "Get Lucky".
Tak hanya itu, pengalaman ini semakin otentik dengan kehadiran furnitur hasil kolaborasi dengan Hervet Manufacturier, mitra lama Daft Punk. Setiap detail dirancang untuk membawa pemain masuk ke dunia Daft Punk yang penuh kreativitas dan teknologi.
Kehadiran The Daft Punk Experience semakin mengukuhkan Fortnite sebagai platform hiburan multi-dimensi. Game ini telah berevolusi dari sekadar arena pertarungan menjadi sebuah platform budaya digital di mana musik, fashion, dan seni bertemu dalam satu ruang virtual.
Baca Juga: Mengapa Tubuh Cepat Lapar Saat Musim Hujan dan Cuaca Dingin? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Apa Itu Fortnite? Lebih dari Sekadar Pertarungan
Bagi Anda yang baru mendengar tentang Fortnite, game ini diluncurkan Epic Games pada 2017 dan memiliki tiga mode utama yang menarik:
- Fortnite Battle Royale: Mode gratis yang sangat populer, di mana 100 pemain saling bertarung untuk menjadi yang terakhir bertahan.
- Fortnite: Save the World: Mode kooperatif berbayar di mana Anda harus melawan gelombang zombie dengan membangun benteng.
- Fortnite Creative: Mode "kotak pasir" yang menjadi fondasi utama acara seperti Daft Punk Experience ini. Di sini, pemain bisa bebas menciptakan pengalaman dan peta mereka sendiri.
Bagi generasi yang tumbuh besar dengan video game, kolaborasi ini terasa seperti sebuah jembatan waktu. Dulu, hiburan digital dan musik adalah dua dunia yang terpisah. Lagu-lagu hanya menjadi soundtrack pasif, diputar di latar belakang saat kita berjam-jam mencoba menyelesaikan misi. Kini, batas itu telah kabur. Daft Punk tidak hanya hadir sebagai musik, melainkan sebagai sebuah dunia yang bisa dijelajahi, disentuh, dan dirayakan secara kolektif di ruang virtual.
Baca Juga: Mengungkap Penyebab Perselingkuhan dalam Pernikahan dan Cara Mencegahnya
Di masa depan, batas antara game, konser, dan film akan semakin tipis. Fortnite, dengan langkah berani ini, tidak hanya memberikan pengalaman nostalgia bagi para penggemar Daft Punk, tetapi juga menulis babak baru dalam industri hiburan. Ini adalah era di mana avatar kita bisa berjoget bersama ribuan orang lain di bawah gemerlap cahaya robot, membuktikan bahwa musik memang tak punya batas, bahkan di dalam dunia digital sekalipun. The Daft Punk Experience akan mulai disiarkan pada Sabtu, 27 September pukul 14.00 ET atau Minggu dini hari WIB.
Popularitas Fortnite & Isu Larangan di Indonesia
Namun demikian, pada Juli 2021, melansir media online besar seperti Tempo dan lainya, ketika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dijabat Sandiaga Uno, muncul isu ancaman larangan game Fortnite di Indonesia dari Sandiaga. Langkah tersebut diambil karena game ini dianggap bertentangan dengan nilai-nilai luhur, khususnya keagamaan, dan dikhawatirkan dapat memicu ketidakhormatan antarumat beragama serta aksi kekerasan. Sandiaga menekankan pentingnya memanfaatkan era digital sebagai peluang lapangan kerja tanpa merusak nilai bangsa.
Isu larangan ini sempat memanas setelah beredarnya tangkapan layar viral yang menunjukkan bangunan mirip Ka'bah dalam game tersebut. Menanggapi hal ini, tim pengembang Fortnite, Epic Games, mengeluarkan klarifikasi resmi. Mereka membantah bahwa bangunan tersebut adalah konten resmi dan menjelaskan bahwa itu adalah hasil modifikasi pemain individu yang menggunakan fitur "Creative Mode", yang memungkinkan pemain membuat konten sendiri. Tim Fortnite juga menegaskan bahwa tidak ada opsi dalam game untuk menghancurkan bangunan suci seperti Ka'bah.
Di Indonesia, popularitas Fortnite juga terkendala oleh faktor aksesibilitas dan persaingan. Game ini sebelumnya hanya bisa dapat dijalankan secara optimal di PC atau laptop dengan spesifikasi memadai, sementara mayoritas masyarakat Indonesia lebih memilih bermain game melalui ponsel karena kepraktisan dan keterjangkauannya. Selain itu, Fortnite harus bersaing ketat dengan game-game sejenis seperti PUBG Mobile, Free Fire, dan Mobile Legends yang sudah lebih dulu menguasai pasar dan dirancang khusus untuk platform mobile, sehingga lebih mudah diakses oleh pemain di Tanah Air.
(Sumber: Billboard)