SUKABUMIUPDATE.com – Rangkaian bencana alam yang terus menerjang wilayah Sukabumi menuai keprihatinan mendalam dari kelompok Masyarakat Pemerhati Ekologi (Mahalogi). Dalam aksi budaya bertajuk Raksa Buana yang digelar Selasa (2/7/2025), mereka menyampaikan bahwa musibah ini bukan sekadar akibat faktor cuaca, tetapi dampak nyata dari kerusakan lingkungan yang masif.
Koordinator Mahalogi, Mantra Sugrito, menegaskan bahwa banjir, longsor, dan pergeseran tanah yang menewaskan warga serta merusak fasilitas publik di berbagai kecamatan, seharusnya menjadi alarm keras bagi pemerintah daerah. “Ini bukan kebetulan. Alam sedang bicara. Kita yang lalai,” ujar Mantra.
Dalam pernyataannya, Mahalogi menyoroti perusakan hutan, alih fungsi lahan, dan penambangan ilegal yang terjadi baik di kawasan utara maupun selatan Sukabumi. Mereka mendesak Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi untuk bertindak tegas terhadap para pelaku perusakan alam, termasuk oknum aparat dan perusahaan yang terlibat.
Selain itu, mereka menuntut agar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapelitbangda) segera merevisi draft Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan memasukkan program pembangunan berkelanjutan yang berbasis budaya lokal. “Jangan tunggu korban terus berjatuhan. Pemimpin harus hadir, bukan sekadar pidato,” tegas Mantra.
Baca Juga: Kapolri Listyo Sigit Lantik 1.848 Perwira SIP di Lemdiklat Polri Sukabumi
Mahalogi juga menyoroti dugaan perusakan hutan lindung di kawasan Gunung Halimun Salak, tepatnya di Desa Cidahu, Kecamatan Cidahu. Investigasi mereka menemukan praktik penebangan liar dan alih fungsi lahan yang dinilai memperparah kerentanan ekologi Sukabumi.
Tak hanya itu, mereka menduga ada klaim kepemilikan lahan oleh seorang oknum yang mengaku memiliki hak kelola atas lebih dari 70 hektar lahan di kawasan tersebut. Mahalogi bahkan menuding adanya keterlibatan oknum pejabat Pemerintah Kabupaten Sukabumi. “Jika benar ada mafia lahan yang bermain bersama penguasa, ini bukan hanya pelanggaran hukum, tapi ancaman nyata bagi keberlangsungan hidup masyarakat,” ujar Mantra.
“Jika kerusakan ini terus dibiarkan, bukan hanya hutan yang akan musnah. Gedung pemerintahan pun bisa runtuh dihantam bencana yang tak dicegah,” tutup Mantra.