SUKABUMIUPDATE.com - Letupan air hitam yang muncul dari dasar Sungai Cibuni, kawasan Leuwi Korocok, Kabupaten Sukabumi, terekam oleh seorang pemancing dan viral di media sosial. Dalam video berdurasi singkat yang pertama kali diunggah warga ke media sosial, tampak semburan air berwarna gelap menyembur ke permukaan sungai seperti letusan lumpur. Warga menyebut fenomena itu terjadi mendadak, disertai suara seperti gelegakan dari dasar air.
Menanggapi fenomena tersebut, Aceng Hidayat, Dekan Sekolah Vokasi IPB University sekaligus pakar ekonomi sumberdaya dan lingkungan memberikan penjelasan awal dari perspektif ilmu lingkungan. Ia menyebut bahwa semburan tersebut kemungkinan merupakan fenomena alamiah.
“Bisa jadi itu merupakan sebuah fenomena alam murni ya, dugaan pertama itu berasal dari bahan-bahan organik, bahan organik itu kan bahan yang berasal dari tanaman dan bahan-bahan organik lain yang mengalami dekomposisi dan tertimbun dalam waktu yang cukup lama di dasar leuwi,” ujar Aceng saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Senin (16/6/2025).
Baca Juga: Ketika Dana Desa Tak Berjejak pada Beton: Studi Kasus di Sukabumi
Ia menjelaskan bahwa Leuwi bagian sungai yang dalam berpotensi menjadi tempat pengendapan material organik dari hulu.
“Kemudian dugaan yang kedua, bisa juga itu limbah organik yang tertimbun, kan leuwi itu bagian sungai yang dalam ya, mungkin di hulu nya itu ada buangan-buangan limbah, bisa limbah pertanian dan lain sebagainya, kemudian terbawa hanyut ke sungai dan tertimbun di dasar leuwi dan bercampur dengan lumpur, nah biasanya itu kalau bahan organik limbah seperti itu tertimbun di bawah lumpur itu akan mengandung gas yang dihasilkan dengan proses alami, ada mikroba dan lain sebagainya,” paparnya.
Masih dalam kerangka penjelasan ilmiah, Aceng mengaitkan peristiwa tersebut dengan proses alami bernama upwelling yakni pergerakan massa air dari dasar ke permukaan akibat perbedaan suhu ekstrim.
Baca Juga: Tragedi di Muara Cikaso Sukabumi: Perahu Terbalik Dihantam Ombak, Satu Nelayan Tewas, Satu Hilang
“Dalam kondisi katakanlah misalkan suhu sungai bagian permukaan dengan bagian dasar itu berbeda bisa jadi itu limbah organik yang sudah mengandung gas itu berbalik ke atas namanya upwelling, sehingga bisa menyerupai sebuah semburan ke atas, mengapa hitam, ya tadi mengandung limbah-limbah organik tadi yang mengandung gas, itu dalam ilmu lingkungan ya katakanlah upwelling, yaitu terbaliknya bagian dasar leuwi ke atas karena ada perbedaan suhu yang cukup ekstrim antara permukaan dengan dasar, sehingga keluar menyerupai sebuah letupan tadi,” jelasnya.
Menurut Aceng, fenomena seperti ini bisa berdampak serius terhadap ekosistem air. “Apakah itu berbahaya, ya bisa jadi berbahaya untuk makhluk hidup yang ada di sungai tersebut, untuk ikan, atau untuk mikroba-mikroba lainnya, ini bisa menjadi racun untuk hewan-hewan yang hidup di air ya,” katanya.
Ia mencontohkan kejadian serupa yang pernah terjadi di Sungai Citarum, yang menyebabkan kematian massal ikan, khususnya yang dibudidayakan dalam keramba.
Baca Juga: Banjir Ciemas Lumpuhkan UMKM, Pelaku Usaha Geopark Ciletuh Sukabumi Bertahan di Tengah Krisis
“Walaupun di sini terjadi katakanlah di sebuah danau, ini akan menyebabkan kematian aneka macam ikan, fenomena ini pernah terjadi juga di sungai Citarum yang terjadi sebuah letupan seperti itu dan itu biasanya menimbulkan kematian massal bagi ikan-ikan yang ada di sungai itu terutama yang ada di keramba tuh, nah ini dugaan karena sebetulnya saya tidak tahu proses kejadiannya, jadi mungkin itu bagian dari proses upwelling tadi.”
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa jika benar ini akibat gas dari timbunan bahan organik, maka dampaknya juga bisa merugikan secara ekonomi bagi masyarakat yang menggantungkan hidup dari perikanan.
“Bagi petani ikan keramba itu sangat merugikan ya, tapi belum tau yang di Cibuni ini, dari mana limbah itu? tidak tahu, apakah itu timbunan mungkin masa lalu sekian ratus tahun yang lalu mungkin tertimbun aneka macam bahan organik di sana, atau mungkin juga timbunan bahan organik yang dialirkan dari hulu bisa jadi ada kegiatan pertanian atau pembuangan limbah, sehingga ini mengendap di dasar leuwi tadi,” tambahnya.
Baca Juga: Drama Maling Gabah di Surade Sukabumi: Pelaku Kabur, Warga Adang dengan Bambu
Kendati demikian, Aceng menegaskan bahwa penjelasan ini masih bersifat dugaan awal yang merujuk pada pengetahuan dalam bidang lingkungan. “Mungkin ini harus dipelajari oleh ahli geologi ya, apakah di situ ada semacam lubang yang sangat dalam kemudian dihuni oleh semacam hewan, ini kan perlu diteliti oleh ahli geologi ya, bahkan ahli biologi perairan barangkali,” katanya.
“Kalau ingin spesifik harus pakai data dan hasil penelitian, ini hanya penjelasan fenomena upwelling secara umum, apakah itu memang benar fenomena upwelling ya harus mengamati langsung di lapangan,” tutup Aceng.
Sebelumnya diberitakan, seorang warga yang tengah memancing di Sungai Cibuni merekam momen semburan air hitam dari dasar Leuwi Korocok. Dalam video yang beredar, semburan itu terjadi secara tiba-tiba dan menarik perhatian karena bentuknya menyerupai letusan lumpur dari kedalaman sungai. Fenomena ini kemudian memicu kekhawatiran dan spekulasi di kalangan warga sekitar.