DALAM rangka menjalankan program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa Universitas Nusa Putra melaksanakan Workshop Mitigasi Bencana dan Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan di Aula Kantor Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 25 peserta yang terdiri dari ibu rumah tangga, bapak-bapak desa, serta anggota PKK yang menjadi garda terdepan dalam penggerak masyarakat.
Workshop ini mengangkat tema “Aksi Kecil, Dampak Nyata: Pemilahan Sampah dan Pembuatan Eco Enzyme Ramah Lingkungan” dengan menghadirkan narasumber dari Saling.id, - organisasi lokal peduli lingkungan di Sukabumi yang fokus pada isu persampahan, atau secara umum merujuk pada siapa saja yang memiliki kepedulian dan melakukan tindakan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.
Desa Cikahuripan dan Tantangan Lingkungan
Desa Cikahuripan dikenal memiliki kondisi geografis yang indah dengan hamparan sawah dan aliran sungai, namun sekaligus rentan terhadap bencana banjir dan longsor, terutama saat musim hujan. Permasalahan sampah rumah tangga yang belum tertangani secara optimal sering kali memperburuk keadaan. Sampah plastik yang menumpuk di selokan dan sungai dapat menghambat aliran air, sehingga meningkatkan risiko banjir.
Baca Juga: Bantuan Kursi Roda untuk Warga Sukajaya dari Yayasan Sukabumi Update Peduli
Oleh karena itu, pengelolaan sampah menjadi salah satu fokus utama mahasiswa KKN di desa ini. “Mitigasi bencana bukan hanya soal peringatan dini atau evakuasi, tapi juga bagaimana kita menjaga lingkungan agar tetap bersih dan tidak menimbulkan risiko baru,” jelas narasumber dari komunitas Saling.id yang hadir dalam acara tersebut.
Materi dan Praktik: Dari Teori ke Aksi Nyata
Pada sesi inti, narasumber dari Saling.id menyampaikan materi secara interaktif mengenai:
1. Mitigasi Bencana dan Peran Masyarakat Desa: Pentingnya kesiapsiagaan masyarakat
dalam menghadapi bencana alam, khususnya banjir dan longsor yang rawan terjadi di
kawasan Sukabumi, juga peran rumah tangga dalam membangun budaya sadar bencana
sejak dari lingkungan terkecil.
2. Pengenalan Jenis Sampah dan Teknik Pemilahan: Perbedaan sampah organik dan
anorganik serta dampak buruknya jika tidak dikelola dengan benar, dan cara memilah
sampah mulai dari sumber (rumah tangga), sehingga mengurangi volume sampah yang
berakhir di TPA.
3. Pembuatan Eco Enzyme dari Limbah Buah dan Sayuran: Praktik langsung pembuatan eco enzyme oleh peserta workshop dengan bahan-bahan dari limbah organik sisa dapur
seperti kulit jeruk, limbah buah atau sayuran, dan gula merah. Eco enzyme ini dapat
digunakan sebagai cairan pembersih alami, pengusir hama tanaman, hingga penjernih air
limbah rumah tangga.
4. Pembuatan Pupuk Organik: Peserta mempraktikkan cara mengolah sisa dapur, daun
kering, dan kotoran hewan menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk
menyuburkan tanaman.
Selain pemaparan, peserta langsung praktik membuat eco enzyme dan pupuk organik sederhana. Aktivitas ini membuat warga antusias, terutama ibu-ibu PKK yang melihat peluang bahwa limbah rumah tangga bisa diolah menjadi produk bermanfaat bahkan bernilai ekonomi.
Kolaborasi dengan Grab
Workshop ini semakin istimewa dengan hadirnya Grab Pelabuhan Ratu sebagai mitra kolaborasi. Selain memperluas jangkauan layanan transportasi dan logistik di daerah pedesaan, Grab mendukung upaya penyebaran edukasi mitigasi bencana dan gaya hidup ramah lingkungan. Kehadiran mitra swasta ini menjadi bentuk nyata sinergi antara akademisi, pemerintah desa, komunitas, dan sektor usaha dalam membangun desa berdaya.
Pembuatan eco enzyme bersama warga Cikahuripan dan mahasiswa KKN Universitas Nusa Putra
Pembagian Sembako
Sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi masyarakat, panitia KKN Universitas Nusa Putra juga melakukan pembagian sembako kepada para peserta workshop yang hadir. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat, karena selain memberi manfaat pengetahuan dan keterampilan, warga juga merasakan dukungan nyata yang dapat membantu kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Efek Samping Tanaman Saga: Waspadai Konsumsi Berlebihan!
Antusiasme dan Harapan ke Depan
Sesi tanya jawab berlangsung hangat, dengan banyak warga menanyakan cara penyimpanan ecoenzyme, lama proses fermentasi, hingga peluang pemasaran produk hasil olahan sampah. Beberapa bapak desa juga menanyakan strategi mitigasi sederhana yang bisa diterapkan dilingkungan tempat tinggal untuk mengurangi risiko bencana.
Melalui kegiatan ini, masyarakat Desa Cikahuripan tidak hanya mendapatkan pengetahuan,
tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua pelaksana sekaligus ketua KKN menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi awal dari gerakan berkelanjutan. “Kami berharap masyarakat tidak hanya berhenti di workshop ini, tetapi mampu menularkan ilmu yang didapat kepada keluarga dan tetangga, sehingga tercipta budaya peduli lingkungan dan tanggap bencana di Desa Cikahuripan,” ujarnya.
Baca Juga: Daftar Lengkap Pemenang Penghargaan Seoul International Drama Awards 2025
Perangkat Desa Cikahuripan, Nandang Guzur, mengapresiasi inisiatif mahasiswa. Ia
berharap kegiatan ini menjadi awal gerakan kolektif di desanya. “Cikahuripan adalah desa dengan potensi besar. Kalau warganya bisa lebih peduli pada kebersihan lingkungan, maka risiko bencana bisa ditekan. Harapan saya, apa yang dipelajari hari ini terus diterapkan, bukan hanya berhenti di workshop,” ujarnya.
Workshop Mitigasi Bencana dan Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan ini menjadi bukti nyata bahwa aksi kecil di tingkat desa dapat berdampak besar bagi keberlanjutan lingkungan dan ketangguhan masyarakat. Sinergi antara mahasiswa, pemerintah desa, komunitas, dan pihak swasta seperti Grab diharapkan terus terjalin sehingga Desa Cikahuripan semakin siap menghadapi tantangan lingkungan dan bencana di masa depan.
Kelompok KKN ini dibimbing oleh dosen Hermanto S.T,M.Kom. Mereka terdiri dari M Agung Laksana, Mithia Febriyanti, Nazwa Alya Salsabila, Gilang Rayhandika, Hana Khoirunnisa, Sifa Yunia Afriani, Rivan Suntela, Muhamad Rafli Ramli, Arya Prayoga, Muhammad Salman Alfarizi, Annisa Devie Maharani, Nataswa Raihan, Yunisa Alifiah, Muhammad Gautshal Azkiya, Widy Putri Pratiwi, Abdul Azis Burhanurin, Rivi Fauzan Yusup, Muhammad Rizki Aufa dan Putra Ramditiana.



