Musik dan Kesehatan Mental: 7 Efek Positif yang Bisa Menguatkan Jiwa

Sukabumiupdate.com
Rabu 25 Jun 2025, 09:00 WIB
Musik dan Kesehatan Mental: 7 Efek Positif yang Bisa Menguatkan Jiwa

Ilustrasi - Tahukah kamu? Musik bisa bantu redakan stres, atasi depresi, bahkan bantu pemulihan trauma! (Sumber : Freepik.com/@Freepik).

SUKABUMIUPDATE.com - Musik dan kesehatan mental ternyata memiliki keterkaitan yang erat. Musik tidak hanya menjadi sarana hiburan saja, melainkan sebagai alat yang ampuh untuk mengekspresikan emosi hingga menghadapi tantangan kesehatan mental.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa musik dapat meningkatkan suasana hati, meredakan stres, dan menciptakan rasa koneksi yang kuat, terutama bagi mereka yang merasa terisolasi secara emosional. 

Saat kita mendengarkan musik, suara dan iramanya bisa memberikan efek menenangkan yang mendalam, memengaruhi emosi kita, meredakan ketegangan, dan membawa perasaan damai. 

Musik juga dapat berfungsi sebagai bentuk terapi, yang memungkinkan kita menjelajahi dan mengekspresikan perasaan terdalam, sekaligus menjadi pelampiasan sehat dari pergulatan batin yang dialami.

Mengutip laman Mind Help, menariknya, hasil survei menunjukkan bahwa 68,5% intervensi musik yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan mental menghasilkan dampak positif. Temuan ini menegaskan potensi musik sebagai alat efektif dalam meningkatkan kesejahteraan emosional dan mental.

Dengan semua manfaat ini, jelas bahwa musik bukan sekadar seni, tetapi juga sahabat jiwa yang dapat menemani kita dalam proses penyembuhan dan pertumbuhan mental.

Musik bukan hanya hiburan semata, tetapi juga terbukti memiliki dampak terapeutik bagi kesehatan mental. Berikut adalah tujuh contoh gangguan kesehatan mental yang dapat terbantu melalui intervensi musik:

1. Depresi

Musik dapat menjadi teman emosional yang memberi kenyamanan dan rasa harapan bagi penderita depresi. Mendengarkan lagu-lagu dengan nuansa ceria dan optimis mampu memperbaiki suasana hati, meningkatkan semangat, dan memberikan pelarian sejenak dari pikiran-pikiran negatif yang berulang.

2. Gangguan Kecemasan (Anxiety)

Musik yang lembut, menenangkan, dan memiliki tempo pelan dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan. Suara musik tertentu juga terbukti mampu meredakan gejala seperti kegelisahan, ketegangan, bahkan insomnia, menjadikan musik sebagai alat relaksasi alami.

3. Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD)

Melalui teknik seperti terapi musik berbasis ritme, menulis lagu, atau mendengarkan musik terapeutik, penderita PTSD dapat dibantu untuk memproses pengalaman traumatis mereka. Musik mendukung pelepasan emosi yang terpendam, membantu mengelola gejala, dan mempercepat pemulihan psikologis.

4. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (ADHD)

Musik dengan ritme konsisten, terutama musik instrumental seperti klasik atau ambient, dapat membantu meningkatkan fokus dan memperpanjang rentang perhatian. Bagi individu dengan ADHD, musik juga dapat digunakan sebagai latar pendukung saat belajar atau bekerja.

5. Skizofrenia

Dalam terapi musik, penderita skizofrenia dapat terbantu untuk mengekspresikan perasaan yang sulit diungkapkan secara verbal. Musik juga dapat meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar dan memberikan dorongan energi yang positif untuk menjalani aktivitas harian.

6. Gangguan Makan (Eating Disorder)

Musik yang lembut dan menenangkan dapat menciptakan suasana makan yang lebih santai dan damai. Hal ini membantu individu dengan gangguan makan untuk lebih menikmati proses makan tanpa terfokus secara obsesif pada citra tubuh atau kalori.

7. Gangguan Penyalahgunaan Zat

Aktivitas bermusik seperti memainkan alat musik, menyanyi, atau menulis lagu dapat menjadi outlet emosional yang sehat. Musik juga dapat menjadi pengalih perhatian dari keinginan untuk menggunakan zat terlarang dan mendukung proses rehabilitasi dengan memberikan rasa pencapaian dan ekspresi diri.



Berita Terkait
Berita Terkini