SUKABUMIUPDATE.com - Budaya Toxic sering kali dianggap sebagai hal yang lumrah atau bagian dari kehidupan sosial.
Padahal, jika dibiarkan, Budaya Toxic dapat merugikan kesehatan mental, hubungan sosial, dan kesejahteraan individu.
Budaya Toxic tidak seharusnya menjadi bagian dari kehidupan yang dinormalisasi. Dengan mengenali dan menolak pola-pola yang toxic, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung untuk semua orang.
Baca Juga: Tren Es Krim Micin Menurut dr Tirta dan dr Dion: Rasanya Lebih Kuat, Tapi…
Berikut beberapa Budaya Toxic yang seharusnya tidak dinormalisasi, seperti dirangkum dari berbagai sumber:
Budaya Toxic yang Tidak Boleh Dinormalisasi
1. Gosip dan Fitnah
Sering kali dianggap sebagai bentuk hiburan atau bahkan “pengikat pertemanan,” kebiasaan bergosip dan menyebarkan rumor bisa merusak reputasi seseorang.
Menghormati privasi orang lain adalah langkah penting dalam membangun hubungan yang sehat.
2. Mengecilkan Perasaan Orang Lain
Sering mendengar ungkapan seperti “Ah, cuma segitu aja sedihnya?” atau “Jangan lebay!”? Meremehkan perasaan seseorang dapat membuat mereka merasa tidak valid. Semua emosi berhak diakui dan dihargai tanpa perlu dibandingkan.
3. Ekspektasi Berlebihan terhadap Wanita dan Pria
Wanita sering dituntut untuk selalu lemah lembut, sementara pria diharapkan tidak boleh menangis atau menunjukkan kelemahan.
Stereotip Budaya Toxic ini membatasi kebebasan individu untuk mengekspresikan diri mereka secara autentik.
4. Budaya Lembur Berlebihan
Memaksakan diri untuk bekerja tanpa istirahat sering dianggap sebagai tanda dedikasi. Padahal, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangat penting untuk kesehatan mental dan produktivitas jangka panjang.
Baca Juga: Motor Penghuni Kos Asal Tasikmalaya Raib Digondol Maling di Cisaat Sukabumi
5. Gaslighting dalam Hubungan
Gaslighting adalah manipulasi emosional yang membuat seseorang meragukan dirinya sendiri.
Contohnya adalah ketika seseorang mengatakan “Kamu terlalu sensitif” setelah melakukan tindakan yang menyakitkan. Hubungan yang sehat didasarkan pada komunikasi yang jujur dan saling menghormati.
6. Mengorbankan Diri Demi Orang Lain Secara Berlebihan
Berempati adalah hal baik, tetapi jika selalu menomorsatukan kebutuhan orang lain hingga mengabaikan diri sendiri, itu bisa menjadi masalah. Penting untuk menetapkan batasan dan memperhatikan kesejahteraan diri sendiri.
7. Bercanda Body Shaming
Komentar negatif tentang bentuk tubuh seseorang sering dianggap sebagai candaan atau motivasi.
Padahal, body shaming bisa merusak kepercayaan diri dan kesehatan mental seseorang. Semua orang berhak merasa nyaman dengan tubuhnya tanpa harus memenuhi standar kecantikan tertentu.
Sumber: berbagai sumber.