TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
bankbjb

Mengenal Gie Say, Barongsai Singa Hitam Ikon Imlek dan Vihara Widhi Sakti Sukabumi

Berbeda dari barongsai lain, Gie Say sebagai simbol Vihara Widhi Sakti Sukabumi diciptakan dari bahan dan gerakan khas.

Penulis
Senin 23 Jan 2023, 11:18 WIB

Gie Say , barongsai ikon imlek dan Vihara Widhi Sakti yang jadi aset budaya dan wisata atraksi di Kota Sukabumi (Sumber: sukabumiupdate/saddam)

Gie Sai, barongsai Sukabumi ini tampil dengan jurus kungfu dari perkumpulan ahli bela diri di Vihara Widhi SaktiGie Say, barongsai Sukabumi ini tampil dengan jurus kungfu dari perkumpulan ahli bela diri di Vihara Widhi Sakti

"Kemudian diresmikan tahun 1952 dan menjadi Perkumpulan Gie Say. Perkumpulan para ahli kungfu di Kota Sukabumi yang sering berkumpul di Vihara Widhi Sakti. Saat itu sejumlah tokoh dari perkumpulan sepakat membuat barongsai yang unik dan berbeda," lanjut Arieffin.

Memang unik, jika barongsai lain bagian kepala biasanya hanya dari kerta singkong dan rangka bambu, maka Gie Say diciptakan dari kawat baja, campuran kertas sarung semen dan kertas singkong. Boneka kepala singa dengan sebuah tanduk besar ini dipastikan lebih berat dari barongsai lainnya.

Hitam kemudian dipilih sebagai adalah warna dominan dari Barongsai Gie Say. Selain beda bentuk dan warna, gerakannya Gie Say saat beraksi juga khas.

Baca Juga: Jadi Ciri Khas Imlek, Mengenal Barongsai dari Makna, Sejarah hingga Tarian

"Gerakannya adalah jurus kungfu, golok Kwan Kong. Jurus ini memang jadi salah satu yang dipelajari di perkumpulan Gie Say sukabumi,” kata Arieffin.

"Untuk bisa menampilkan tarian Gie Say tidak mudah. Butuhkan waktu berlatih sekitar 3 sampai 4 tahun. Berat total kurang lebih 25 Kg," sambungnya.

Arieffin juga mengatakan, Gie Say adalah lambang perpanduan budaya tingkok dan Indonesia khususnya Sunda. Gerak tarian Gie Say masih asli dari Tiongkok, bagian lain seperti peralatan atraksi diadopsi dari nusantara khususnya budaya Sunda.

"Seperti kemenyan saat perayaan ulang tahun perkumpulan Gie Say. Selain itu, anggota Gie Say saat ini juga berasal dari beragam etnis dan agama. Sebagai perwujudan nilai persaudaraan, yang harus tetap eksis dan solid. Mewujudkan nilai-nilai kejujuran, membawa dan menyebarkan semangat kebaikan bagi masyarakat Kota Sukabumi,” beber Arieffin.

Tidak hanya ditampilkan saat perayaan tahun baru Imlek, Gie Say juga sering manggung untuk memeriahkan acara-acara lainnya yang bersifat ritual. Seperti pemberkatan usaha atau toko baru, rumah baru, atau dalam acara lainnya.


Editor
Halaman :
Berita Terkait
BERITA TERPOPULER
Berita Terkini
x