SUKABUMIUPDATE.com - Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani) bersama PT Pegadaian mengembangkan pertanian rendah karbon dan ramah lingkungan melalui program Kampung Swasembada Pangan Lestari - The Gade Integrated Farming.
Salah satunya membangun percontohan budidaya padi di Desa Kalijaya, Kecamatan Talagasari Kabupaten Karawang Jawa Barat, yang dalam pelaksanaannya mengandeng Kelompok Tani Saichwan 2.
Hari ini, Senin (16/6/2024) padi rendah karbon dan ramah lingkungan tersebut dipanen pada usia tanam 88 hari, lebih cepat dari usia tanam panen padi pada umumnya.
Panen di Kampung Karokrok Utara Desa Kalijaya Kecamatan Talagasari Kabupaten Karawang, dilaksanakan Ketua Umum Intani Guntur Subagja Mahardika bersama Pemimpin Wilayah PT Pegadaian Ahmad Zainuddin, Tim Divisi ESG Pegadaian M Teguh dan Rudiyanto, Muspika Kecamatan Talagasari, Kepala Desa Kalijaya, dan formulator pupuk organik Intani Baharuddin Rahman.
"Alhamdulillah padi kami bebas hama dan hasilnya melimpah," ungkap Ketua Kelompok Tani Saichwan 2 Cecep Saepuloh.
Baca Juga: Intani Institute-Pegadaian Peduli Latih Petani Budidaya Organik
Cecep yang merupakan Ketua Intani Kabupaten Karawang menjelaskan musim tanam sebelumnya hasil panen hanya 3 ton dan kini bisa menghasilkan padi 6 ton per hektar. Produksi 100 persen.
Pemimpin Wilayah 8 PT Pegadaian Ahmad Zainuddin memaparkan perusahaannya menggandeng Intani untuk berkolaborasi program tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam pengembangan pertanian ramah lingkungan.
Menurutnya, program tersebut berjalan di sejumlah lokasi, diantaranya; Karawang Jawa Barat, Magelang Jawa Tengah, Madiun Jawa Timur, dan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Budidaya pangan dan hortikultura, dan akan dikembangkan ke Sulawesi Selatan.
"Selain pertanian ramah lingkungan dapat meningkatkan pendapatan petani, kami juga mengajak petani menata keuangannya dengan menabung emas untuk masa depan anak dan keluarganya," ujar Zainuddin.
Ketua Umum Intani Guntur Subagja Mahardika mengungkapkan Kampung Swasembada Pangan Lestari sebagai partisipasi masyarakat dan korporasi mendukung program Presiden Prabowo Subianto swasembada pangan nasional.
Baca Juga: Yayasan GSI dan Intani Canangkan Desa Digital di Yogyakarta
Program ini melatih para petani membuat pupuk organik dan pupuk hayati secara mandiri dengan bahan baku lokal yang ada di sekitarnya. "Kami bersama Pegadaian Peduli melatih 112 kelompok tani dan 42 orangnha sudah memperoleh sertifikasi kompetensi fasilitator pertanian organik berstandar BNSP,"ungkap Guntur.
Baharuddin Rahman yang memimpin Badan Pengembangan Pertanian Organik Intani memaparkan produksi pertanian terus menurun karena tanahnya rusak akibat penggunakan pupuk dan obat-obatan kimia berlebihan. "Melalui program ini kita pulihkan lahan yang rusak kembali menjadi lahan subur,"tuturnya.
Dengan pertanian organik biaya produksi petani lebih rendah dan hasil produksi meningkat. "Sehingga pendapatan petani lebih besar,"jelasnya.
Baharuddin terus menularka pertanian organik ke masyarakat. Dengan pertanian organik mampu mengikat karbon sehingga mengurangi dampak perubahan iklim.
Disamping itu juga akab menghidupka kembali biota alami mahluk hidup dalam ekosistem pertanian ramah lingkungan yang berkelanjutan.
Baca Juga: Kumpulkan SKPD Bahas Kelanjutan KPBU, Pemkot Sukabumi Targetkan 2026 PJU Menyala
Guntur mengungkapkan Intani konsens pada pengembangan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan melestarikan alam.
Percontohan padi rendah karbon dan ramah lindungan di Kalijaya seluas 1 hektar. Setelah panen ini akan diperluas menjadi menjadi puluhan hektar di Kecamatan Talagasari dan beberapa kecamatan lainnya di Karawang.