SUKABUMIUPDATE.com - Jawa Barat (Jabar) saat ini memiliki kebijakan menangani pelajar bermasalah oleh TNI di barak militer. Hal ini mendapatkan respons dari Anggota Komisi IV DPRD Jabar dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Yusuf Maulana.
Tujuan program ini disebut untuk membentuk disiplin dan karakter pelajar. Namun pertanyaannya: apakah ini benar-benar solusi atau justru langkah yang tergesa?
Pendidikan: Anak Nakal Bukan untuk Ditakuti
Yusuf Maulana atau biasa dipanggil Haji Aka menyebut kenakalan pelajar bukan hal baru, tetapi cara menanganinya harus cermat. Pendidikan seharusnya membina, bukan menghukum secara keras. Anak-anak usia sekolah sedang mencari jati diri. Saat mereka salah arah, yang mereka butuhkan adalah pendampingan, bukan tekanan.
"Jika pendekatan militer dipilih, ada risiko anak menjadi trauma atau justru makin memberontak. Sekolah dan orang tua seharusnya bekerja sama memberikan perhatian, bukan melempar tanggung jawab ke sistem yang belum tentu cocok bagi jiwa remaja," kata dia kepada sukabumiupdate.com, Selasa (6/5/2025).
Baca Juga: Hardiknas 2025: Haji Aka Serukan Penghargaan dan Kesejahteraan Guru, Pelita Generasi Bangsa
Hukum: Hati-Hati Langgar Hak Anak
Haji Aka juga mengungkapkan Indonesia memiliki Undang-Undang Perlindungan Anak dan sudah meratifikasi Konvensi Hak Anak. Setiap anak, termasuk yang bermasalah, tetap punya hak dilindungi dari kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi.
Jika tidak hati-hati, pengiriman ke barak militer bisa berpotensi melanggar hukum, terutama jika dilakukan tanpa mekanisme yang adil dan pengawasan yang jelas.
Kebijakan: Jangan Tutupi Masalah Asli
Kenakalan remaja sering muncul karena berbagai sebab, lanjut Haji Aka, seperti tekanan keluarga, lingkungan sosial, atau kurangnya ruang berekspresi. Solusi jangka pendek seperti barak militer mungkin tampak ampuh, namun tidak menyentuh akar persoalan.
"Daripada itu, pemerintah daerah sebaiknya memperkuat pendidikan karakter di sekolah, membuka ruang konseling, dan menghadirkan program pembinaan remaja yang lebih humanis dan terarah," ujarnya.
"Kita semua ingin generasi muda Jabar dan Sukabumi tumbuh menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab. Tapi cara mencapainya harus hati-hati. Jangan sampai semangat mendidik justru berubah menjadi cara yang menyakiti. Anak-anak bukan musuh, namun titipan yang harus kita arahkan dengan kasih, bukan dengan kekerasan," kata Haji Aka. (ADV)