SUKABUMIUPDATE.com - Perkembangan teknologi kecerdasan artifisial atau AI membawa dampak signifikan terhadap penyebaran informasi di ruang digital. Di satu sisi, AI mampu membantu proses verifikasi dan analisis data dengan cepat. Namun di sisi lain, teknologi ini juga berpotensi mempercepat penyebaran disinformasi apabila tidak digunakan secara etis dan bertanggung jawab.
Dalam konteks tersebut, Koalisi Cek Fakta—yang terdiri atas Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (MAFINDO)—bersama ICT Watch dan 102 media online menjalin kolaborasi strategis untuk mengembangkan serta memanfaatkan aplikasi berbasis AI bernama “Galifakta” (s.id/galifakta).
Aplikasi ini dikembangkan menggunakan platform Canvas Google Gemini dan dirancang untuk membantu publik melakukan pemeriksaan fakta serta mengenali disinformasi secara lebih mudah, cepat, dan efisien.
Baca Juga: Terekam CCTV: Pelaku Penipuan kepada Pedagang Tunanetra di Masjid Jalur Cibolang Sukabumi
Untuk memperkuat dasar kolaborasi tersebut, kedua pihak secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pada 11 November 2025. Penandatanganan ini menandai dimulainya kerja sama antara Koalisi Cek Fakta dan ICT Watch dalam memanfaatkan teknologi AI “Galifakta” untuk edukasi publik serta upaya bersama dalam penanganan disinformasi. Melalui kerja sama ini, kedua pihak juga menegaskan komitmen terhadap penggunaan AI yang etis, transparan, dan bertanggung jawab, serta mendorong kolaborasi multipihak dalam memperkuat ekosistem literasi digital dan tata kelola AI di Indonesia.
Koordinator Cek Fakta, Adi Marsiela, menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi langkah penting untuk memperlambat penyebaran informasi bohong di ruang digital.
“Koalisi Cek Fakta menilai kerja sama ini sebagai langkah penting untuk memperlambat penyebaran informasi bohong di ruang digital. Pemanfaatan Galifakta menjadi alternatif baru bagi publik untuk mengakses hasil pemeriksaan fakta secara cepat, cermat, dan non-partisan.
Melalui kolaborasi ini, ICT Watch memanfaatkan kecerdasan artifisial yang terhubung dengan hasil pemeriksaan fakta dari jejaring media Koalisi Cek Fakta. Setiap hasil pencarian di Galifakta akan menampilkan tautan langsung ke konten asli pembongkaran fakta, sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi terhadap kerja media yang melakukan verifikasi informasi. GaliFakta masih berupaya bisa menautkan langsung tautan ke konten debunking awal. Saat ini GaliFakta baru memberikan kesimpulan hasil debunking.,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Watch, Indriyatno Banyumurti, menegaskan bahwa kolaborasi ini tidak sekadar mengembangkan alat berbasis AI, tetapi juga memperluas partisipasi masyarakat dalam melawan disinformasi.
“Kolaborasi antara kawan-kawan Koalisi Cek Fakta dengan ICT Watch ini bukan sebatas pengembangan tools sederhana berbasis AI. Lebih dari itu, kami sama-sama ingin agar penanganan disinformasi bisa semakin masif dilakukan bersama masyarakat umum, serta memperluas outlet digital untuk cek fakta yang mudah digunakan,” jelasnya.
Dalam kerja sama ini, ICT Watch memanfaatkan kecerdasan artifisial untuk menarik dan menampilkan hasil pemeriksaan fakta yang dilakukan oleh jejaring media Koalisi Cek Fakta. Setiap hasil pencarian di Galifakta akan menautkan langsung ke konten asli pembongkaran fakta oleh media mitra, sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi terhadap kerja jurnalisme verifikasi yang telah dilakukan secara kolaboratif.
Sebagai rangkaian kegiatan, acara penandatanganan MoU juga dilanjutkan dengan diskusi publik bertema “Tantangan dan Peluang Pemanfaatan AI dalam Pemeriksaan Fakta.” Diskusi ini dimoderatori oleh Naharin Ni’matun dan menghadirkan narasumber dari Koalisi Cek Fakta, Bayu Galih, serta dari ICT Watch, Donny Utoyo.
Melalui diskusi ini, para peserta diajak untuk memahami potensi AI sebagai alat pandu dalam membantu jurnalis, pemeriksa fakta, dan masyarakat umum mengenali informasi palsu, sekaligus menyoroti tantangan etika dan transparansi dalam penggunaannya.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam pemanfaatan teknologi AI untuk kepentingan sosial, khususnya dalam pemberantasan disinformasi dan penguatan literasi digital di Indonesia.






