SUKABUMIUPDATE.com - Beredar konten di media sosial seperti X dan Thread yang menyatakan Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, yang mengatakan harga BBM Pertalite itu Rp4.000 per liter.
Seperti akun X @NenkMonica yang memposting unggahan gambar pada 17 Oktober 2025, dengan narasi Menkeu Purbaya mengatakan harga Pertalite seharusnya hanya Rp4.000, namun ada pihak yang menjualnya hingga Rp10.000. Apabila dijual dengan harga Rp4.000, keuntungan yang diperoleh sudah cukup besar. Ironisnya, bahan bakar tersebut masih sempat dioplos.
“MENKEU PURBAYA: PERTALITE hanya 4.000 mereka jual 10.000, padahal dijual 4.000 sudah untung besar, Udah gitu di OPLOS lagi,” narasi dalam gambar oleh akun tersebut.
Hingga Minggu (26/10/2025), munggahan itu telah 5 ribu kali dilihat, 28 komentar, 462 disukai dan 239 kali di retweet.
Bahkan tak sedikit warganet yang percaya dengan unggahan itu, dan banyak yang mengatakan bahwa rakyat Indonesia telah dibohongi selama ini.
Lalu apakah postingan tersebut benar?
CEK FAKTA
Tim Cek Fakta Sukabumiupdate.com melakukan penelusuran dan menemukan bahwa informasi tersebut tidak benar (hoaks atau impostor content). Pencarian dengan kata kunci “Pertalite 4.000” di Google banyak media-media kredibel kompak memberitakan jika itu informasi tidak benar.
Dalam penelusuruan lainnnya, Menteri Keuangan tidak pernah menyebut bahwa harga Pertalite sebesar Rp4.000. Dalam pernyataannya, beliau menjelaskan bahwa harga keekonomian Pertalite berada di kisaran Rp11.700 per liter. Untuk menjaga keterjangkauan harga bagi masyarakat, pemerintah menetapkan harga jual Pertalite sebesar Rp10.000 per liter melalui kebijakan subsidi.
Dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI pada 30 September 2025, Menteri Keuangan menegaskan bahwa selisih antara harga keekonomian dan harga jual Pertalite ditanggung oleh pemerintah melalui subsidi energi. Pada tahun 2025, alokasi anggaran untuk subsidi ini mencapai Rp498 triliun.
“Subsidi dan kompensasi baik energi dan nonenergi misalnya untuk pertalite masyarakat hanya membayar 10.000 per liter dari harga perekonomian 11.700 perliter sehingga APBN harus menanggung 1700 perliter atau 15 persen melalui kompensasi solar masyarakat untuk solar masyarakat hanya membayar 6.800 per liter dari harga perekonomian sebesar 11.950 per liter sehingga APBN menanggung 5.150 per liter atau sekitar 43 persen,” ucap Purbaya dalam Dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI pada 30 September 2025.
Kesimpulannya Impostor content, pernyataan dalam unggahan yang mengklaim “Menkeu sebut harga Pertalite hanya Rp4.000” tidak sesuai fakta dan tergolong sebagai konten palsu atau menyesatkan.



