Kenaikan Harga Komoditas Bantu Pertumbuhan 2017

Senin 23 Januari 2017, 12:10 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Ekonom senior Standard Chartered Aldian Taloputra mengatakan kenaikan harga komoditas global akan membantu kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 yang diperkirakan bisa mencapai 5,3 persen.

"Harga komoditas tidak hanya membantu ekspor, namun juga menolong daya beli masyarakat dan belanja pemerintah," kata Aldian dalam jumpa pers mengenai laporan global 2017 di Jakarta, Senin, 23 Januari 2017.

Aldian mengatakan kenaikan harga komoditas seperti minyak bumi, gas, kelapa sawit dan batu bara pada 2017 akan memberikan kontribusi kepada sektor ekspor yang dalam beberapa tahun terakhir tumbuh negatif.

Harga komoditas ini, lanjut dia, juga akan memberikan dampak kepada peningkatan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan sektor konsumsi rumah tangga terutama di daerah-daerah penghasil sumber daya alam.

"Harga komoditas kelihatannya masih akan terus meningkat dan ini menolong daya beli masyarakat di daerah atau provinsi yang menghasilkan komoditas," ujar Aldian.

Selain itu, kontribusi pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh gencarnya pembangunan sarana infrastruktur yang dalam jangka pendek didukung oleh penerimaan negara dari program amnesti pajak di tiga bulan pertama 2017.

"Infrastruktur akan menjadi prioritas pemerintah di 2017, apalagi angka belanja tumbuh yang cukup besar. Tahun ini, budget juga relatif aman karena meski target penerimaan masih tinggi, tapi bisa dicapai," katanya.

Namun, menurut Aldian, investasi dari sektor swasta diproyeksikan tidak bisa secara maksimal memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi, karena masih adanya tantangan dari sisi eksternal.

Salah satu hal yang bisa mendorong kinerja investasi swasta adalah dengan secara konsisten melakukan reformasi struktural agar investor asing tidak memiliki keraguan terhadap potensi perekonomian nasional dalam jangka panjang. "Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi seharusnya bisa lebih baik, karena faktor yang tidak ada tahun kemarin adalah harga komoditas yang lebih tinggi," kata Aldian.

Laporan global Standard Chartered 2017  juga memaparkan berbagai risiko yang bisa mengganggu potensi pertumbuhan Indonesia antara lain pembangunan infrastruktur yang lambat dan lingkungan bisnis yang tidak bersahabat.

Risiko lain yang bisa mengganggu proyeksi pertumbuhan ekonomi adalah tekanan eksternal berupa perlambatan ekonomi di Tiongkok dan guncangan di pasar finansial yang bisa memicu terjadinya pelarian modal dari negara berkembang.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Tags :
Berita Terkini
Food & Travel09 Mei 2024, 07:00 WIB

Simpel dan Mudah, Cara Membuat Air Rebusan Ketumbar untuk Meredakan Nyeri Sendi

Air rebusan ketumbar dapat dikonsumsi secara teratur untuk mendapatkan manfaat kesehatannya, terutama untuk meredakan masalah pencernaan, meredakan nyeri sendi, dan memberikan efek detoksifikasi pada tubuh.
Ilustrasi. Mudah Dibuat di Rumah, Cara Membuat Air Rebusan Ketumbar untuk Meredakan Nyeri Sendi (Sumber : Instagram/@sweet.deeva)
Science09 Mei 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 9 Mei 2024, Sukabumi Berpotensi Cerah dari Pagi Hingga Dini Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah berawan pada Kamis 9 Mei 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah berawan pada Kamis 9 Mei 2024. | Pixabay/
Sukabumi09 Mei 2024, 00:31 WIB

Hati-hati Jadi TKW! Belajar Rugi dari Warga Sukabumi yang Hamil Sepulang dari Dubai

Camat Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, Kusyana menanggapi hal tersebut, pihaknya menyebut peristiwa ini harus menjadi contoh (pelajaran) bagi seluruh masyarakat ketika hendak menjadi TKW.
Camat Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, Kusyana saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Rabu (8/5/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi08 Mei 2024, 23:30 WIB

Silaturahmi Kepala Desa Se-Dapil V, Satukan Langkah untuk Kemajuan Sukabumi

Silahturahmi dan Halal Bihalal Apdesi Kabupaten Sukabumi bersama para kepala desa, para istri kepala desa, dan aparat desa se Dapil V di gelar di Agro Park, Kecamatan Nyalindung, Rabu (8/5/2024).
Halal Bihalal dan Silaturahmi Apdesi dan Para Kepala Desa Se Dapil V Kabupaten Sukabumi, Rabu (8/5/2024) | Foto : Dok. Apdesi
Sukabumi08 Mei 2024, 23:23 WIB

Diduga Sopir Main HP saat Berkendara, Angkot di Sukabumi Seruduk Mobil Penjual Cireng

Angkot seruduk mobil penjual cireng di Goalpara Sukabumi, diduga gegara sopir asyik main HP saat berkendara.
Angkot seruduk mobil penjual cireng di Goalpara Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
DPRD Kab. Sukabumi08 Mei 2024, 22:54 WIB

DPRD Sukabumi Raker soal Pencabutan Status UHC Non-Cut Off, Ini Hasilnya

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar ungkap hasil raker soal pencabutan status UHC Non-Cut Off bersama Pemda.
Raker Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi dan Pemda soal pencabutan status UHC Non-Cut Off oleh BPJS Kesehatan. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Sukabumi08 Mei 2024, 21:16 WIB

Banyak Kasus Kriminal Libatkan Anak, Bupati Sukabumi Soroti Dampak Medsos hingga Ekonomi

Bupati Sukabumi, Marwan Hamami menyebut pengawasan perserta didik harus diperketat mulai dari pengawasan orang tua, lembaga pendidikan hingga lingkungan sosial
Bupati Sukabumi, Marwan Hamami | Foto : Asep Awaludin
Sehat08 Mei 2024, 21:00 WIB

Tanaman Jelatang: Nutrisi dan 5 Khasiatnya untuk Mengobati Beragam Penyakit

Jelatang adalah tanaman kurus dari keluarga jelatang yang disebut Urticaceae.
Ilustrasi - Jelatang adalah tanaman kurus dari keluarga jelatang yang disebut Urticaceae. (Sumber : pexels.com/@Simon Gough).
Sukabumi08 Mei 2024, 20:59 WIB

Kamboja Belajar soal Pencegahan Perkawinan Anak ke Pemkab Sukabumi

Kabupaten Sukabumi jadi tempat belajar soal pencegahan perkawinan anak bagi delegasi Kamboja.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat berbagi cenderamata dengan delegasi pemerintah Kamboja. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Sukabumi08 Mei 2024, 20:14 WIB

Kebakaran Rumah di Lengkong Sukabumi Diduga Akibat Korsleting Listrik, Penghuni Mengungsi

Kerugian akibat kebakaran rumah di Lengkong Sukabumi ini capai Rp65 Juta. Penyebab diduga akibat korsleting listrik.
Kondisi rumah di Lengkong Sukabumi yang hangus terbakar. (Sumber : Istimewa)