Adu Kuat Cangkul Buatan Cina dengan Cibatu Sukabumi, Menang Mana? 

Minggu 01 Desember 2019, 00:01 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Joko Widodo mengaku kesal ketika cangkul saja harus impor. Jokowi pun menyayangkan banyak barang yang diimpor dari luar negeri padahal industri dalam negeri bisa memproduksinya.

Bicara pembuat cangkul, Kabupaten Sukabumi memiliki daerah yang menjadi sentra logam yaitu Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat. Di tempat ini banyak industri-industri milik masyarakat yang menghasilkan produk perkakas, diantaranya cangkul.

Bahkan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, cangkul buatan Cibatu Sukabumi lebih bagus dibandingkan buatan dari Negara Cina. Hal itu diungkapkan Teten saat berkunjung ke workshop CV. Rhodas, Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2019).

"Kalau saya lihat produk cangkul di Cibatu ini bagus dibandingkan dari Cina. Tentu ada juga produk di daerah lainnya," kata Teten Masduki saat itu.

Lalu seberapa kuat cangkul Cibatu dengan buatan impor khususnya cina? berikut wawancara Kepala Dinas PESDM Kabupaten Sukabumi Aam Ammar Halim, Ketua Koperasi Industri Kerajinan Rakyat (Kopinkra) Cibatu Asep Rohendi dan Direktur CV Roda Daya Sukabumi Uwoh Saefulloh dalam acara tamu Mang Koko.

Pak Kadis, Menteri Koperasi UKM menyatakan pacul Cibatu lebih bagus dari cangkul Cina?

Saya sangat setuju. Mungkin tadi dari sisi halusnya (finishing) buatan kita kalah dengan mesin. Tetapi kekuatan (cangkul) buatan Sukabumi ini termasuk CV Rhodas apabila (saat digunakan) bertemu dengan batu sekalipun tidak akan kalah. Terutama di anting-antingnya, kalau (buatan cina) dengan mesin dicetak kalau (buatan) kita dengan las. Kalau dari sisi kualitas saya setuju bahwa (cangkul) buatan kita lebih bagus dari Cina.

Kepada pak Uwoh Saefulloh sebagai pelaku usaha kaget tidak dengan cangkul impor?

Memang kaget, karena apa? Indonesia itu penduduknya banyak, karya juga tidak kurang, skillnya juga bagus-bagus. Sekarang barang udah banyak dari luar kenapa tidak diperdayakan oleh kita dengan industri kecil dan menengah (IKM). Coba dilihat, IKM kita itu kreatif, mau bikin apa sebetulnya bisa. Asal, bisa disini bukan hanya bisa bikin tapi harus dibantu cara penjualannya. Kalau tidak bisa menjual, saya kira membuat apapun orang ogah.

Pak Uwoh sudah tahu belum ada produk perkakas dari luar yang masuk Indonesia?

Kalau tahu belum, tapi kalau misalkan wacana akan datang impor dari Cina itu dari tahun 2017 sudah ada kabar. Makanya saya persiapkan ini itu untuk bisa daya saing jangan kita jadi penonton tapi kita harus jadi pelaku.

Kepada Ketua Kopinkra Cibatu Asep Rohendi, secara kelembagaan sudah siap belum menjawab tantangan Presiden bahwa UKM harus bisa memenuhi kebutuhan cangkul di dalam negeri?

Kalau dikatakan siap tidak siap, sangat siap. Karena perlengkapan sangat mendukung dan menunjang. SDM-nya siap, kelembagaan koperasinya siap, karena modal hari ini bukan menjadi persoalan. Yang tidak siap ini mungkin pemerintah untuk membackup keberadaan UKM dan IKM itu sendiri. Ini juga intropeksi buat kita, rata-rata IKM atau koperasi memiliki wawasan yang kurang jauh ke depan. Kalau istilah Menkop UKM kemarin itu, banyak meminta. Padahal sebetulnya bukan banyak meminta hanya mencurahkan perasaan pada kondisi tertentu Misalnya ketika krisis moneter, pemerintah gak pernah mensubsidi kita cara membeli bahan. Di Krakatau Steel, dua minggu harus inden (untuk mendapatkan bahan), ketika dua minggu kualitas barang tidak sesuai yang diharapkan.

Kepada pak Uwoh Saefulloh bahan baku diperoleh dari mana?

Ini bahan bakunya dari Indonesia juga. Cuman (kalau ingin lebih kuat) ada istilahnya kekerasan. Kekerasannya itu nanti gradenya berapa, tinggal diproses lagi. (Bahan baku) dari Krakatau Steel bisa dari yang lain juga bisa, material sebetulnya tidak susah. 

Soal SNI, pak Kadis apa yang bisa dibantu oleh Dinas PESDM?

Ketika sesuatu dinilai SNI, ada prosesnya. Dari mulai bahannya tadi, apakah bahannya siap untuk SNI atau belum? Terus dari sisi pembuatanya, karena semuanya itu akan menentukan akan SNI atau tidaknya. Jadi ada proses yang memang harus ditempuh. Dan memang kita (Dinas PESDM) dengan Kementerian Perindustrian akan menentukan itu. Kan kemarin baru dengan Menteri Koperasi dan UKM, dalam artinya permodalannya ke depannya. Tinggal Menteri Perindustriannya, secara teknis.

Kepada pak Uwoh Saefulloh, mesin yang dimiliki CV. Rhodas sudah cukup belum untuk memenuhi kebutuhan pasar?

Mesin sudah bisa menunjang, kalau kualitas denganmaterial itu bukan Pekerjaan Rumah (PR) pengrajin atau UKM, tapi pemerintah. Pemerintah bisa tidak bersaing dengan negara luar (karena) material bukan kita (pengrajin) yang bikin, bukan UKM yang bikin, tapi pemerintah yang menyediakan. Visualnya kita yang bikin, bentuk dan ukurannya kita yang bikin. Kalau peralatan dan SDM sudah bisa menunjang. Dulu di Cibatu itu yang pertama hanya punya skill atau keahlian (dalam membuat produk logam). Regenasi kedua adalah mesin, regenerasi ketiga adalah manajeman. Jadi sudah lengkap. Dulu itu hanya kerajinan tangan bukan mesin bukan teknologi. Nah sekarang sudah bisa bersaing, kenapa kalau sudah teknologi ada, kenapa tidak diarahkan ke teknologi. Karena kalau monoton dengan tradisional sehari itu pendapatan cuma dua puluhan biji. Kalau mesin, pemerintah butuhnya berapa ribu perhari?

Bagi pak Uwoh, selama ini produk yang dihasilkan CV. Rhodas untuk pasar atau pesanan?

Saya itu kan inovasi, jadi sementara itu pesanan, (tapi) sekarang sudah balance (antara) (dijual) ke pasar dan pesanan. 

Kepada pak Kadis, Untuk meningkatkan daya saing ini apa solusi dari Dinas PESDM?

Bahwa yang namanya para perajin cangkul dan lain-lain bukan hanya dilingkungan di Cibatu, kan ada Kalapanunggal, Jampang, Bojonglopang, Nyalindung,(namun saat ini) terjadi penurunan animo (meneruskan usaha membuat cangkul). (Anak-anak perajin cangkul) lebih banyak dari tukang ojek daripada jadi tukang cangkul. Memang secara kualitas kalau yang dengan handmade, namanya tidak terlalu halus (dalam finishing). Dari situ lah keengganan kaum muda untuk bergelut ke dalam pandai besi.

Ini suatu tantangan bagi pemerintah pusat dan (pemerintah) kabupaten serta kota untuk membantu pendanaan, bukan untuk orangnya tapi alat produksinya. Kalau semuanya suah difasilitasi dengan mesin yang memadai saya yakin kebutuhan akan terpenuhi.

Kepada pak Asep Rohendi, mungkin tidak dalam waktu dekat kebutuhan cangkul ini masuk ke Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah?

Kita sedang mengidentifikasi apa-apa saja agar kita bisa masuk di e-katalog. Untuk bisa ke LKPP butuh dua atau tiga langkah lagi.( Pertama) SNI-nya belum turun, yang kedua ketersedian bahan baku karena kalau sudah dipasang di e-katalog itu kita harus paham dulu bahan baku itu bisa dibeli dimana dan jenis apa. Yang ketiga masalah permodalan.

Ketika pak menteri (Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah) menyatakan bahwa kami akan membentuk tim kecil gabungan dari antar departemen lintas sektor, disitu ada tim UKM, tim manajeman, tim permodalan dan sebagainya. Nanti mereka datang ke kita baru lah kita akan bicara dan mereka akan mengidentifikasi yang dibutuhkan oleh Cibatu dan Sukabumi itu apa untuk bisa memproduksi pacul ini. Kalau kata pak menteri kemarin (pacul buatan Sukabumi) sudah bagus dan kita harus jawab lebih bagusnya seperti apa?

Untuk penyedian bahan baku bagaimana soal itu pak Kadis?

Dengan Krakatau Steel nanti akan dihubungkan, nanti dari kementerian menghubungi Krakatau Steel inilah kebutuhan-kebutuhan di Sukabumi

Kepada pak Uwoh Saefulloh, bisnis pembuatan cangkul ini menjanjikan tidak?

Selama masih banyak sawah atau petani, pasti cangkul itu dibutuhkan. Tidak ada petani, proyek pun membutuhkan cangkul. Sekarang begini, kebutuhan Indonesia pun masih dari luar apalagi misalkan kita bersaing untuk bisa ekspor. Jangan mikirin ekspor, impor pun kita belum mampu. Sumber Daya Manusia (SDM) sudah ada, teknologi sudah ada (jadi) pembinaan dari pemerintah jangan tanggung dari nol sampai finish. 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi03 Mei 2024, 13:36 WIB

Penguatan P2WKSS, Pemkot Sukabumi Tingkatkan Peran Perempuan dalam Pembangunan

Ineu Nuraeni menjelaskan soal P2WKSS dan lokus program di Kelurahan Sukakarya.
Rapat koordinasi program P2WKSS pada Jumat (3/5/2024) di Balai Kota Sukabumi. | Foto: Website KDP Kota Sukabumi
Life03 Mei 2024, 13:30 WIB

6 Alasan Kenapa Perantau Dikenal Punya Mental Tangguh dan Petarung, Ini Penyebabnya

Para perantau pada umumnya akan memiliki mental tanggung dan petarung. Sebab, berada di lingkungan baru membentuknya sedemikian rupa.
Ilustrasi. Alasan perantau punya mental tangguh. Sumber foto : Pexels/GustavoFring
Science03 Mei 2024, 13:25 WIB

Prediksi Temperatur di Jawa Barat, BMKG Soal Suhu Panas di Indonesia dan Asia

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu, pada Kamis 2 Mei 2024 menjelaskan bahwa fenomena ini dipengaruhi oleh gerak semu matahari.
peta temperatur wilayah pada Jumat (3/5/2024) (Sumber: zoom.earth)
Sukabumi03 Mei 2024, 13:16 WIB

Dipasang Bronjong, Dinas PU Tangani Longsor Tebing Di Jalan Surade Sukabumi

UPTD Pekerjaan Umum Jampangkulon Kabupaten Sukabumi melaksanakan kegiatan pemasangan bronjong pada lokasi longsor di ruas jalan Kadaleman-Mareleng Sta 3+800 di Desa Kadaleman, Kecamatan Surade.
Pemasangan bronjong di lokasi longsor di jalan ruas Kadaleman-Mareleng, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Sehat03 Mei 2024, 13:00 WIB

Langkah Simpel Membuat Teh Daun Mangga untuk Menurunkan Kadar Gula Darah

Daun mangga dapat dibuat teh dan dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula darah dalam tubuh.
Ilustrasi - Daun mangga dapat dibuat teh dan dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula darah dalam tubuh. (Sumber : YouTube/G Family Thai).
Life03 Mei 2024, 12:30 WIB

6 Cara Mendidik Anak Agar Jadi Orang yang Berakhlak dan Beradab, Yuk Terapkan!

Cara mendidik anak agar menjadi orang yang berakhlak dan beradab memang impian semua orang tua. Yuk, terapkan!
Ilustrasi. Cara mendidik anak agar berakhlak dan beradab. Sumber foto : Pexels/GustavoRing
Bola03 Mei 2024, 12:00 WIB

Peluang Terakhir ke Olimpiade Paris 2024: Timnas Indonesia U-23 vs Guinea di Laga Play-off

Meskipun kalah dari Irak di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024, Garuda Muda masih memiliki peluang lolos melalui babak play-off melawan Guinea, wakil Afrika.
Meskipun kalah dari Irak di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024, Garuda Muda masih memiliki peluang lolos melalui babak play-off melawan Guinea, wakil Afrika. (Sumber : pssi.org)
Life03 Mei 2024, 11:40 WIB

Simak Alasan dan Konsekuensi Perbedaan Pendapat dalam Mendisiplinkan Anak

Perbedaan pendapat terkadang bisa menjadi pelengkap dalam setiap pasangan, begitu pun ketika mendisiplinkan anak. Namun apa alasan perbedaan itu?
Ilustrasi perbedaan pendapat dalam mendisiplinkan anak. | Foto: Pexels.com/@Migs Reyes
Sukabumi03 Mei 2024, 11:38 WIB

Penampakan Pintu Tol Cisaat di Cibolang Kaler, Realisasi dan Target Tol Bocimi Seksi 3

Proses pembukaan lahan di pintu tol Cisaat di Cibolang Kaler ini dilaporkan oleh edwar widodo, youtuber spesialis pemantau perkembangan pembangunan tol bocimi di Sukabumi.
Proses land clearing, untuk area pintu tol Cisaat di Cibolang Kaler pembanggunan tol bocimi seksi 3 Cibadak - Sukabumi Barat (Sumber: istimewa/akun youtube edwar widodo)
DPRD Kab. Sukabumi03 Mei 2024, 11:33 WIB

Hardiknas 2024, Wakil Ketua DPRD Sukabumi: Kurikulum Merdeka Harus Munculkan Inovasi

Masih ada aspek yang perlu ditingkatkan seiring perkembangan teknologi.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi sekaligus Ketua DPD PKS Kabupaten Sukabumi M Sodikin. | Foto: SU/Ilyas Supendi