Pilar Rusak, Perawatan Jembatan Lama Pamuruyan Sukabumi Dikebut di Tengah Proyek Mangkrak

Sukabumiupdate.com
Jumat 28 Nov 2025, 16:47 WIB
Pilar Rusak, Perawatan Jembatan Lama Pamuruyan Sukabumi Dikebut di Tengah Proyek Mangkrak

Peringatan pekerjaan perawatan Jembatan Pamuruyan, Cibadak, Sukabumi. Lalu lintas tetap padat karena jalur ini merupakan akses utama kendaraan dari dan menuju Sukabumi–Bogor, Jumat (28/11/2025). (Sumber Foto: SU/Ibnu Sanubari)

SUKABUMIUPDATE.com – Di tengah mangkraknya proyek Jembatan Baru Pamuruyan di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, pemerintah pusat saat ini justru mengucurkan anggaran untuk memperkuat struktur Jembatan Pamuruyan lama yang masih menjadi jalur utama kendaraan di ruas Jalan Nasional Sukabumi–Bogor.

Pantauan sukabumiupdate.com pada Jumat (28/11/2025), sejumlah pekerja tampak melakukan pengecoran pada bagian lantai Jembatan Pamuruyan. Perawatan jembatan existing tersebut dikabarkan dilakukan secara parsial dan bertahap.

Major Operasional PT Bhineka Mega Utama (BMU), Iman Firmansah, mengatakan perbaikan difokuskan pada pilar di bawah permukaan air yang mengalami kerusakan dan dinilai dapat memengaruhi kekuatan struktur jembatan.

Ia menegaskan kembali bahwa pekerjaan tersebut merupakan proyek perawatan Jembatan Pamuruyan lama dari Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU), bukan bagian dari proyek jembatan baru yang hingga kini belum selesai.

“Ini reservasi ya, perbaikan jembatan lama. Jadi bukan jembatan baru. Kerja inti kami memperkuat pilar yang di bawah itu. Saya enggak ada urusan dengan jembatan baru yang mangkrak ini,” ujar Iman.

Baca Juga: Asap, Kopi, dan Kesabaran: Jejak Seni Nay dari Kebonpedes Sukabumi Menembus Brasil

Iman menjelaskan perbaikan dilakukan dalam waktu yang sangat terbatas karena ditargetkan rampung pada Desember 2025 atau sebelum Libur Natal dan Tahun Baru 2026.

“Waktu sangat mepet. Pekerjaan ini parsial tapi sangat sulit karena lalu lintas tetap berjalan,” kata dia.

Karena padatnya arus kendaraan, kontraktor terpaksa banyak menggunakan metode manual untuk menghindari kemacetan parah apabila alat berat diturunkan ke lokasi pekerjaan. Metode ini, menurut Iman, membuat pengerjaan lebih mahal karena membutuhkan prosedur yang lebih rumit.

“Metodenya yang mahal karena semua harus dipikirkan matang,” ucapnya.

Secara teknis, pekerja harus membangun kisdam (bendungan sementara) di sisi sungai agar permukaan air bisa diturunkan dan proses pembetonan pilar dapat dilakukan.

“Tidak mungkin bekerja dalam kondisi air tinggi, jadi harus dikeringkan dulu dan baru kita main beton,” jelas Iman.

Baca Juga: Rekaman Asusila Anak dan Ancaman Samurai: Cara Sadis Ayah Tiri di Sukabumi Minta Uang ke Istri di Luar Negeri

Selain tantangan teknis, pekerjaan juga terhambat oleh keberadaan jaringan utilitas seperti pipa PDAM dan kabel PLN yang saling tumpang tindih. Galian untuk pengamanan air hujan tidak dapat dikerjakan sebelum pemindahan jalur utilitas tersebut selesai.

“Kami harus menunggu dulu PLN dan PDAM merapikan jalurnya,” tambahnya.

Nilai anggaran perawatan jembatan ini berada di kisaran Rp2,1 miliar. Namun menurut Iman, masih ada sejumlah penyesuaian teknis yang dilakukan seiring progres pekerjaan di lapangan.

“Yang penting action dulu karena kondisi di lapangan sudah mendesak,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, proyek penggantian dan duplikasi Jembatan Pamuruyan (jembatan baru) yang dimulai sejak 2022 hingga kini belum juga rampung. Hingga berita ini tayang, Kementerian Pekerjaan Umum belum memberikan penjelasan resmi terbaru mengenai kendala yang menyebabkan proyek tersebut mangkrak.

Berita Terkait
Berita Terkini