Ngamuk Berhari-hari, ODGJ di Nagrak Sukabumi Dievakuasi Usai Rusak Rumah

Sukabumiupdate.com
Jumat 14 Nov 2025, 18:43 WIB
Ngamuk Berhari-hari, ODGJ di Nagrak Sukabumi Dievakuasi Usai Rusak Rumah

Petugas Opsiga Cabang Sukabumi saat melakukan evakuasi ODGJ di Nagrak Sukabumi. (Sumber : Istimewa.).

SUKABUMIUPDATE.com - Seorang warga yang diketahui merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bernama Mamat (33 tahun), asal Kampung Ciganas, Desa Nagrak Utara, Kecamatan Nagrak, dievakuasi ke RS Marzoeki Mahdi, Bogor setelah tiga hari berturut-turut membuat keributan dan merusak rumah miliknya serta rumah tetangga.

Proses evakuasi berlangsung dramatis dan penuh tantangan, sebagaimana diceritakan Arum, Operator Sistem Gender dan Anak (Opsiga) Komisi Perempuan Indonesia (KPI) Cabang Sukabumi, yang turut menangani kasus ini.

Arum menjelaskan bahwa amukan Mamat sebenarnya sudah berlangsung sejak beberapa hari sebelum dievakuasi. “Sebenarnya itu kan ngamuknya itu udah tiga hari yang lalu, berturut-turut udah ditahan. Emang awalnya kan pernah dirawat juga, belum lama di tahun 2025 ini pernah dirawat di Marzoeki Mahdi,” ungkapnya kepada Sukabumiupdate.com, Jumat (14/11/2025).

Baca Juga: Hampir Diamuk, Warga Cicantayan Sukabumi Pergoki Pria Mencurigakan Dekati Motor Saat Ronda Malam

Menurut laporan yang diterima pihak desa dan relawan, Mamat mulai mengamuk sejak Selasa pagi. Pada malam harinya, dalam kondisi hujan deras, warga kembali melapor karena situasinya memburuk. “Rumahnya itu udah habis, pintunya habis semuanya,” kata Arum. Puskesmas sempat turun memberikan suntikan penenang, namun ketenangan itu tidak bertahan lama.

Pada Rabu pagi, Mamat kembali berulah dan merusak rumah tetangganya. Bahkan, sejumlah perabot di rumah orang tuanya pun hancur. Situasi semakin mengkhawatirkan saat warga hampir tidak mampu mengendalikan keadaan. “Warga udah gak kuat… bapaknya hampir kena sajam kalau gak dihalangin,” tuturnya.

Mamat sempat dibawa ke Puskesmas dan kembali disuntik untuk menenangkan diri. Namun di sana pun ia kembali mengamuk hingga melukai beberapa orang. “Pokoknya udah sampai kewalahan, udah nyekek orang berapa orang. Udah gitu kita ikat di puskesmas,” jelas Arum.

Perjalanan menuju RS Marzoeki Mahdi pun penuh risiko. Setibanya di wilayah Pamuruyan, Cibadak Mamat kembali memberontak hingga ambulans hampir oleng. Relawan dan petugas terpaksa berhenti di Pos Lantas Elang Simpang Cikidang untuk meminta bantuan. “Nyari borgol gak ada, adanya lakban. Dari polisi dikasih sok terapi dulu. Alhamdulillah selamat sampai Marzuki Mahdi,” ujarnya.

Arum mengatakan, empat laki-laki dewasa ikut membantu pengamanan dalam ambulans, namun tetap saja kondisinya sulit dikendalikan. Ia juga mengaku sering mendapat salah paham dari masyarakat karena sirine ambulans menyala sementara pasien terlihat duduk tenang dari luar. “Padahal ya gitu, yang ngamuk,” katanya.

Menurut Arum, tantangan berikutnya adalah penanganan pascarawat. Mamat tinggal bersama orang tuanya, dan setelah keluar dari rumah sakit, pihak relawan bingung menentukan langkah lanjutan. “Mau dimasukin rehab ke Sentra Phala Martha, ternyata desilnya itu 6 ke atas, sedangkan yang bisa mengikuti rehabilitasi desil di bawah 5," ucapnya.

Hal itu membuat proses rehabilitasi sering kali tidak tepat sasaran dan terhambat oleh aturan administrasi. Hingga kini, Mamat telah berada di RS Marzoeki Mahdi untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

 

Berita Terkait
Berita Terkini