SUKABUMIUPDATE.com – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kabupaten Sukabumi kembali menggelar kegiatan literasi kolaboratif bertajuk KOPI BAPER (Kolaborasi Pintar Bareng Perpustakaan) dengan tema “Stop Bullying”, Kamis (13/11/2025). Kegiatan berlangsung di Gedung Perpustakaan Kabupaten Sukabumi dan diikuti oleh pelajar serta masyarakat umum.
Kegiatan kali ini menghadirkan Lia Barah Juariyah, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi, sebagai narasumber. Acara dipandu oleh moderator Deddy Mulyadi dan dibawakan secara interaktif oleh MC Fira Nurvyantika (Rara).
Melalui tema “Stop Bullying”, kegiatan ini menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari perundungan, terutama bagi generasi muda.
Dalam paparannya, Lia Barah Juariyah menegaskan bahwa bullying bukan sekadar tindakan iseng, melainkan bentuk kekerasan yang dapat menimbulkan dampak jangka panjang bagi korban, baik secara psikologis maupun sosial.
Baca Juga: Aroma Sejarah di Cangkir Kopi Diarpus: Seduh dan Seruput Literasi di Sukabumi Expo 2025
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk menumbuhkan budaya saling menghormati serta keberanian melawan perundungan.
Program KOPI BAPER menjadi wadah bagi Diarpus Kabupaten Sukabumi untuk mengembangkan fungsi perpustakaan sebagai ruang pembelajaran sepanjang hayat sekaligus ruang dialog sosial.
Melalui kolaborasi dengan DP3A, kegiatan ini memperluas makna literasi tidak hanya sebatas membaca dan menulis, tetapi juga mencakup literasi sosial dan emosional yang penting bagi pembentukan karakter masyarakat.
Kepala Bidang Perpustakaan Diarpus Kabupaten Sukabumi, Anzar Kusnandar, menyampaikan bahwa KOPI BAPER diharapkan mampu menumbuhkan empati, karakter positif, serta semangat kolaborasi antarinstansi dalam membangun masyarakat literat yang berdaya dan peduli terhadap isu sosial.
Acara berlangsung hangat dan interaktif. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dalam sesi diskusi. Kegiatan ditutup dengan seruan bersama untuk menolak segala bentuk kekerasan dan perundungan, serta ajakan menjadikan perpustakaan sebagai ruang edukasi, inspirasi, dan gerakan perubahan sosial. (adv)





