SUKABUMIUPDATE.com - Respon pihak sekolah terkait adanya plester luka yang ditemukan di dalam sajian menu Makan Bergizi gratis (MBG) salah satu muridnya cukup mengejutkan, pasalnya Kepala Sekolah (Kepsek) menganggap insiden tersebut dapat dimaklumi mengingat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memiliki beban kerja yang tinggi.
Diketahui, video viral temuan plester luka di menu MBG itu terjadi kepada salah satu murid di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gadis di wilayah Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi pada Senin (20/10/2025) yang disalurkan oleh SPPG Cigunung. Menanggapi hal tersebut, Iis Irawati selaku Kepala Sekolah menilai insiden terjadi hanya karena kesalahan teknis yang mungkin terjadi di SPPG.
“Kalau sehari-hari, SPPG Cigunung itu cukup baik memberikan MBG ke sekolah kami dan memang tidak pernah ada komplain apapun. Kalau kemarin ada kejadian seperti itu mungkin hanya kesalahan teknis dari pihak dapur saja,” ujar Iis saat dikonfirmasi sukabumiupdate.com, Selasa (21/10/2025).
Baca Juga: Bansos 900 Ribu 2025 dari Kemensos Cair, Warga Sukabumi Yuk Cek Ini Linknya!
Selain itu, pihaknya memahami kondisi dapur penyedia MBG yang harus melayani ribuan porsi setiap hari. “Kami memaklumi karena memang bukan sedikit yang harus dilayani. Kalau tidak salah satu dapur itu 3.500 porsi. Bagi kami itu bukan hal yang membahayakan juga, apalagi makanan tersebut belum dimakan oleh anaknya,” ucapnya.
Menurutnya, pelayanan SPPG Cigunung selama ini cukup baik dan cepat tanggap jika ada keluhan. “Jadi saya rasa tidak usah dibesar-besarkan masalah ini, karena memang layanan SPPG Cigunung untuk SD Gadis itu cukup baik selama ini dan cepat menanggapi jika kami ada komplain,” katanya.
Lebih lanjut, Iis mengaku tidak memiliki kekhawatiran pasca insiden temuan plester luka dalam hidangan menu MBG muridnya itu dan tetap percaya kepada SPPG Cigunung sebagai penyalur menu MBG untuk SDN Gadis.
“Insyaallah nggak khawatir, karena ini juga jadi pembelajaran bagi mereka. Pihak sekolah pun tidak tahu sebelumnya karena guru-guru hanya membagikan makanan saja kepada anak-anak. Mungkin anaknya bawa pulang dan orang tuanya yang membuka, jadi kami tahunya malam,” jelasnya.
Baca Juga: Jaksa Penuntut Umum Tolak Pledoi, Nikita Mirzani Tetap Dituntut 11 Tahun Penjara
Ia juga menegaskan bahwa sekolah tidak memiliki kewajiban untuk melapor ke dinas terkait, karena MBG merupakan program yang langsung diterima oleh peserta didik. “Kami hanya penerima dan pembagi, bukan penyelenggara. Kalau ada komplain, biasanya dari orang tua. Tapi kami yakin SPPG yang ditunjuk itu sudah memenuhi standar gizi dari BGN dan memiliki ahli gizi,” tutur Iis.
Iis menilai, sejauh ini menu MBG dari SPPG Cigunung cukup beragam dan memenuhi standar. “Cuma kemarin ada kesalahan seperti itu saya rasa manusiawi, dari salah satu karyawan saja, bukan kesengajaan,” katanya.
Sementara itu, salah satu orang tua murid, Dian (37 tahun), berharap kualitas dan kebersihan menu MBG tetap dijaga. “Untuk kokinya lebih hati-hati menjaga higienisnya. Menu MBG selama ini bagus, kadang anak-anak ada yang suka dan enggak, bahkan ada yang dibawa pulang. Contohnya kemarin salad mentah mungkin,” ungkapnya.
Dian juga meminta agar variasi menu terus ditingkatkan dan tampilannya dibuat lebih menarik. “Harapannya ke depan variasi makanan lebih ditingkatkan gizinya juga, dan yang lebih disukai anak-anak. Selain itu juga mungkin nasinya dicetak seperti bento biar selera anak-anak bertambah,” harapnya.