Kisah Dua Bersaudara Penyandang Disabilitas di Sukabumi Hidup di Rumah Tak Layak Huni Tanpa MCK

Sukabumiupdate.com
Senin 29 Sep 2025, 11:33 WIB
Kisah Dua Bersaudara Penyandang Disabilitas di Sukabumi Hidup di Rumah Tak Layak Huni Tanpa MCK

Kapen dan Imas, dua bersaudara penyandang disabilitas yang hidup dalam keterbatasan di Nyalindung Sukabumi. (Sumber: Dok Warga)

SUKABUMIUPDATE.com - Dua bersaudara penyandang disabilitas di Kampung Lengkob RT 003/002, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, hidup dalam keterbatasan, selama ini mereka hidup di rumah tidak layak huni berukuran kurang lebih 5 x 7 meter tanpa MCK.

Keduanya adalah Kapen (54 tahun), seorang tunanetra sekaligus tunarungu yang berstatus duda dengan satu anak bernama Suhendri (14 tahun), serta adiknya Imas (51 tahun), yang mengalami tuna rungu dan tuna wicara serta belum menikah. Mereka tinggal bersama ayahnya yang sudah lanjut usia.

Baca Juga: PLN Sukabumi Gelar Jumat Berbagi, Hadirkan Energi Saling Menguatkan di Tengah Masyarakat

Berdasarkan informasi, rumah yang ditinggali dua bersaudara penyandang disabilitas itu disebut sudah lapuk dan tidak layak, untuk kebutuhan sehari-hari, mereka mengandalkan pemberian dari saudara terdekat hingga tetangganya. Meski demikian, dalam keterbatasannya, sehari-hari Kapen selalu menyempatkan untuk mencari kayu bakar untuk kebutuhan sehari-harinya.

Kepala Desa Kertaangsana, Ence Ruswandi mengaku baru mengetahui kondisi warganya itu sejak dua hari kebelakang dari laporan warga dan langsung mendatangi dua bersaudara itu, sekaligus memberikan bantuan berupa sembako hasil iuran pribadi bersama staf desa lainnya.

“Betul, kami baru tahu dua hari kebelakang. Padahal kepala dusun sering ke lokasi untuk pungut PBB, bahkan saya bersama staf juga beberapa kali datang saat kegiatan Safari Maulid. Namun tidak ada informasi dari keluarga, tetangga, maupun RT setempat,” kata Ence, kepada sukabumiupdate.com, Senin (29/9/2025).

Baca Juga: Penyebab Stres: Dari Hal Sepele hingga Faktor Berat yang Mengganggu Hidup

“Alhamdulillah, kehadiran kami diterima. Pihak keluarga pun berterima kasih atas sedikit bantuan dari pemerintah desa,” tambahnya.

Terkait kondisi Suhendri, anak Kapen yang disebut dalam kondisi normal, namun putus sekolah karena keterbatasan biaya, Pihaknya berkomitmen untuk membantu pendidikannya agar Suhendri dapat kembali bersekolah.

“Kami sudah komunikasikan agar Suhendri bisa melanjutkan ke jenjang SLTA yang ada di wilayah Desa Kertaangsana. Untuk meringankan ongkos, kami sarankan ia sekolah sambil mondok di pesantren. Kalau ada biaya, insyaallah akan kita bantu bersama,” ujar Ence.

Lebih lanjut, mengingat kondisi tempat tinggal dua bersaudara penyandang disabilitas tersebut, Ence menyebut akan segera melayangkan surat kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi agar keluarga Kapen segera mendapat perhatian, terlebih terkait bantuan sosial keluarga Kapen yang disebut tidak pernah didapatnya beberapa waktu terakhir.

“Untuk BLT memang belum masuk, karena pada musyawarah desa khusus tidak ada laporan dari RT terkait kondisi keluarga ini. Tapi untuk tahun 2026, atas instruksi saya, warga ini harus masuk penerima BLT Dana Desa,” tegasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini