SUKABUMIUPDATE.com – Upaya penyisiran terus dilakukan pasca serangan hewan buas yang menewaskan puluhan ternak domba milik warga Desa Gunungmalang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Hingga Minggu (7/9/2025), jumlah ternak yang mati bertambah menjadi 25 ekor.
Kepala Desa Gunungmalang, Ajang Rahmat, bersama sekitar 60 warga turun langsung ke lokasi untuk mencari jejak predator. Penyisiran difokuskan di area sekitar kejadian, dengan melibatkan pemburu babi, anggota BPD, LPM, serta tokoh masyarakat.
“Masih di hutan penyisiran bersama warga masyarakat yang ada di TKP. Kita bawa juga yang biasa memburu babi, ada anggota BPD, LPM, hampir semua terlibat di sini, sekitar 60 orang. Sekarang masih belum ketemu, ini saya masih di hutan disisir,” kata Ajang saat dihubungi, Minggu (7/9/2025).
Menurut Ajang, langkah ini diambil sebagai bentuk kewaspadaan dan upaya memastikan keberadaan hewan buas yang meresahkan warga.
Baca Juga: Diduga Diterkam Macan Tutul, 20 Domba Milik Warga Cikidang Sukabumi Mati
Serangan Beruntun Tewaskan Puluhan Domba
Diberitakan sebelumnya, peristiwa ini pertama kali terjadi pada Kamis (4/9/2025) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Sebanyak 11 ekor domba milik Nuryana ditemukan mati di kandang pada pagi harinya.
“Sebagian besar mengalami luka di leher. Kerugian ditaksir mencapai Rp11 juta. Peristiwa ini tidak dilaporkan ke pemerintah desa,” kata Kapolsek Cikidang, AKP Hotben Sianturi.
Dua hari berselang, Sabtu (6/9/2025), serangan kembali terjadi sekitar pukul 03.00–05.00 WIB. Warga menemukan sembilan ekor domba mati saat akan diberi pakan pukul 06.00 WIB. Hewan ternak korban tersebut milik Farid (4 ekor, kerugian Rp5 juta), Pipid (3 ekor, Rp4,5 juta), dan Ahmad (2 ekor, Rp3 juta). Total kerugian ditaksir Rp12,5 juta.
Kondisi Domba yang mati dengan kondisi luka di Desa Gunungmalang, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi.
“Dari kondisi domba yang mati, sebagian besar terdapat luka di bagian leher. Dugaan sementara memang diserang hewan buas,” ujar Hotben.
Dengan dua kejadian beruntun itu, total korban mencapai 20 ekor domba dengan kerugian sekitar Rp23,5 juta. Namun pada Minggu (7/9/2025) siang, Kepala Desa Ajang Rahmat kembali mengonfirmasi ada penambahan jumlah korban.
“Betul informasinya, sekarang jadi 25 domba. Hari ini ada serangan dua kali, cuma permasalahannya belum ada yang bisa memastikan apakah itu macan tutul atau hewan buas lainnya,” jelas Ajang.
Baca Juga: Diduga Timbulkan Polusi, Pabrik PCB di Cikembar Sukabumi Disetop Usai Didemo Warga
Dugaan Serangan Macan Tutul
Wilayah Cikidang berada di zona penyangga Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang menjadi habitat berbagai satwa liar, termasuk macan tutul. Dugaan sementara pun mengarah pada satwa dilindungi tersebut, berdasarkan jejak kaki dan ciri luka pada ternak.
“Kalau macan, lukanya sobeknya kecil kalau dari luar, tapi di dalam terkoyak-koyak. Itu salah satu cirinya selain dari jejak kaki. Masalahnya, jejak yang ada itu ada yang besar dan ada yang kecil. Kemungkinan besar kalau memang macan, itu macan lagi beranak, jadi sama anaknya,” terang Ajang.
Meski begitu, ia menilai ada kejanggalan. Biasanya macan yang membunuh mangsanya akan membawa atau memakan sebagian tubuh ternak. “Ini cuma dicekik saja. Hanya ada satu yang lehernya dimakan, sebagian besar cuma dicekik, tulang leher patah dan remuk,” tambahnya.
Tindak Lanjut dari BKSDA dan TNGHS
Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bogor, Iwan Setiawan, mengatakan pihaknya akan meninjau lokasi bersama tim Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan dan Camat Cikidang pada Senin (8/9/2025).
“Rencana tim KSDAE dan Pak Camat akan tinjau lokasi, Insya Allah besok,” kata Iwan saat dikonfirmasi sukabumiupdate.com, Minggu (7/9/2025).
Menurutnya, tim TNGHS juga sudah melakukan pengecekan awal, namun perlu pendalaman serta edukasi masyarakat.
“Kemarin dari TNGHS sudah cek lokasi. Perlu pendalaman lagi, dan edukasi pada masyarakat,” ujarnya.
Warga Diminta Waspada
Sejak kejadian pertama, pemerintah desa telah berkoordinasi dengan TNGHS, Bhabinkamtibmas, Babinsa, hingga Camat Cikidang. Warga pun diimbau meningkatkan kewaspadaan, terutama terkait keamanan ternak.
Ajang menambahkan, posisi kandang domba warga berada di belakang rumah dengan jarak paling jauh sekitar tujuh meter. Untuk mengantisipasi serangan berikutnya, ia meminta warga melakukan ronda malam dan mengevakuasi ternak.
“Kita arahkan masyarakat untuk ronda malam dan mengevakuasi ternak. Misalkan ada 10 kandang, kita jadikan 5 supaya pengawasannya lebih efisien,” pungkas Ajang.