Kasus Siswi SMA Ditampar Guru Gegara Foto Selfie, DP3A Sukabumi Beri Pendampingan Psikologis

Sukabumiupdate.com
Selasa 26 Agu 2025, 21:47 WIB
Kasus Siswi SMA Ditampar Guru Gegara Foto Selfie, DP3A Sukabumi Beri Pendampingan Psikologis

DP3A Kabupaten Sukabumi dampingi siswi SMA di Cicurug yang diduga mengalami kekerasan fisik dari guru. Fokus pemulihan psikologis. (Sumber Foto: Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com – Kasus dugaan kekerasan fisik yang dialami seorang siswi SMA Negeri di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, terus mendapat perhatian. Korban yang diduga ditampar gurunya gara-gara unggahan foto selfie di media sosial, kini mendapatkan pendampingan psikologis dari pemerintah daerah.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi, Eki Radiana Rizki, menegaskan pihaknya sangat menyesalkan peristiwa ini terjadi di lingkungan pendidikan.

“Kami sangat menyesalkan terjadinya kekerasan fisik di sekolah. Harapan kami, ke depan tidak ada lagi kejadian seperti ini di seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Sukabumi,” ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Selasa (26/8/2025).

Menindaklanjuti kasus tersebut, UPTD PPA Wilayah Utara/Sukabumi langsung melakukan penjangkauan dan konseling psikologis terhadap korban pada Senin (25/8/2025). Bahkan, bukan hanya korban utama, seorang siswi lain yang juga ikut terdampak secara psikologis turut mendapatkan pendampingan.

“Fokus kami pada pendampingan psikolog anak. Ternyata selain korban, ada temannya yang juga terimbas. Dia yang pertama melakukan screenshot dan mengirimkan ke oknum guru tersebut, sehingga ikut merasa terguncang,” jelas Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD PPA, Yeni Dewi Endrayani menambahkan.

Baca Juga: Bupati Sukabumi Tugaskan DP3A Dampingi Siswi Korban Kekerasan Guru Gegara Selfie

Menurut Yeni, kedua siswi hingga kini masih mengalami shock akibat peristiwa yang ramai diperbincangkan publik. Namun, tanda-tanda trauma baru bisa dipastikan setelah dua hingga tiga bulan ke depan.

“Kalau trauma itu tidak bisa serta merta dilihat saat ini. Biasanya baru bisa terlihat setelah dua sampai tiga bulan ke depan,” tuturnya.

Pendampingan psikologis pertama dilakukan cukup intensif, dimulai pukul 11.00 hingga 15.00 WIB. DP3A berharap upaya pendampingan ini dapat membantu korban dan rekannya agar tetap stabil secara psikologis. Yeni menekankan pentingnya hubungan yang sehat antara guru dan siswa agar peristiwa serupa tidak terulang.

Sebelumnya, Bupati Sukabumi Asep Japar juga angkat bicara. Ia menegaskan pihaknya tidak tinggal diam dan telah memerintahkan jajarannya turun langsung menangani kasus ini. Sementara itu, pihak sekolah telah menonaktifkan sementara guru yang terlibat sambil menunggu keputusan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Berita Terkait
Berita Terkini