Abah Asep, Founder Desa Wisata Hanjeli Raih Penghargaan di Svarna Bhumi 2025

Sukabumiupdate.com
Rabu 13 Agu 2025, 14:15 WIB
Abah Asep, Founder Desa Wisata Hanjeli Raih Penghargaan di Svarna Bhumi 2025

Abah Asep Dinobatkan sebagai salah satu penerima Pahlawan Pangan di Svarna Bhumi 2025. (Sumber : Dokpri Asep Hidayat).

SUKABUMIUPDATE.com - Abah Asep Hidayat Mustopa, penggagas Desa Wisata Hanjeli di Sukabumi, akan menerima penghargaan Pahlawan Pangan dalam acara Svarna Bhumi 2025. Penghargaan ini diberikan atas dedikasinya mengembangkan tanaman hanjeli menjadi komoditas unggulan yang memberdayakan masyarakat lokal. 

Acara yang digelar oleh Kick Andy Metro TV bersama PT Pupuk Indonesia ini akan berlangsung pada 15 Agustus 2025 di Studio Grand Metro TV, Jakarta Barat. “Alhamdulillah, saya cukup senang karena mewakili Sukabumi dan Jawa Barat, mungkin. Bisa hadir Kembali di panggung besar Metro TV dan Kick Andy dan ini acara penghargaan dari Pupuk Indonesia,” ungkap Asep kepada Sukabumiupdate.com (13/8/25).

Asep berharap bahwa hal ini menjadi momentum bagaimana Kabupaten Sukabumi melihat peluang untuk pengenalan alternatif pangan, kearifan lokal dan mendapatkan dukungan yang lebih konkret untuk daerah, agar Hanjeli tidak semata dikenal di Tingkat nasional.

Baca Juga: 7 Tokoh Pahlawan Asal Tatar Sunda Jawa Barat, Ada dari Sukabumi

 “Sejatinya,sih! Ini kado untuk Kabupaten Sukabumi di hari kemerdekan 80 tahun RI, saya senang bisa memberikan kontribusi walaupun tidak begitu besar. Tapi, ini bentuk kecintaan kami terhadap daerah,” lanjutnya.

Founder Desa Wisata Hanjeli Kabupaten Sukabumi, Asep Hidayat peraih penghargaan Kalpataru 2023 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kategori perintis lingkungan.Founder Desa Wisata Hanjeli Kabupaten Sukabumi, Asep Hidayat saat meriah peraih penghargaan Kalpataru 2023 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kategori perintis lingkungan. | Istimewa.

Desa Wisata Hanjeli yang dibangun Abah Asep telah menjadi contoh sukses pemberdayaan masyarakat berbasis pangan lokal. Melalui tanaman hanjeli, ia menciptakan berbagai produk olahan seperti tepung, rengginang, dan nasi liwet yang tidak hanya meningkatkan ekonomi warga tetapi juga melestarikan tanaman lokal yang hampir punah. Kiprahnya ini mengantarkannya meraih penghargaan Kalpataru 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 

Keberhasilan Abah Asep tidak lepas dari keterlibatan aktif masyarakat sekitar, terutama para ibu rumah tangga dan mantan pekerja migran. Mereka dilatih untuk mengolah hanjeli menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, sekaligus menjadi pemandu wisata edukasi di desa tersebut. Kolaborasi ini menjadikan Desa Wisata Hanjeli sebagai destinasi unggulan yang menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. 

Svarna Bhumi 2025 merupakan ajang penghargaan bagi individu dan kelompok yang berkontribusi besar di bidang pangan, pertanian, dan pemberdayaan masyarakat. Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi lebih banyak pihak untuk mengembangkan potensi lokal secara berkelanjutan. Abah Asep dipilih karena konsistensinya dalam mengubah hanjeli dari tanaman marginal menjadi sumber penghidupan bagi banyak orang. 

Dalam acara tersebut, Abah Asep akan berbagi pengalaman tentang tantangan dan keberhasilan yang ia hadapi dalam membangun Desa Wisata Hanjeli. Kisahnya diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk turut serta melestarikan kekayaan pangan lokal Indonesia. Ia juga akan menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan swasta dalam menciptakan ketahanan pangan. 

“Alhamdulillah, 15 tahun konsisten mengenalkan Hanjeli sebagai pangan Lokal untuk pelestarian, Diversifikasi Produk, Edukasi Wisata dan Riset nasional dan Internasional. Tetap semangat membangun dari pelosok negeri Sukabumi.” Pungkas penerima Anugerah Sukabumi Heroes 2016 untuk kategori pegiat wisata ini.

Penghargaan ini menjadi bukti bahwa inovasi dan kerja keras berbasis kearifan lokal mampu menciptakan dampak luas bagi masyarakat. Abah Asep dan Desa Wisata Hanjeli telah menunjukkan bahwa ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi bisa dimulai dari hal-hal sederhana di tingkat desa. Svarna Bhumi 2025 tidak hanya menjadi momen apresiasi, tetapi juga pengingat akan potensi besar yang dimiliki oleh komunitas lokal di seluruh Indonesia.

Penulis: Danang Hamid

Berita Terkait
Berita Terkini