SBMI Sukabumi Bergerak, Pria Ciracap Meninggal di Kamboja Diduga Korban Perdagangan Orang

Sukabumiupdate.com
Sabtu 19 Jul 2025, 22:39 WIB
SBMI Sukabumi Bergerak, Pria Ciracap Meninggal di Kamboja Diduga Korban Perdagangan Orang

Pertemuan Ketua DPC SBMI Sukabumi Jejen Nurjanah (paling kanan) dengan pihak keluarga Deni Sugiarto (36 tahun) dan Kepala Desa Purwasedar Defi Susandi (tengah). | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi menerima pengaduan dari keluarga Deni Sugiarto (36 tahun), pekerja migran asal Kampung Cidangdeur RT 33/08 Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, yang dilaporkan meninggal dunia di Kamboja pada 17 Juli 2025.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) SBMI Sukabumi Jejen Nurjanah mengungkapkan sudah bertemu dengan pihak keluarga Deni pada Sabtu (19/7/2025) dan Kepala Desa Purwasedar, Defi Susandi. Agenda pertemuan di wilayah Kecamatan Palabuhanratu, tersebut adalah membuat laporan pengaduan dan meminta pendampingan.

“Kami sudah menerima laporan dan akan menindaklanjuti dengan bersurat secara resmi ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja, dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI),” kata Jejen kepada sukabumiupdate.com.

Jejen menyebut, berdasarkan keterangan keluarga dan informasi awal yang dihimpun, kasus yang dialami Deni Sugiarto mengarah pada dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). "Jika dilihat dari kronologi yang disampaikan, kasus ini sudah memenuhi tiga unsur TPPO yaitu proses, cara, dan tujuan,” ujarnya menjelaskan.

Baca Juga: Pilu! Pria Ciracap Sukabumi Meninggal di KBRI Kamboja: Jenazah Tertahan, Diduga Korban TPPO

Menurutnya, kejadian ini dapat dipengaruhi kondisi sulitnya mencari kerja, juga kemungkinan besar menjadi korban iming-iming pekerjaan di luar negeri yang ditemukan melalui media sosial atau teman, tanpa melalui prosedur resmi, kemudian berangkat ke sana dan diduga terjebak dalam jaringan perdagangan orang.

“Ini harus menjadi perhatian bersama. Banyak masyarakat kita yang karena faktor ekonomi dan sulitnya mendapat pekerjaan, akhirnya tergiur tawaran kerja di media sosial yang belum tentu valid. Edukasi dan sosialisasi mengenai migrasi aman dan prosedural sangat penting dilakukan hingga ke desa-desa,” tegas Jejen.

Jejen mengatakan keinginan dari pihak keluarga adalah jenazah Deni bisa segera dipulangkan ke tanah air. Mereka juga meminta agar negara hadir dan membantu seluruh proses, termasuk pembiayaan pemulangan jenazah dari Kamboja ke Sukabumi. “Kami masih menunggu kelengkapan dokumen dari desa sebagai dasar proses advokasi lebih lanjut,” katanya.

SBMI Sukabumi mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap tawaran kerja di luar negeri yang tidak jelas asal-usul dan kelegalannya dan selalu berkoordinasi dengan lembaga resmi sebelum memutuskan untuk menjadi pekerja migran.

Baca Juga: Jerat Gelap di Asia Tenggara: Sukabumi dalam Pusaran Perdagangan Manusia

Kepala Desa Purwasedar Defi Susandi membenarkan bahwa dirinya telah meminta bantuan kepada Ketua DPC SBMI Sukabumi, Jejen Nurjanah, terkait warganya yang dikabarkan meninggal dunia di Kamboja.

"Kami telah bertemu dengan Bu Jejen dari SBMI untuk membantu menangani kasus ini. Betul korban merupakan warga kami dan informasi dari keluarga meninggal di luar negeri (Kamboja). Semoga keinginan keluarga dan harapan kami warga Desa Purwasedar, almarhum bisa dipulangkan," ujar dia.

Keluarga menerima kabar duka ini pada Kamis (17/7/2025) sekira pukul 20.00 WIB dari pihak KBRI di Kamboja, yang menyebut Deni ditemukan tak bernyawa di toilet kantor KBRI pada pukul 19.30 waktu setempat. Namun hingga Jumat (18/7/2025), keluarga belum menerima bukti visual apa pun mengenai jenazah Deni.

Deni yang masih berstatus lajang awalnya berangkat ke luar negeri tanpa memberi banyak penjelasan kepada keluarga. Menurut Aben Husaeni (40 tahun), kakak ipar, Deni hanya berpamitan untuk bekerja di luar negeri, tanpa menyebut negara tujuan maupun jenis pekerjaan.

Selama di Kamboja, Deni tetap menjalin komunikasi dengan keluarga, meski tidak terlalu sering. Ia tidak pernah mengeluhkan pekerjaannya, bahkan sempat mengirim uang ke keluarga untuk memperbaiki dapur rumah. Deni disebut menerima gaji sekitar Rp 12 juta per bulan. Namun keluarga mengetahui Deni memiliki riwayat sakit lambung dan tipes.

Kamis sore, menjadi percakapan terakhir Deni dengan keluarga. Saat itu ia memberi kabar tubuhnya terasa lemas dan hendak ke rumah sakit. Setelah itu, Deni berencana mendatangi kantor KBRI Kamboja untuk mengurus paspor sebagai persiapan pulang ke Indonesia.

Berita Terkait
Berita Terkini