9 Mei 1907: Sukabumi ke Lapangan Haarlem, Van Gogh dalam Sorak dan Derita Tim Oranje

Sukabumiupdate.com
Jumat 09 Mei 2025, 13:36 WIB
Ilustrasi Sportpark Koninklijke HFC, Haarlem, tahun 1907-an. | Foto: Chatgpt.com

Ilustrasi Sportpark Koninklijke HFC, Haarlem, tahun 1907-an. | Foto: Chatgpt.com

SUKABUMIUPDATE.com - Kamis, 9 Mei 1907, di Sportpark Koninklijke HFC, Haarlem, Lothar Van Gogh mencatatkan sejarah sebagai pesepak bola yang memperkuat tim nasional Belanda untuk kedua dan terakhir kalinya. Dalam pertandingan melawan Belgia, tim oranje harus menerima kekalahan dengan skor 1-2. Van Gogh tidak mencetak gol dalam laga tersebut. Cedera lutut kemudian mengakhiri kariernya yang menjanjikan.

Meski singkat, kontribusi Van Gogh tetap dikenang, terutama sebagai pemain yang pernah menyelamatkan Belanda pada debutnya. Pertandingan ini menjadi tonggak penting dalam karier seorang atlet muda yang merupakan bagian dari keluarga bangsawan kolonial di Hindia Belanda. Minggu, 14 April 1907, pria kelahiran Sukabumi 7 Februari 1888 itu menjalani laga pertamanya. Tim oranje menang 3-1 atas Belgia di Stadion Kiel Beerschot, Antwerpen.

Van Gogh adalah putra Jeanette Louise Vos (1854–1906) dan Johannes Van Gogh (1854–1913), pemilik perkebunan kopi di wilayah Sukabumi yang juga sepupu Vincent Van Gogh, administrator kolonial sipil di Hindia Belanda. Vincent Van Gogh sendiri adalah sepupu Vincent Van Gogh, pelukis terkenal Belanda dengan nama yang sama.

Vincent Van Gogh (bersama Johannes Van Gogh) mendapatkan sewa atau erfpacht tanah di Palabuhanratu dengan luas 51 bow/35 hektare. Lokasinya bernama Saninten dengan izin yang diberikan tanggal 8 Maret 1897. Dia juga memiliki saham di beberapa perkebunan di sekitar Ciseureuh dan Ciomas, bahkan pernah menjabat sekretaris di Soekaboemische Landbouw Vereeniging. Keluarga Van Gogh lainnya ada yang menjadi pemilik dan administrator perkebunan teh Gunung Paok Palabuhanratu.

“Banyak dari keluarga Van Gogh yang menjadi olahragawan sehingga hobi dia juga berolahraga sampai bermain 19 kali untuk tim kriket Belanda sebagai pemukul klub kriket Rood Wit antara 1904 sampai 1922. Dia satu-satunya anggota keluarga yang berhasil masuk timnas Belanda sebagai pesepak bola. Latihan olahraga diperkenalkan kepada saudara-saudaranya oleh ayah Van Gogh sejak usia dini selama di perkebunan Sukabumi, ketika olahraga masih belum umum dilakukan masyarakat,” kata pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah.

Lothar Van Gogh, pesepak bola Belanda kelahiran Sukabumi pada 7 Februari 1888. | Sumber foto: WikipediaLothar Van Gogh. | Sumber foto: Wikipedia

Baca Juga: 14 April 1907: Debut Lothar Van Gogh, Pesepak Bola dari Sukabumi yang Menyelamatkan Tim Oranje

Data karier Lothar Van Gogh. | Sumber: eu-football.infoData karier Lothar Van Gogh. | Sumber: eu-football.info

“Selain kriket dan sepak bola, Van Gogh pun bermain hoki. Sementara dalam sepak bola, dia menjadi gelandang yang tangguh. Dalam menyerang, Van Gogh bekerja dengan perhitungan paling presisi dan penguasaan bola lengkap. Dia dianggap sebagai ahli teknis bola dan taktis yang tiada duanya, namun hanya dua kali bermain untuk timnas Belanda yakni pada 1907.”

Pada usia 19 tahun atau debutnya, Lothar Van Gogh menyelamatkan Belanda saat melawan Belgia di Stadion Kiel Beerschot. Setelah 90 menit permainan, skor menjadi 1–1, disebabkan gol Van Gogh pada menit 74. Di perpanjangan waktu, Van Gogh kembali mencetak gol untuk Tim Oranje (menit 118). Skor akhir 3-1 untuk kemenangan Belanda.

Sebulan kemudian, tepatnya 9 Mei 1907 di Sportpark Koninklijke HFC, Haarlem, Belanda, Lothar Van Gogh memainkan pertandingan internasionalnya yang kedua dan terakhir. Kali ini Belgia membawa pulang kemenangan (1-2) dan Van Gogh tidak mampu mencetak gol. Dia mengalami cedera lutut sehingga tidak bisa melanjutkan kariernya dan kembali ke Sukabumi.

“Van Gogh akhirnya berkarier sebagai insinyur dan sering mengunjungi saudaranya di Palabuhanratu. Pada 1918 dia menikah dengan Josephine Maria Voorthuis (kelahiran 1895) dan dikaruniai tiga anak. Pada masa Jepang, Van Gogh ditangkap oleh pasukan Jepang dan diwajibkan melakukan kerja paksa. Van Gogh meninggal pada 28 Mei 1945 di salah satu kamp interniran Jepang di Cimahi dan dimakamkan di pemakaman Belanda Leuwigajah Cimahi,” ujar Irman.

Berita Terkait
Berita Terkini