SUKABUMIUPDATE.com - Mengobati luka pada kulit, baik yang tampak di permukaan maupun maupun tersembunyi di dalam jaringan, umumnya dilakukan dengan menggunakan obat medis yang tersedia di apotek, baik tanpa resep maupun dengan anjuran dokter.
Meski begitu, alam juga menyediakan alternatif penyembuhan melalui berbagai jenis tanaman dan daun berkhasiat yang telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Penasaran apa saja? Yuk, simak penjelasannya!
Pilihan Daun Obat untuk Luka Kulit
Beberapa tanaman herbal dan daun telah lama dikenal memiliki khasiat menyembuhkan luka, baik luka luar seperti luka lecet dan luka terbuka, maupun luka dalam seperti lebam atau memar. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.
Baca Juga: 6 Solusi Alami Meredakan Hidung Tersumbat Tanpa Obat yang Bisa Anda Coba di Rumah
1. Lidah Buaya
Lidah buaya (Aloe vera) merupakan salah satu tanaman herbal yang cukup populer karena manfaatnya dalam menjaga kesehatan kulit, termasuk membantu proses penyembuhan luka.
Tanaman ini diketahui efektif mengobati berbagai jenis luka, seperti luka bekas operasi, luka bakar, luka akibat tekanan (ulkus dekubitus), psoriasis, hingga luka pada puting yang pecah. Bahkan, lidah buaya juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati luka dalam, seperti memar.
Gel dari daun lidah buaya bisa langsung dioleskan ke area luka. Kandungan gel ini sangat tinggi air sekitar 99% sehingga mampu menjaga kelembapan kulit. Gel lidah buaya terbukti dapat meningkatkan produksi kolagen di kulit, yang berperan penting dalam proses regenerasi jaringan kulit.
Efek dingin dari gel ini juga dapat mengurangi nyeri serta gatal pada luka. Cara menggunakannya cukup mudah, potong daun lidah buaya, ambil gelnya, dan oleskan langsung pada luka. Ulangi beberapa kali dalam sehari untuk hasil yang optimal.
2. Daun Jarak
Daun jarak (Jatropha curcas) sudah lama dikenal dalam pengobatan tradisional karena memiliki sifat antiseptik dan antiinflamasi yang kuat.
Ekstrak dari daun ini mampu mempercepat proses pemulihan luka, termasuk luka terbuka, luka bakar, dan luka berdarah. Hal ini disebabkan oleh kandungan senyawa aktif di dalam daun jarak yang dapat membunuh bakteri dan mikroorganisme lain penyebab infeksi.
Selain itu, nutrisi dalam daun jarak juga dapat merangsang pertumbuhan sel kulit baru, sehingga mempercepat penyembuhan luka.
Untuk penggunaannya, daun jarak cukup dihancurkan hingga halus lalu dioleskan langsung ke luka. Alternatif lain, Anda juga bisa menggunakan minyak jarak.
3. Daun Sambiloto
Sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Selatan, seperti India dan Sri Lanka, namun kini telah menyebar ke negara-negara lain termasuk Thailand, Cina, dan Indonesia terutama di Pulau Jawa.
Daun, batang, serta akarnya memiliki khasiat untuk pengobatan herbal berbagai penyakit, termasuk luka pada kulit. Kandungan senyawa aktifnya meliputi:
- Andrographolide
- Diterpenoid
- Flavonoid
- Xanthones
- Polifenol
- Noriridoides
Zat-zat tersebut diketahui memiliki sifat antioksidan, antiinflamasi, antimikroba, bahkan antikanker. Daun sambiloto efektif membantu penyembuhan luka karena mengandung senyawa antimikroba yang melawan infeksi dan kandungan antiinflamasi yang mengurangi pembengkakan serta peradangan.
Penggunaan sambiloto bisa dengan cara menghaluskan daunnya dan mengoleskannya langsung ke luka. Bisa juga dibuat menjadi infus dan digunakan sebagai kompres.
4. Daun Binahong
Daun binahong (Anredera cordifolia) merupakan tanaman obat yang dikenal karena kemampuannya mempercepat penyembuhan luka.
Beberapa kandungan bioaktif di dalam daun binahong antara lain:
- Flavonoid
- Saponin
- Alkaloid
- Etanol
- Polifenol
- Tanin
- Quinone
- Steroid
Senyawa tersebut memberikan efek antioksidan, antitoksin, antiinflamasi, serta antimikroba. Kandungan antimikroba dalam daun binahong bekerja dengan membunuh kuman penyebab infeksi, sementara sifat antiinflamasinya membantu mengurangi pembengkakan pada luka.
Cara penggunaan, daun binahong dihancurkan dan ditempelkan pada luka luar. Gantilah daun secara berkala. Walaupun bisa dipakai untuk luka bakar, penggunaannya di wajah perlu hati-hati karena belum ada cukup informasi tentang efek sampingnya. Hentikan pemakaian jika muncul iritasi.
Baca Juga: 5 Tanaman Obat yang Harus Ada di Rumah: Praktis, Alami, dan Efektif!
5. Kunyit
Kunyit (Curcuma longa), selain dikenal sebagai bumbu dapur, juga merupakan tanaman herbal yang banyak digunakan dalam pengobatan luka.
Kunyit mengandung kurkumin, senyawa aktif yang berfungsi sebagai antiseptik dan antibakteri alami. Kurkumin juga memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan serta pembengkakan, serta mempercepat regenerasi sel kulit dan produksi kolagen.
Untuk penggunaannya, kunyit bubuk bisa dicampur dengan air hingga berbentuk pasta, lalu dioleskan ke area luka. Lakukan beberapa kali sehari untuk mendapatkan hasil maksimal.
6. Daun Sirih
Daun sirih (Piper betle) dikenal sebagai tanaman obat dengan berbagai manfaat, termasuk untuk penyembuhan luka.
Jenis daun sirih sangat beragam: hijau, merah, perak, gading, bulu, Irian, hingga sirih hitam. Sirih hijau adalah yang paling umum digunakan sebagai tanaman hias sekaligus obat.
Sebagian besar kandungan daun sirih adalah air (85–90%). Dalam 100 gram daun sirih terdapat:
- 44 kalori
- 0,4–1% lemak
- 3% protein
- Iodin: 3,4 mcg
- Natrium: 1,1–4,6%
- Vitamin A: 1,9–2,9 mg
- Asam nikotinat: 0,63–0,89 mg
- Vitamin B1: 13–70 mcg
- Vitamin B2: 1,9–30 mcg
Minyak atsiri dalam daun sirih mengandung senyawa fenolik yang memiliki sifat antibakteri. Selain membantu membunuh kuman penyebab infeksi, daun sirih juga merangsang pertumbuhan jaringan kulit baru dan meredakan rasa nyeri dan gatal.
Daun sirih bisa dihancurkan dan ditempelkan pada luka atau direbus, lalu airnya digunakan untuk membasuh luka.
7. Temulawak
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) sering digunakan sebagai tanaman obat karena mengandung kurkumin seperti kunyit.
Kurkumin pada temulawak bersifat antiseptik dan antibakteri, serta memiliki kemampuan antiinflamasi yang bisa mengurangi pembengkakan. Temulawak juga membantu mempercepat regenerasi kulit.
Gunakan temulawak dengan cara menghaluskan rimpangnya, lalu oleskan pada luka. Bisa juga digunakan sebagai bahan salep herbal.
8. Daun Kopasanda
Daun kopasanda (Chromolaena odorata L.), dikenal juga sebagai Siam weed, merupakan tanaman herbal yang efektif dalam mengobati luka.
Kandungan senyawa aktif dalam daun ini antara lain:
- Flavonoid
- Fenolat
- Fenol
- Tanin
- Alkaloid
- Terpenoid
- Ranin
- Saponin
- Steroid
- Minyak atsiri
Daun kopasanda memiliki sifat antiseptik, antiinflamasi, dan antioksidan yang dapat mempercepat proses pemulihan luka. Daun ini juga bermanfaat untuk menghentikan perdarahan ringan.
Cara penggunaan: daun dihaluskan dengan blender atau ditumbuk hingga menjadi pasta, lalu dioleskan ke luka yang sudah dibersihkan.
Baca Juga: 7 Tips Ampuh Merawat Rambut Agar Tetap Sehat di Cuaca Panas
9. Daun Balakacida
Balakacida, yang juga termasuk dalam jenis Chromolaena odorata, mengandung berbagai senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan steroid.
Selain itu, daun ini juga kaya mineral seperti:
- Kalsium
- Magnesium
- Kalium
- Fosfat
- Zat besi
- Zink
Senyawa dan mineral tersebut membuat balakacida efektif sebagai antiseptik dan antibakteri, terutama untuk luka bakar atau luka terbuka. Sama seperti lainnya, daun ini dihaluskan hingga berbentuk pasta lalu dioleskan ke luka yang telah dibersihkan.
Baca Juga: Tips Skin Prep yang Tepat: Kunci Makeup Tahan Lama & Flawles
Namun, penting untuk memastikan daun yang digunakan benar-benar bersih dan higienis untuk mencegah infeksi tambahan. Jika luka tampak serius atau tidak kunjung sembuh, segera konsultasikan dengan tenaga medis.
Mengobati luka dengan daun herbal sudah menjadi bagian dari tradisi pengobatan di banyak budaya. Meskipun secara umum aman, efektivitas dan keamanannya tergantung pada jenis daun, cara penggunaan, serta kondisi luka itu sendiri.
Sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter atau ahli herbal, terutama jika menggunakan tanaman yang belum umum dikenal, atau jika luka tak kunjung sembuh dengan perawatan tradisional.
SUMBER
Hello Sehat
PENULIS
Muhammad Syauqi Musyaffa, Mahasiswa Magang Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Sukabumi