SUKABUMIUPDATE.com – Pembukaan Jakarta Innovation Days (JID) 2025 yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Bappeda DKI telah resmi dibuka pada 21 Oktober 2025 mengusung tema "Explore, Connect, and Impact". Acara ini bertujuan sebagai wadah bagi para inovator, kreator, dan pelaku usaha untuk menampilkan karyanya, serta memfasilitasi kolaborasi dan akselerasi pembangunan kota.
Kolaborasi antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta dengan Kementerian Ekonomi Kreatif ini berlokasi utama di Kawasan Dukuh Atas, khususnya di sekitar area Transit-Oriented Development (TOD) dan berlangsung hingga 25 Oktober 2025.
"Dengan 19 sesi Innovation Talks, Rector’s Summit yang dihadiri 150+ rektor dari seluruh Indonesia, 100+ Innovation booths, dan live music performance dari musisi Jakarta, kita bakal ngerayain inovasi dan masa depan Jakarta selama 5 hari penuh!" tulis akun @jakartainnovationdays
Dalam forum strategis ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua faktor utama penyebab tingginya angka kegagalan startup di Indonesia: minimnya pemahaman terhadap kebutuhan pasar dan lemahnya dukungan bagi hasil riset. Temuan ini dipresentasikan dalam sesi Innovation Talks, menambah kedalaman analisis pada perhelatan JID 2025.
Baca Juga: Gali Emas di Tanah Sendiri Tanpa Izin, 2 Penambang di Cikakak Sukabumi Terancam 5 Tahun Bui
Yurike Patrecia Marpaung, Sekretaris Deputi Riset dan Inovasi Daerah BRIN, menekankan bahwa banyak produk atau layanan yang dikembangkan startup justru tidak menjawab persoalan riil di masyarakat. “Banyak startup yang gagal, dan alasan utamanya adalah minimnya pemasaran. Jadi, apa yang dihasilkan startup justru tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Yurike. Menurutnya, inovasi yang tidak didasarkan pada penelitian mendalam tentang pasar dan perilaku konsumen akan kesulitan menemukan penerimaan, sehingga berujung pada kegagalan komersial.
Dari Riset ke Pasar Menjembatani Jurang Inovasi
Selain masalah pemasaran, BRIN juga menyoroti tantangan besar dalam transformasi hasil riset menjadi produk yang bernilai ekonomi. Yurike menjelaskan, banyak startup yang terjebak dalam fase riset tanpa mampu melangkah lebih jauh akibat kurangnya dukungan pendanaan dan regulasi.
“Seringkali, startup gagal karena hasil riset yang mereka kembangkan tidak mendapatkan dukungan, baik pendanaan maupun regulasi. Seringkali, ketika startup mulai berkembang, ia terpuruk dalam proses selanjutnya, dan ini berdampak pada ekosistem riset dan inovasi,” paparnya. Fase kritis antara penyelesaian riset dan komersialisasi produk ini sering disebut sebagai “lembah kematian” (valley of death) atau “jurang kematian”, di mana banyak ide-ide brilian akhirnya gagal mencapai pasar.
Baca Juga: Sam Rivers in Memoriam & Amarah 'Break Stuff' Jadi Kesedihan Kolektif Penggemar Limp Bizkit di 2025
Menanggapi tantangan sistemik ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mengumumkan terobosan baru: peluncuran Ekosistem Riset dan Inovasi Jakarta (JRIE). Platform ini dirancang sebagai wadah kolaboratif yang mempertemukan akademisi, startup, inovator, dan lembaga pemerintah untuk bersama-sama menciptakan solusi nyata bagi berbagai permasalahan ibu kota.
Andhika Ajie, Kepala Pusat Riset dan Inovasi Daerah di Bappeda DKI Jakarta, menegaskan bahwa JRIE terbuka untuk semua startup di Indonesia, tidak terbatas di Jakarta.“Startup dari mana saja, startup dari Probolinggo, startup dari Yogyakarta, silakan bergabung di sini. Siapa tahu, kalian bisa memecahkan masalah Jakarta,” ajak Andhika.
Inisiatif JRIE diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara penemuan riset dan penerapannya di pasar, sekaligus menyediakan akses pendanaan dan dukungan regulasi yang lebih jelas.
Jakarta Innovation Days 2025 sendiri akan berlangsung hingga 25 Oktober mendatang di kawasan Dukuh Atas Transit-Oriented Development (TOD). Acara ini menampilkan 19 sesi Innovation Talks dengan 85 pembicara dan lebih dari 100 booth pameran inovasi, serta dimeriahkan oleh creative market dan penampilan musik, menjadi bukti semangat kolaborasi untuk memacu ekosistem inovasi tanah air.